Kamis, Maret 27, 2008

Palapa Ring, Seberapa Potensikah…?


Mungkin bagi sebagian besar masyarakat sudah sering mendengar mengenai PALAPA RING, tapi sebenarnya apa sih palapa ring itu? Dari kata yang terdengar mungkin masyarakat awam akan menghubungkannya dengan Patih Gajahmada yang pernah bersumpah dengan sebutan Sumpah Palapa, atau mungkin bagi masyarakat dahulu sering mendengar mengenai Satelit Palapa. Satelit Palapa merupakan satelit kebanggaan Bangsa Indonesia pada jamannya, karena Indonesia merupakan negara Asia pertama yang memiliki satelit. Itu merupakan suatu prestasi besar.

Lalu apa hubungannya dengan Palapa Ring? Di zaman yang serba teknologi informasi atau disingkat IT ini sudah bisa dipastikan kalo kebutuhan akan informasi semakin besar, dengan pembangunan proyek ini ditargetkan penetrasi telepon dan internet di Indonesia bisa dipercepat. Selain itu, biaya telekomunikasi dan internet juga diharapkan bisa ditekan hingga hanya 10% dari biaya yang dikenakan saat ini.

Palapa Ring adalah jaringan penompang utama atau biasa disebut backbone yang menghubungkan pulau-pulau dan kota-kota di Indonesia bagian timur. Semacam jalan yang bebas hambatan dengan kapasitas yang sangat besar untuk lalu lintas informasi digital. Lalu kenapa harus Indonesia bagian timur ? Karena kondisi sekarang ini di Indonesia sudah memiliki jaringan eksisting hanya di bagian barat. (lihat gambar). Melalui infrastuktur itu maka diharapkan akan terjadi pertukaran informasi yang lebih besar dan mampu menumbuhkan berbagai aktivitas positif dan bermanfaat. Dimana infrastruktur itu untuk mendorong warga Indonesia berpeluang lebih baik untuk memperoleh berbagai manfaat.

Untaian backbone Palapa Ring akan menghubungkan Sulawasi, Maluku, Papua dan Nusatenggara melalui 32 lokasi landing point. Dengan adanya backbone tersebut, maka berbagai layanan infoCom akan bisa dikembangkan diwilayah ini untuk menunjang perekonomian setempat. Jaringan Palapa Ring akan menjangkau 33 provinsi, 440 kota/kabupaten di seluruh Indonesia, dengan total panjang kabel laut sejauh 35.280 km dan kabel daratan sejauh 21.807 km. Pembangunan Palapa Ring juga merupakan langkah penting untuk mengawali program kerja pemerintah yang bertujuan mendistributsikan berbagai data ke seluruh institusi pemerintahan yang ada di Indonesia seperti program National Single Windows, e-passport dan National Identity Number.

Melalui Proyek Palapa Ring ini, konsorsium akan membangun, membiayai dan mengoperasikan jaringan serat optik ini dengan Telkom yang mau mengambil porsi terbesar dalam pembiayaan proyek untuk mendapatkan kouta kapasitas yang juga paling besar. Jumlah investasi total proyek ini mencapai USD 225,037 juta atau sekitar Rp 2,07 triliyun. Telkom menyandang sekitar 40 % dari nilai total investasi tersebut sedangkan anggota konsorsium lainnya masing-masing sekitar 13.3%, kecuali satu anggota lain sekitar 6.4%. Dengan penyertaan dana 40% , praktis Telkom mendapatkan kouta kapasitas paling besar, yaitu setara dengan 40 Gbps.

Manfaat yang bisa didapatkan dari tersedianya infrastruktur tersebut diantaranya pendidikan, dimana dengan keberadaan internet yang murah maka informasi yang berupa ilmu pendidikan dapat masuk ke seluruh pelosok masyarakat. Sedangkan untuk kesehatan, bisa menyambungkan puskesmas yang ada diberbagai pelosok desan dengan rumahsakit , tenaga medis maupun dokter yang ada dikota besar. Sehingga antara dokter dan pasien pun bisa saling berkonsultasi dengan cara teleconverence maupun telradiology. Untuk pengembangan ekonomi, dengan hadirnya teknologi informasi membuat masyarakat di pedalaman dapat membeli barang-barang yang hanya tersedia di kota. Dan juga dapat melakukan transaksi uang tanpa bertemu secara fisik atau melalui ATM, telepon selular. Dan yang paling penting tentu saja akan tersedianya layanan telekomunikasi dari voice hingga broadband sampai ke seluruh kota dan kabupaten.

Dari manfaat yang ada, sudah tentu kita harus mendukung rencana pemerintah dalam membangun palapa ring. Tapi yang menjadi kendala adalah mengenai rencana pembangunannya yang dibangun oleh tujuh operator. Tentunya setiap operator pasti hanya menginginkan wilayah yang menurut mereka sangat menguntungkan dari sisi bisnis. Lalu bagaimana juga dengan pengoperasiannya ? apa seluruh operator akan membagi jatah pengoperasiannya sesuai dengan lahan pembangunannya ? atau akan dibuat konsorsium sendiri dalam pengoperasiannya. Yang lebih diawasi lagi adalah dalam proses pembangunannya, sebagaimana kita ketahui bahwa dalam suatu proyek didaerah tertentu pasti banyak kendalanya, mulai dari kendala alam maupun kendala yang dibuat oleh manusia sendiri. Apalagi dalam proyek gali menggali, pasti banyak perizinan yang harus dibayarkan. Dengan kondisi seperti ini sudah saat nya kita menghimbau daerah –daerah untuk memberikan kemudahan dalam pembangunan Palapa Ring ini. Dan tentunya respon positif sudah harus didapat dari pemda setempat. Mungkin kendala ini harus dibahas dalam waktu dekat, mengingat pelaksanaannya sudah harus dimulai.

Setelah Palapa Ring jalan, bagaimana dengan nasib satelit ? Satelit akan selalu diperlukan, untuk menjangkau sampai ke pelosok-pelosok. Untuk penyiaran dan sebagai back-up apabila kondisi fiber optic sedang down. Tapi penggunaan satelit tidak untuk traffic yang besar. Saat ini jaringan selullar sudah mulai membangun sampai ke kecamatan-kecamatan. Jaringan selullar kita malahan saat ini sebagai pemakai transponder terbesar dari satelit. Dengan hadirnya Palapa ring, tentu operator selullar akan melepaskan pemakian saluran satelit yang tentunya biayanya sangat tinggi. Sehingga pemakaiannya hanya untuk rute-rute yang lebih remote area lagi.

Bima Indra Gunawan
Management Telekomunikasi Universitas Indonesia

Sumber:
1. berbagai sumber
2. Depkominfo
3. survey penetrasi

Tidak ada komentar: