Ada hal yang sepertinya menarik untuk diceritakan... mengenai posisi seorang suami dalam rumah tangga
Seorang pemimpin dalam rumah tangga adalah suami, dan istri adalah pendamping. Tapi itu dulu, kalo sekarang suami istri adalah pemimpin dalam rumah tangga. Jaman sekarang rasanya hampir hilang kekuasaan mutlak seorang suami(ingat ya MUTLAK)
Jaman sekarang, semua keputusan diambil secara musyawarah antara suami dan istri. Meskipun terkadang suatu keputusan diambil secara musyarawah, tapi tetap saja keputusan akhir biasanya terletak disuami. Lalu bagaimana dengan posisi seorang anak, anak bisa memberi masukan dan juga bisa menentukan keputusan apabila dilakukan voting atau suara terbanyak. Jadinya demokrasi deh...
Keputusan dalam rumah tangga tidak boleh berbeda-beda, misalnya suami memutuskan A maka Istripun harus memiliki keputusan A, jangan B atau C. Sehingga semua anggota keluarga seperti anak tidak bingung. Apabila keputusannya berbeda, seperti contoh istri melarang jajan kepada anak tapi suami malah membolehkan jajan, maka bisa membuat anak bingung dan merasa kalo tindakannya ada yang membela. Alhasil, anakpun merasa kalo keputusan keluarganya plin-plan dan sulit untuk menentukan mana yang baik dan mana yang buruk.
Bahkan bukan cuma anggota rumah tangga saja yang bingung, yang bukan anggota keluarga lainpun akan bingung apabila keputusan antara suami dan istri berbeda. dikiranya keluarga ini gak serasi donk.
Itu yang saya ambil dari buku NANNY 911, meskipun cuma minjem. Tapi lumayan lah... belajar jadi seorang bapak...ups Abah.
Ada benarnya dengan pelajaran dari buku itu. Tapi saya jadi ingat, bagaimana pendapat suami dalam menentukan keputusan yang berbau peralatan rumah tangga dan sejenisnya...
Terkadang saya sebagai seorang suami merasa, terserah aja lah, mau dibeli perabotan apa mau pakai apa ya tidak masalah, yang penting uangnya cukup (hehe... cukup gak yank). Tapi kok kalo terserah kayanya gak peduli amat dengan kebutuhan rumah tangga, jadinya istri saya terkadang meminta pendapat..... "Pilih mana Yank ?"
"Gimana kalo yang Ini....?" jawabku
"Gak mau yang ini lah, yang Itu aja" balas istriku
Giman sih nih, tadi nanya mau yang mana, tapi tetep aja keputusan ditangannya. Tau gitu mending gak usah nanya.
Begitulah, terkadang demokrasi itu harus dilaksanakan, meskipun keputusan sudah ada.
Baca lagi...
Kamis, Januari 29, 2009
Selasa, Januari 27, 2009
Menara Jakarta
Sudah tau belum kalo di Jakarta akan dibangun menara setinggi 558 m. Wow, tertinggi didunia, tapi menara ya bukan gedung ini dibangun di kawasan Kemayoran, Jakarta Pusat.
Menara itu bakal mengalahkan CN Tower di Toronto, Kanada (553 m), Oriental Pearl Tower, Shanghai, China (460 m), dan KL Tower, Kuala Lumpur, Malaysia (421 m). Sepertinya menara jakarta ingin mengambil alih gelar-gelar di GUINESS BOOK OF THE RECORD deh. Layaknya sebuah gengsi, menara jakarta akan menjadikan gengsi atau simbol kemakmuran bangsa ini.
Terbayangkan kalo di Jakarta ada menara tertinggi di dunia, sedangkan disebelah timur Indonesia masih banyak warga negara ini yang kelaparan. Berarti simbol menara jakarta sangat berbeda jauh dengan keadaan sebenarnya dari bangsa kita.
Meskipun beberapa pejabat menjelaskan bahwa Menara Jakarta sebagai solusi jaringan telekomunikasi dan broadcast, tapi banyak pihak yang meragukan kehandalannya. Komentar dari Roesdiman”Menara Jakarta akan menjadi bangunan telco dan broadcast tertinggi dunia, menjadi pendukung sistem telekomunikasi dan penyiaran dengan antena di puncak menara sebagai shared facility,”. Bahkan PT.Telkom juga ingin berkantor dimenara ini. Menara Jakarta akan menjadi pusat jaringan di bidang teknologi komunikasi dan informasi dengan data center dan disaster recovery center, serta mendukung fungsi pemonitoran bagi TNI/Polri dengan surveillance camera.
Suatu ide dan sistem jaringan yang sangat bagus. Berarti tidak dibutuhkan lagi tower-tower BTS yang sudah seperti hutan tower dan merusak pemandangan. Tapi apakah akan berjalan mulus? Coba hitung, ada berapa operator di negara kita ?banyak operator
Lalu berapa banyak antena yang akan dipasang di Menara Jakarta? Wow, bisa jadi Menara Jakarta bukan lagi seperti yang diharapkan. tapi malah bisa menjadi pusat jamur(antena) yang menempel di kaki.
Kemudian bagaimana nasib dari area-area yang terhalangi oleh gedung tinggi ? Apa masih memungkinkan mendapat sinyal selular yang bagus hasil dari multipath. Rasanya masih banyak yang harus diamati dan dikajikan secara luas.
Belum lagi Menara jakarta akan dibangun pusat bisnis internasional, dilengkapi perkantoran, hotel, pusat gaya hidup, dan gedung multifungsi. Untuk mendukung pariwisata, dibangun dek observasi dan restoran berputar. Juga wahana edutainment ”Indonesia Discovery” yang memaparkan sejarah, keragaman budaya, dan kekayaan alam Indonesia, yang dikemas secara audio visual dengan media berteknologi modern.
Semoga menara tersebut benar-benar bermanfaat, dan tentunya tahan gempa. Setidaknya menara itu mampu menampung berjuta-juta orang yang kehilangan tempat tinggal akibat banjir di Jakarta.
Baca lagi...
Menara itu bakal mengalahkan CN Tower di Toronto, Kanada (553 m), Oriental Pearl Tower, Shanghai, China (460 m), dan KL Tower, Kuala Lumpur, Malaysia (421 m). Sepertinya menara jakarta ingin mengambil alih gelar-gelar di GUINESS BOOK OF THE RECORD deh. Layaknya sebuah gengsi, menara jakarta akan menjadikan gengsi atau simbol kemakmuran bangsa ini.
Terbayangkan kalo di Jakarta ada menara tertinggi di dunia, sedangkan disebelah timur Indonesia masih banyak warga negara ini yang kelaparan. Berarti simbol menara jakarta sangat berbeda jauh dengan keadaan sebenarnya dari bangsa kita.
Meskipun beberapa pejabat menjelaskan bahwa Menara Jakarta sebagai solusi jaringan telekomunikasi dan broadcast, tapi banyak pihak yang meragukan kehandalannya. Komentar dari Roesdiman”Menara Jakarta akan menjadi bangunan telco dan broadcast tertinggi dunia, menjadi pendukung sistem telekomunikasi dan penyiaran dengan antena di puncak menara sebagai shared facility,”. Bahkan PT.Telkom juga ingin berkantor dimenara ini. Menara Jakarta akan menjadi pusat jaringan di bidang teknologi komunikasi dan informasi dengan data center dan disaster recovery center, serta mendukung fungsi pemonitoran bagi TNI/Polri dengan surveillance camera.
Suatu ide dan sistem jaringan yang sangat bagus. Berarti tidak dibutuhkan lagi tower-tower BTS yang sudah seperti hutan tower dan merusak pemandangan. Tapi apakah akan berjalan mulus? Coba hitung, ada berapa operator di negara kita ?
Lalu berapa banyak antena yang akan dipasang di Menara Jakarta? Wow, bisa jadi Menara Jakarta bukan lagi seperti yang diharapkan. tapi malah bisa menjadi pusat jamur(antena) yang menempel di kaki.
Kemudian bagaimana nasib dari area-area yang terhalangi oleh gedung tinggi ? Apa masih memungkinkan mendapat sinyal selular yang bagus hasil dari multipath. Rasanya masih banyak yang harus diamati dan dikajikan secara luas.
Belum lagi Menara jakarta akan dibangun pusat bisnis internasional, dilengkapi perkantoran, hotel, pusat gaya hidup, dan gedung multifungsi. Untuk mendukung pariwisata, dibangun dek observasi dan restoran berputar. Juga wahana edutainment ”Indonesia Discovery” yang memaparkan sejarah, keragaman budaya, dan kekayaan alam Indonesia, yang dikemas secara audio visual dengan media berteknologi modern.
Semoga menara tersebut benar-benar bermanfaat, dan tentunya tahan gempa. Setidaknya menara itu mampu menampung berjuta-juta orang yang kehilangan tempat tinggal akibat banjir di Jakarta.
Baca lagi...
Curhat
Telekomunikasi
Nasihat Semut, Laba-Laba dan Lebah
Pernah gak sih kita mengamati binatang disekitar kita ? coba deh perhatiin sebentar saja antara semut, laba-laba dan lebah.
Saya coba jelasin sedikit, kalo semut itu tipe binatang yang suka mengumpulkan apa saja, mulai dari yang kecil sampai yang besar. Bahkan terkadang kita juga sering melihat semut membawa makanannya yang besarnya lebih dari tubuhnya. Semua dikumpulkan setiap waktu, setiap hari dan bahkan hasilnya seakan-akan untuk makan bertahun-tahun.
Padahal kita tahu kalo semut itu belum tentu hidupnya sampai setahun.
Yang kedua adalah laba-laba, yup laba-laba yang menjadi idola tokoh anak-anak. Laba-laba itu memiliki sarang yang sangat kuat, bahkan apabila dikumpulkan dan dijadikan setebal baju, maka kuatnya sampai mampu menahan peluru. Tapi bukan itu yang ingin dibahas.
Laba-laba itu bisa dibilang sangat jahat, apa saja yang terperangkap di sarangnya pasti langsung dimakan. Meskipun sarangnya tampak lemah oleh kita, tapi bagi binatang yang seukuran mungkin akan menjadi momok yang menakutkan. Semua yang terjebak di sarangnya langsung dilahap. Tak peduli siapa yang ada disarangnya, bahkan laba-laba jantan saja setelah kawin maka akan dibunuh oleh betinanya. Bukan tidak mungkin telurnya sendiri menjadi santapan makanannya. Seolah-oleh laba-laba itu berfikir, siapa yang hari ini bisa dimakan ? bukannya apa, kapan , dimana?
Selanjutnya adalah lebah. Meskipun lebah terlihat jahat dengan sengatannya, tapi lebah melakukan itu karena melindungi dirinya sendri. Jadi kalo tidak diganggu ya tidak akan membalas. Lihat sarangnya, berbentuk segi enam yang sangat kuat dan kokoh, bahkan isinya hanya di isi dengan sesuatu yang bagus-bagus. Misalnya sari bunga, dll yang akhirnya bisa dikonsumsi oleh manusia sebagai minuman yang mujarab. Seakan-akan lebah tidak ingin sarangnya diisi oleh hal-hal yang tidak bagus.
Lalu apa hubungannya dengan manusia? bila diamati hidup seseorang itu ada yang seperti semut, laba-laba atau lebah. Seperti semut apabila setiap harinya orang itu hanya mengumpulkan segalanya dan menumpuknya terus menerus. Seakan-akan harta/ilmu kelak akan membantunya sampai mati.
Seperti laba-laba apabila seseorang seolah-olah selalu saja mencari mangsa untuk kelangsungan hidupnya. Dia tidak peduli siapa yang dimangsanya, termasuk saudaranya sendiri kalo perlu sikat saja lah.
Dan ada pula meski sedikit yang bertindak seperti Lebah. Selau saja mencari yang baik-baik bahkan tidak apa-apa kalo dirinya rugi asal orang lain tidak rugi. Semua hal yang cari kelak bermanfaat bagi dirinya maupun orang lain.
Selanjutnya, tindakan seperti yang mana kah dari kita ??
Baca lagi...
Saya coba jelasin sedikit, kalo semut itu tipe binatang yang suka mengumpulkan apa saja, mulai dari yang kecil sampai yang besar. Bahkan terkadang kita juga sering melihat semut membawa makanannya yang besarnya lebih dari tubuhnya. Semua dikumpulkan setiap waktu, setiap hari dan bahkan hasilnya seakan-akan untuk makan bertahun-tahun.
Padahal kita tahu kalo semut itu belum tentu hidupnya sampai setahun.
Yang kedua adalah laba-laba, yup laba-laba yang menjadi idola tokoh anak-anak. Laba-laba itu memiliki sarang yang sangat kuat, bahkan apabila dikumpulkan dan dijadikan setebal baju, maka kuatnya sampai mampu menahan peluru. Tapi bukan itu yang ingin dibahas.
Laba-laba itu bisa dibilang sangat jahat, apa saja yang terperangkap di sarangnya pasti langsung dimakan. Meskipun sarangnya tampak lemah oleh kita, tapi bagi binatang yang seukuran mungkin akan menjadi momok yang menakutkan. Semua yang terjebak di sarangnya langsung dilahap. Tak peduli siapa yang ada disarangnya, bahkan laba-laba jantan saja setelah kawin maka akan dibunuh oleh betinanya. Bukan tidak mungkin telurnya sendiri menjadi santapan makanannya. Seolah-oleh laba-laba itu berfikir, siapa yang hari ini bisa dimakan ? bukannya apa, kapan , dimana?
Selanjutnya adalah lebah. Meskipun lebah terlihat jahat dengan sengatannya, tapi lebah melakukan itu karena melindungi dirinya sendri. Jadi kalo tidak diganggu ya tidak akan membalas. Lihat sarangnya, berbentuk segi enam yang sangat kuat dan kokoh, bahkan isinya hanya di isi dengan sesuatu yang bagus-bagus. Misalnya sari bunga, dll yang akhirnya bisa dikonsumsi oleh manusia sebagai minuman yang mujarab. Seakan-akan lebah tidak ingin sarangnya diisi oleh hal-hal yang tidak bagus.
Lalu apa hubungannya dengan manusia? bila diamati hidup seseorang itu ada yang seperti semut, laba-laba atau lebah. Seperti semut apabila setiap harinya orang itu hanya mengumpulkan segalanya dan menumpuknya terus menerus. Seakan-akan harta/ilmu kelak akan membantunya sampai mati.
Seperti laba-laba apabila seseorang seolah-olah selalu saja mencari mangsa untuk kelangsungan hidupnya. Dia tidak peduli siapa yang dimangsanya, termasuk saudaranya sendiri kalo perlu sikat saja lah.
Dan ada pula meski sedikit yang bertindak seperti Lebah. Selau saja mencari yang baik-baik bahkan tidak apa-apa kalo dirinya rugi asal orang lain tidak rugi. Semua hal yang cari kelak bermanfaat bagi dirinya maupun orang lain.
Selanjutnya, tindakan seperti yang mana kah dari kita ??
Baca lagi...
Curhat
Tips
Rabu, Januari 21, 2009
Bunga untuk Istriku
"Aku mungkin bukan pujangga
Aku mungkin tak slalu ada
Ini diriku apa adanya....
Mungkin aku bukan pujangga
Yang pandai merangkai kata
Ku tak slalu kirimkan bunga
Tuk ungkapkan hatiku "
Base Jam - Bukan Pujangga
Gak Sering sih, tapi mungkin pernah. Baru aja kemaren kasih bunga mawar dua tangkai...
Beli mawar merah sama mawar putih
Kenapa dua ? Ayo tebak kenapa ? :)
Kalo dulu ngasihnya satu, karena udah nikah ya jadi dua donk. Masa gak ada peningkatan.
Merah tandanya aku mencintaimu sayang, seperti lambang cinta yang biasanya warna merah atau merahmuda.
Lalu putih, sebagai tanda cinta aku itu merupakan cinta suci, sesuci warna putih.
Meskipun bunga murah...( cuma 5000 loh Yank, tapi memberi bunga bisa diartikan sebagai triger "kalo bahasa teknisnya begitu" untuk meningkatkan rasa cinta ini yang mungkin mulai pudar. "padahal belum setahun"
Ayo, jangan ragu-ragu lagi. Beri lah pasangan mu bunga. Setidaknya untuk permintaan maaf.
Baca lagi...
Aku mungkin tak slalu ada
Ini diriku apa adanya....
Mungkin aku bukan pujangga
Yang pandai merangkai kata
Ku tak slalu kirimkan bunga
Tuk ungkapkan hatiku "
Base Jam - Bukan Pujangga
Gak Sering sih, tapi mungkin pernah. Baru aja kemaren kasih bunga mawar dua tangkai...
Beli mawar merah sama mawar putih
Kenapa dua ? Ayo tebak kenapa ? :)
Kalo dulu ngasihnya satu, karena udah nikah ya jadi dua donk. Masa gak ada peningkatan.
Merah tandanya aku mencintaimu sayang, seperti lambang cinta yang biasanya warna merah atau merahmuda.
Lalu putih, sebagai tanda cinta aku itu merupakan cinta suci, sesuci warna putih.
Meskipun bunga murah...( cuma 5000 loh Yank, tapi memberi bunga bisa diartikan sebagai triger "kalo bahasa teknisnya begitu" untuk meningkatkan rasa cinta ini yang mungkin mulai pudar. "padahal belum setahun"
Ayo, jangan ragu-ragu lagi. Beri lah pasangan mu bunga. Setidaknya untuk permintaan maaf.
Baca lagi...
Curhat
IstriKU
Jumat, Januari 09, 2009
Dijual .... Bekas Cewe
Yup bekas cewe atau yang biasa dikenal ex-cewe. Tapi jangan ngeres dulu, bukan berarti yang dijual adalah bekas wanita. Kalo yang dijual bekas wanita, berarti sekarng pria donk.
Maksudnya adalah, banyak dari iklan yang ada , baik Cuma bentuk teks doank atau yang ada gambarnya suka menuliskan bahwa barang yang akan dijual ini merupakan bekas wanita. Pemilik atau penggunanya adalah wanita.
Kenapa wanita?
Karena kalo penggunanya wanita bisa dibilang kalo barang tersebut masih bagus, terawat dan masih terlihat mulus lah. Jadinya bisa menidentikasikan bahwa kalo membeli barang tersebut tidak lah rugi. Pasti TOP deh.
Apa iya ?
Tergantung orangnya lah, kalo wanita tapi kelakuannya kaya pria ( tomboy maksudnya ) ya sama aja donk. Lagian juga banyak cowo yang teliti, rapih dan rajin dalam merawat barang miliknya.
Tergantung barang ?
Ini yang paling penting, kalo barang yang dijual hape. Mungkin dengan menulis ex-wanita bisa dijadikan referensi. Biasanya kalo wanita megang hape itu, dijamin deh mulus terus. Seperti menjaga diri sendiri. Tapi kalo barang yang di jual adalah mobil gimana ? Banyak juga loh, iklan di POSKOTA yang jual mobil dan nulis ”ex-wanita”. Padahal belum tentu kalo cewe itu rajin ke bengkel, merawat mobil trus bawanya gak kasar. Malah ada temen saya yang cerita kalo istrinya yang bawa mobil pasti deh ada bekas goretan di body mobilnya.
Jadi bagaimana?
Ada baiknya untuk selalu melihat dulu barang yang akan dijual dengan teliti. Jangan pernah percaya apa kata orang. Supaya nantinya tidak kecewa.
Good luck
Baca lagi...
Maksudnya adalah, banyak dari iklan yang ada , baik Cuma bentuk teks doank atau yang ada gambarnya suka menuliskan bahwa barang yang akan dijual ini merupakan bekas wanita. Pemilik atau penggunanya adalah wanita.
Kenapa wanita?
Karena kalo penggunanya wanita bisa dibilang kalo barang tersebut masih bagus, terawat dan masih terlihat mulus lah. Jadinya bisa menidentikasikan bahwa kalo membeli barang tersebut tidak lah rugi. Pasti TOP deh.
Apa iya ?
Tergantung orangnya lah, kalo wanita tapi kelakuannya kaya pria ( tomboy maksudnya ) ya sama aja donk. Lagian juga banyak cowo yang teliti, rapih dan rajin dalam merawat barang miliknya.
Tergantung barang ?
Ini yang paling penting, kalo barang yang dijual hape. Mungkin dengan menulis ex-wanita bisa dijadikan referensi. Biasanya kalo wanita megang hape itu, dijamin deh mulus terus. Seperti menjaga diri sendiri. Tapi kalo barang yang di jual adalah mobil gimana ? Banyak juga loh, iklan di POSKOTA yang jual mobil dan nulis ”ex-wanita”. Padahal belum tentu kalo cewe itu rajin ke bengkel, merawat mobil trus bawanya gak kasar. Malah ada temen saya yang cerita kalo istrinya yang bawa mobil pasti deh ada bekas goretan di body mobilnya.
Jadi bagaimana?
Ada baiknya untuk selalu melihat dulu barang yang akan dijual dengan teliti. Jangan pernah percaya apa kata orang. Supaya nantinya tidak kecewa.
Good luck
Baca lagi...
Curhat
Tips
Hidup Itu Sebuah Pilihan
Oktober 2007
"sebuah pilihan"
Disadari atau tidak, dalam menjalani hidup ini penuh dengan menentukan pilihan. Dimulai dari kita lahir sampai kita mati. Bahkan kehidupan setelah mati pun masih ditentukan oleh pilihan kita juga yaitu perbuatan dan kelakuan selama di dunia.
Salah seorang teman pernah bercerita kepada saya bahwa menentukan satu pilihan adalah yang paling sulit. Bahkan ketika kita dihadapkan oleh beberapa pilihan yang tentunya semua pilihan itu memiliki sisi positif dan sisi negatif, kita tetap saja harus memilih salah satu dari pilihan tersebut. Kalo pilihan itu Cuma dua, mungkin lebih mudah. Tapi apa yang terjadi ketika pilihan itu lebih dari dua atau banyak. Wah, bisa bingung banget tuh. Pernah gak anda seperti itu ?
Pastinya pernahlah, setidaknya ketika kita akan menuju jenjang kuliah. Mau pilih kuliah dimana? di kampus ini bagus, sedangkan di tempat lain biayanya murah dan yang lain lagi sudah menjadi ikatan dinas. Atau mungkin dalam membeli sesuatu, begitu punya uang untuk beli handphone, mau pilih yang mana nih? dengan budget sekian maka punya banyak pilihan dengan berbagai feature dan merek yang berbeda.
Apa benar dalam menjalani hidup ini selalu menentukan pilihan ? Banyak juga yang berkata bahwa terkadang kita hanya memiliki satu pilihan. Seperti contoh kuliah misalnya. Banyak juga teman yang bilang, ”Kalo kamu enak punya banyak pilihan, tinggal pilih deh kuliah dimana, sedangkan saya pilihannya Cuma satu. Jadi mau gak mau ya harus diambil ...... !!”
Sebenarnya bukan pilihannya yang satu, coba dicermati lagi.... ternyata ada dua pilihan diambil atau tidak diambil. Berarti ada dua pilihan, yang satunya adalah tidak diambil. Ini membuktikan kalo segala sesuatunya itu merupakan pilihan.
Begitu juga ketika kita akan menikah, segalanya pasti melewati beberapa pilihan. Mulai dari pilihan mau menikah sekarang atau nanti, mau pilih pasangan yang mana? biasanya sih sudah banyak calon. Dan yang terakhir adalah memilih tanggal pernikahannya.
Sulit memang, semua pilihan memang ada positif dan negatif nya. Semua nya memang harus dipertimbangkan. Dan tentunya semua banyak akibatnya seperti hukum sebab-akibat.
Yang terpenting adalah setelah kita mengambil keputusan itu, maka jangan pernah sekalipun menyesali apa yang telah dipilih. Sebaiknya kita menganalisa mengapa pilihannya itu menyebabkan seperti ini. Seperti kata orang ”Nasi sudah menjadi bubur, mau apa lagi ?” tapi kata aa Gym ”tambahkan dengan kecap, ayam, bawang, kacang, bumbu2 lain dan kerupuk deh maka jadilah BUBUR AYAM SPESIAL”
so, mari kita pikir matang-matang pilihan kita.
Baca lagi...
"sebuah pilihan"
Disadari atau tidak, dalam menjalani hidup ini penuh dengan menentukan pilihan. Dimulai dari kita lahir sampai kita mati. Bahkan kehidupan setelah mati pun masih ditentukan oleh pilihan kita juga yaitu perbuatan dan kelakuan selama di dunia.
Salah seorang teman pernah bercerita kepada saya bahwa menentukan satu pilihan adalah yang paling sulit. Bahkan ketika kita dihadapkan oleh beberapa pilihan yang tentunya semua pilihan itu memiliki sisi positif dan sisi negatif, kita tetap saja harus memilih salah satu dari pilihan tersebut. Kalo pilihan itu Cuma dua, mungkin lebih mudah. Tapi apa yang terjadi ketika pilihan itu lebih dari dua atau banyak. Wah, bisa bingung banget tuh. Pernah gak anda seperti itu ?
Pastinya pernahlah, setidaknya ketika kita akan menuju jenjang kuliah. Mau pilih kuliah dimana? di kampus ini bagus, sedangkan di tempat lain biayanya murah dan yang lain lagi sudah menjadi ikatan dinas. Atau mungkin dalam membeli sesuatu, begitu punya uang untuk beli handphone, mau pilih yang mana nih? dengan budget sekian maka punya banyak pilihan dengan berbagai feature dan merek yang berbeda.
Apa benar dalam menjalani hidup ini selalu menentukan pilihan ? Banyak juga yang berkata bahwa terkadang kita hanya memiliki satu pilihan. Seperti contoh kuliah misalnya. Banyak juga teman yang bilang, ”Kalo kamu enak punya banyak pilihan, tinggal pilih deh kuliah dimana, sedangkan saya pilihannya Cuma satu. Jadi mau gak mau ya harus diambil ...... !!”
Sebenarnya bukan pilihannya yang satu, coba dicermati lagi.... ternyata ada dua pilihan diambil atau tidak diambil. Berarti ada dua pilihan, yang satunya adalah tidak diambil. Ini membuktikan kalo segala sesuatunya itu merupakan pilihan.
Begitu juga ketika kita akan menikah, segalanya pasti melewati beberapa pilihan. Mulai dari pilihan mau menikah sekarang atau nanti, mau pilih pasangan yang mana? biasanya sih sudah banyak calon. Dan yang terakhir adalah memilih tanggal pernikahannya.
Sulit memang, semua pilihan memang ada positif dan negatif nya. Semua nya memang harus dipertimbangkan. Dan tentunya semua banyak akibatnya seperti hukum sebab-akibat.
Yang terpenting adalah setelah kita mengambil keputusan itu, maka jangan pernah sekalipun menyesali apa yang telah dipilih. Sebaiknya kita menganalisa mengapa pilihannya itu menyebabkan seperti ini. Seperti kata orang ”Nasi sudah menjadi bubur, mau apa lagi ?” tapi kata aa Gym ”tambahkan dengan kecap, ayam, bawang, kacang, bumbu2 lain dan kerupuk deh maka jadilah BUBUR AYAM SPESIAL”
so, mari kita pikir matang-matang pilihan kita.
Baca lagi...
Jumat, Januari 02, 2009
Apakah Bangsaku Tidak Lagi Diperhitungkan?
Subhanallah, miris gue dengernya!
Mungkin temen2 yang tinggal diluar bisa memberikan penjelasan ?
Date: Mon, 22 Dec 2008 12:13:07
Subject: Apakah Bangsaku Tidak Lagi Diperhitungkan?
Ini ada tulisan Ustad Yusuf Mansyur. Simple tapi dalem.
Mudah2an bermanfaat.
Apakah Bangsaku Tidak Lagi Diperhitungkan?
2004 saya jalan ke Brunei. Karena saya pikir dkt, saya cuma bawa 1
kantong plastik saja. Ternyata di perjalanan, bawaan saya bertambah.
Begitu masuk bandara Brunei, saya berniat membli tas. saya tawarlah 1
tas di 1 toko. Setelah dikurskan ke rupiah, angkanya jd 4,2jt. saya
terbelalak, dan setengah bercanda saya bilang bahwa di Indonesia, tas
kayak gini palingan 300-400rb atau paling mahal 1jt dah. Eh, si penjaga
toko memasang muka merendahkan gitu, dan bilang: "No no no... Bukan tas
kami yang mahal, tapi you punya rupiah yang tak ada harga!".
Ya Allah, seperti ditampar rasanya muka saya. Segitunyakah rupiahku?
Segitunya kah negeriku? Mata uangnya tak ada harga. Lalu, pegimana
bangsanya? Bagaimana negerinya? Adakah martabatnya?
2008 ini entah yang keberapa kali saya mengadakan prjalanan keluar
negeri. Sudah tidak saya hitung lg saking seringnya, he he he. Nikmat
ini saya syukuri. Saya tringat, dulu saban saya dimandiin dan
dipakaikan pakaian oleh ibu saya, ibu saya hampir selalu berdoa dg doa
yang relatif sama. Ya, hampir selalu. Doanya biar saya, katanya,
gampang bulak balik ke mekkah, seperti ke pasar. Terus biar bisa
keliling dunia. Yusuf kecil saat itu, sempat pula bertanya sambil
ketawa, masa iya ke mekkah segampang ke pasar? Lagian mana mungkin sih
keliling dunia? Ibu saya menjawab, eeeehhhh... Allah Punya Kuasa. Kalo
DIA mau, gampang buat DIA mah. Nabi Muhammad aja diterbangin isra
mi'raj.
Ya itulah doa ibu saya. Alhamdulillah. Trnyata betul. Sekarang saya
alami sendiri. Pergi haji buat saya pribadi udah benar-benar gampang.
Alhamdulillah. Biar pintu pendaftaran dah ditutup, saya masih bisa
pergi dengan undangan kerajaan punya, atau dengan cara-cara yang
tahu-tahu saya udah di sana! Subhaanallaah memang. tapi saya ga aji
mumpung. Waktu ibu saya, mertua dan rombongan keluarga ga dapat nomor
haji, banyak orang dekat bilang, pake dong power ente. Ah, saya mah
malah bilang, sabar ya bu. Sabar ya wahai keluargaku. Pergi haji mah
urusan Allah. Ga usah dicari-cari. Kalo dah waktunya, ya waktunya.
Dan alhamdulillah, pergi ke luar negeri pun sekarang ini saya yang
susah payah menolak undangannya. Masya Allah. And I speak not only in
bahasa; but both in arabic and english as an international language.
Saya bersyukur dengan keadaan ini, tapi sekaligus ada yang membuat saya
menjadi tertegun. Betapa "Jakarta" dah ga dianggap. Di hampir semua
bandara internasional; baik asia, maupun non asia, nama "Jakarta" ga
ada lagi di board penunjuk waktu.. Yang ada: London, Paris, New York,
dan kota-kota besar dunia. Bahkan ada nama Kuala Lumpur! Sedang
Jakarta, yang mewakili satu nama besar: Indonesia, ga ada lagi di board
tersebut.
Apa yang sedang terjadi dengan bangsa kita, kita semua tahu...
Setiap kali keluar kota dan keluar negeri, saya termasuk yang langka
punya. Ga bawa duit, dan ga bawa kartu kredit. Bukan apa-apa, sebab
biasanya saya dijemput langsung di pintu pesawat. Atau kalaupun tidak,
dijemput di setelah lolos imigrasi. Oleh para penjemput di kota-kota
atau negeri-negeri orang, saya sudah ditanggung beres.. Jadi, uang yang
saya bawa, benar-benar ga laku, he he he. Pengertian ga laku ini, hanya
untuk menunjukkan ga terpakai. Sebab kalaupun saya bawa dollar,
mereka-mereka menahan saya untuk bayar. Mereka saja yang berkhidmat.
Hingga satu waktu, saya jalan ke Singapore untuk keperluan pribadi..
Berangkatlah saya sendiri, sebagaimana biasanya. Ya, saya senang
berangkat sendirian. Sebab simple. Enteng. Ga banyak-banyak orang.
Paling banter, berdua dg istri atau anak-anak. tapi ini pun jarang. Dan
sampe di Singapore juga sendiri. Ga ada yang jemput. Sebab saya pun
tidak mmberitahu kawan-kawan di sana. Sampe di Changi saya baru ingat,
saya hanya bawa 2jt. Dan itu rupiah. Belum saya tukerin. Menjelang
keluar bandara, saya laper, pengen cari cemilan dan kopi. Bergegaslah
saya ke salah satu sudut, untuk beli yang saya maksud. Saya pikir, bisa
lah skalian nuker seperti kalo belanja di Bangkok, Thailand. Eh,
ternyata saya salah. "Indonesia?" , tanya pelayan toko. Ya, saya bilang.
Indonesia. "Oh, sorry," katanya sambil muka nya ga enak gitu. "Your
money didn't accepted here". Masya Allah! Lagi-lagi kayak ditampar saya
ini. Uang rupiah ga diterima di sini.
Selanjutnya dia menunjukkan money
changer di bandara. Saya mengurungkan niat saya untuk nyemil dan ngopi.
tapi saya pura-pura mengiyakan akan menuju money changer. Dan
subhaanallaah, kekagetan saya belom selesai. Si pelayan ini masih
bersorry-sorry ria. Katanya, jagan kaget, rupiah rendah sekali katanya
nilai tukarnya. Waaah, entahlah apa yang ada di benak saya....
Bahkan pengemispun tidak menerima rupiahku! Ya, itulah yang saya alami.satir. Mirip komedi satir. Lucu, tapi getir.
Antara 2004-2005, dalam 1 lawatan ke Eropa. Saya dkk turun di
Frankfurt, German. Dari sini perjalanan ke beberapa negara di Eropa,
dimulai. Sekian waktu , sampe lah kami di Belanda. Ada salah satu kawan
di rombongan yang mmberi tahu betapa Indonesia sudah tidak ada.
"Hatta," katanya, "Di tempat pelacuran, ada pengumuman agar para
pelacur tidak menerima mata-mata uang yang ditaroh di list. Salah
satunya rupiah!". Kawan saya ini berkata geli. Saya pun ikut tertawa.
Tapi ngebatin. Ada segitunya ya.
Dari Belanda, kami pergi ke Belgia dan kemudian ke Perancis. Naik kereta super cepatnya Eropa. Enak, nyaman, dan menyenangkan. Turun di stasiun Perancis, kami dicegat oleh 1 pengemis perempuan.
Cantik menurut ukuran saya mah. Sampe saya geleng2 kepala, kenapa dia
mengemis. Kalo boleh saya bawa, mending saya bawa ke Jakarta, he he he.
Trnyata dia mengaku Bosnia punya. Maksudnya, orang Bosnia. Sdg hamil
pula. Entah bohong apa tidak. Salah satu kwn, memberinya rupiah. 200rb.
Di Indonesia, 200rb ini bukan cuma besar. Tapi sangat besar. Niscaya
kalo pengemis di tanah air diberi 200rb, akan sujud2 rasanya kpd yang
mmberi. Dia pun saat itu trsenyum. Barangkali dia merasa kwn saya itu
sdh mmberinya uang besar. Kwn saya pun senang melihat pengemis itu
senang..
Lusanya, kami langsung balik ke Amsterdam, Belanda. Naik kereta
lagi. Sampenya di stasiun, ketemu lagi dengan pengemis perempuan muda
tersebut. Kali ini wajahnya bersungut-sungut. Dari kejauhan dia melihat
kami. Begitu melihat kami, dia langsung berlari menuju kami dengan
wajah yang tiba-tiba kesal begitu. Terus, langsung menemui kawan saya
yang tempo hari ngasih. Dengan kasarnya, uang 200rb itu dipulangin.
Katanya, sambil marah, dia mengatakan, ini toilet paper! Gila, saya
bilang, uang kita disebutnya kertas toilet. Dia bercerita sambil
membuat kawan-kawan terbahak-bahak. Katanya, dia berusaha menukar uang
kita itu, tapi ga ada yang nerima. Barangkali semua kawan sama dengan
saya, di selipan tawa kami, ada satu kegetiran, segitunyakah rupiah
saya? Rupiah kita? Sampe pengemis saja ga menerimanya? Masya Allah.
Bangkitlah wahai negeriku. Bangkitlah wahai negeriku.
Hampir di setiap events internasional, perhatian kita (untuk saya
tidak mengatakan perhatian pemerintah), sangat-sangat kurang. Terbilang
lumayan sering anak-anak Indonesia berprestasi memenangkan
kompetisi-kompetisi internasional semacam olimpiade fisika, matematika,
sains, bahasa dan lain-lain. Tapi sepi benar dari pemberitaan.
Berita-berita buat bangsa kita tidak lagi ada, atau sedikit, yang
mmbuat kita sendiri bangga. Barangkali seperti tulisan saya ini, he he
he. Maaf ya. Tapi emang kenyataannya begini.
Saya pernah membaca ada seorang yang sangat pintar di negeri orang.
Tapi katanya dia ga merasa dihargai di negeri sendiri. Akhirnya hasil
penemuannya dipatenkan di negeri di mana dia belajar dan mengabdi, dan
kemudian dia mendapatkan permanen residence dari negeri tsb.
Sekelompok kawan TKI di salah satu negara tujuan TKW, mengeluhkan juga
tentang "perwakilan" mereka di negeri itu. Katanya, kita punya gedung
sekian belas lantai. Tapi nothing buat kita! Begitu katanya. Wuah,
miris juga saya dengar. Lihat terusan kalimatnya. "Sedangkan Philipina,
hanya 2 lantai, itu pun ngontrak, tapi bangsanya bangga dengan kerja
perwakilannya. Puas". Sedangkan kita, benar-benar payah. Kalau kita
lapor (maksudnya itu TKW2), kita ga diperlakukan dg ramah. Malah jadi
kayak jongos benar-benar. . Mereka kemudian cerita, bangsa aslinya
sendiri, ketika mereka datang mau mengadu, mereka duluan yang menyapa:
What can I do for you...?". Ramah bener.
Yah, itu barangkali sekelumit hal-hal yang tidak menyenangkan. Tapi
saya percaya, negeri kita masih diperhitungkan di dunia ini. Benarkah?
Siapa yang tidak bangga dengan Garuda? Maskapai Penerbangan Nasional
yang menginternasional. Bangga. Sejarah Garuda demikian mengagumkan.
Hingga ketika diri ini yang bangga dengannya menerima satu kenyataan.
Kata seorang petinggi wilayah ketika saya menginap di kediamannya di
Amstelvein, Belanda, Garuda tidak lama lagi tutup. Bukannya ga boleh
terbang loh.. Tapi tutup. Sebab tidak laku atau gimana lah. Ga ngerti.
Beberapa tahun setelahnya, saya dikagetkan lagi dengan berita bahwa
Garuda tidak diperkenankan melewati Eropa karena satu dua alasan.
Bahkan di wilayah saudi pun bermasalah. Entahlah apa yang sedang
terjadi. Saat tulisan ini dimuat, Garuda sudah berhasil melewati
masa-masa sulit itu. Bahkan Garuda sudah menangguk keuntungan dari yang
tadinya merugi. Dan Garuda pun menerima penghargaan internasional.
Namun, ketika ada berita bahwa Garuda tutup dan Garuda dilarang
terbang, rasanya teriris-iris hati ini. Tarbayang Garudaku yang gagah,
yang jadi perlambang negeri ini, harus "menerima perlakuan" tidak
hormat seperti itu. Terbanglah lagi Garudaku. Mengangsalah ke seluruh
penjuru dunia. Supaya dunia tahu betapa gagahnya lambang negaraku.
Saya tersenyum kecut dengan dua berita yang turun dengan rentang
waktu yang tidak berapa lama. Yaitu berita tentang petinggi kita yang
kamarnya digeledah ketika berada di negeri orang. Dan yang satunya
lagi, ketika diperiksa berlama-lama di imigrasi satu airport
internasional. Lepas dari kenapa dan bagaimananya kisah di balik dua
berita itu, bagi saya ya sekali2 memang petinggi kita kudu merasakan.
Merasakan apa? Merasakan jadi warganya. Tidak jarang kami-kami juga
diperlakukan demikian. Seenaknya saja mereka masuk kamar hotel kami dan
memeriksa kami dengan satu alasan sederhana saja: Kami harus memeriksa
Anda! Begitu saja. Ga ada penjelasan.
Di Australia, berapa kali saya harus melewati pemeriksaan yang -- hingga -- ikat pinggang saya
pun hrs ditaroh di pemeriksaan. Tas-tas saya pun hrs dibuka dan
cenderung bahasa seharusnya: diobrak-abrik. Lagi-lagi alasannya
sederhana: Kami harus memeriksa Anda. Satu yang menyakitkan, mereka
melihat wajah saya: Asia. Asia harus diperiksa. Lalu ditanyalah saya,
darimana? Saya jawab dengan gagahnya: Indonesia. Eh tanpa dinyana,
petugas membuka lembaran petunjuk, dia urut dengan jarinya, ketemu! Ya,
katanya, Indonesia harus diperiksa. Ooo, rupanya dilembar cek-list itu,
nama Indonesia masuk daftar negara yang orang-orangnya harus diperiksa.
Subhaanallaah. Geram juga saya. Nanti, kata saya, kalau saya udah jadi
Presiden, saya gituan dah dunia, he he he. Untunglah saya jauh jadi
presiden. Kalo iya, udah perang terus kali bawaannya, ha ha ha. Perang
urat syaraf. Betapa tidak, Bali saya periksa ketat seperti mereka
memeriksa kita. Kamar-kamar mereka, tak geledah di sembarang waktu. Dan
saya instruksikan supaya mata uang yang dipakai, hanya rupiah. Tak
bikin peraturan, dolar dan lain-lainnya, kecuali real barangkali karena
negeri dengan mekkah dan madinah, he he he, ga boleh masuk ke
Indonesia. Mereka sudah harus nuker di negaranya masing-masing. Bakal
dimusuhin sih, tapi biar saja. Wong presidennya kan saya, ha ha ha.
Negara juga negara saya. Kalo ga suka, ya jangan masuk negara saya.
Cuma, saya akan bikin dunia juga jadi perlu sama saya, jadi perlu sama
Indonesia. Sehingga pasti mereka akan susah payah nurut, seperti
hebatnya kita diam dan nurut diperlakukan oleh mereka!
Baca lagi...
Mungkin temen2 yang tinggal diluar bisa memberikan penjelasan ?
Date: Mon, 22 Dec 2008 12:13:07
Subject: Apakah Bangsaku Tidak Lagi Diperhitungkan?
Ini ada tulisan Ustad Yusuf Mansyur. Simple tapi dalem.
Mudah2an bermanfaat.
Apakah Bangsaku Tidak Lagi Diperhitungkan?
2004 saya jalan ke Brunei. Karena saya pikir dkt, saya cuma bawa 1
kantong plastik saja. Ternyata di perjalanan, bawaan saya bertambah.
Begitu masuk bandara Brunei, saya berniat membli tas. saya tawarlah 1
tas di 1 toko. Setelah dikurskan ke rupiah, angkanya jd 4,2jt. saya
terbelalak, dan setengah bercanda saya bilang bahwa di Indonesia, tas
kayak gini palingan 300-400rb atau paling mahal 1jt dah. Eh, si penjaga
toko memasang muka merendahkan gitu, dan bilang: "No no no... Bukan tas
kami yang mahal, tapi you punya rupiah yang tak ada harga!".
Ya Allah, seperti ditampar rasanya muka saya. Segitunyakah rupiahku?
Segitunya kah negeriku? Mata uangnya tak ada harga. Lalu, pegimana
bangsanya? Bagaimana negerinya? Adakah martabatnya?
2008 ini entah yang keberapa kali saya mengadakan prjalanan keluar
negeri. Sudah tidak saya hitung lg saking seringnya, he he he. Nikmat
ini saya syukuri. Saya tringat, dulu saban saya dimandiin dan
dipakaikan pakaian oleh ibu saya, ibu saya hampir selalu berdoa dg doa
yang relatif sama. Ya, hampir selalu. Doanya biar saya, katanya,
gampang bulak balik ke mekkah, seperti ke pasar. Terus biar bisa
keliling dunia. Yusuf kecil saat itu, sempat pula bertanya sambil
ketawa, masa iya ke mekkah segampang ke pasar? Lagian mana mungkin sih
keliling dunia? Ibu saya menjawab, eeeehhhh... Allah Punya Kuasa. Kalo
DIA mau, gampang buat DIA mah. Nabi Muhammad aja diterbangin isra
mi'raj.
Ya itulah doa ibu saya. Alhamdulillah. Trnyata betul. Sekarang saya
alami sendiri. Pergi haji buat saya pribadi udah benar-benar gampang.
Alhamdulillah. Biar pintu pendaftaran dah ditutup, saya masih bisa
pergi dengan undangan kerajaan punya, atau dengan cara-cara yang
tahu-tahu saya udah di sana! Subhaanallaah memang. tapi saya ga aji
mumpung. Waktu ibu saya, mertua dan rombongan keluarga ga dapat nomor
haji, banyak orang dekat bilang, pake dong power ente. Ah, saya mah
malah bilang, sabar ya bu. Sabar ya wahai keluargaku. Pergi haji mah
urusan Allah. Ga usah dicari-cari. Kalo dah waktunya, ya waktunya.
Dan alhamdulillah, pergi ke luar negeri pun sekarang ini saya yang
susah payah menolak undangannya. Masya Allah. And I speak not only in
bahasa; but both in arabic and english as an international language.
Saya bersyukur dengan keadaan ini, tapi sekaligus ada yang membuat saya
menjadi tertegun. Betapa "Jakarta" dah ga dianggap. Di hampir semua
bandara internasional; baik asia, maupun non asia, nama "Jakarta" ga
ada lagi di board penunjuk waktu.. Yang ada: London, Paris, New York,
dan kota-kota besar dunia. Bahkan ada nama Kuala Lumpur! Sedang
Jakarta, yang mewakili satu nama besar: Indonesia, ga ada lagi di board
tersebut.
Apa yang sedang terjadi dengan bangsa kita, kita semua tahu...
Setiap kali keluar kota dan keluar negeri, saya termasuk yang langka
punya. Ga bawa duit, dan ga bawa kartu kredit. Bukan apa-apa, sebab
biasanya saya dijemput langsung di pintu pesawat. Atau kalaupun tidak,
dijemput di setelah lolos imigrasi. Oleh para penjemput di kota-kota
atau negeri-negeri orang, saya sudah ditanggung beres.. Jadi, uang yang
saya bawa, benar-benar ga laku, he he he. Pengertian ga laku ini, hanya
untuk menunjukkan ga terpakai. Sebab kalaupun saya bawa dollar,
mereka-mereka menahan saya untuk bayar. Mereka saja yang berkhidmat.
Hingga satu waktu, saya jalan ke Singapore untuk keperluan pribadi..
Berangkatlah saya sendiri, sebagaimana biasanya. Ya, saya senang
berangkat sendirian. Sebab simple. Enteng. Ga banyak-banyak orang.
Paling banter, berdua dg istri atau anak-anak. tapi ini pun jarang. Dan
sampe di Singapore juga sendiri. Ga ada yang jemput. Sebab saya pun
tidak mmberitahu kawan-kawan di sana. Sampe di Changi saya baru ingat,
saya hanya bawa 2jt. Dan itu rupiah. Belum saya tukerin. Menjelang
keluar bandara, saya laper, pengen cari cemilan dan kopi. Bergegaslah
saya ke salah satu sudut, untuk beli yang saya maksud. Saya pikir, bisa
lah skalian nuker seperti kalo belanja di Bangkok, Thailand. Eh,
ternyata saya salah. "Indonesia?" , tanya pelayan toko. Ya, saya bilang.
Indonesia. "Oh, sorry," katanya sambil muka nya ga enak gitu. "Your
money didn't accepted here". Masya Allah! Lagi-lagi kayak ditampar saya
ini. Uang rupiah ga diterima di sini.
Selanjutnya dia menunjukkan money
changer di bandara. Saya mengurungkan niat saya untuk nyemil dan ngopi.
tapi saya pura-pura mengiyakan akan menuju money changer. Dan
subhaanallaah, kekagetan saya belom selesai. Si pelayan ini masih
bersorry-sorry ria. Katanya, jagan kaget, rupiah rendah sekali katanya
nilai tukarnya. Waaah, entahlah apa yang ada di benak saya....
Bahkan pengemispun tidak menerima rupiahku! Ya, itulah yang saya alami.satir. Mirip komedi satir. Lucu, tapi getir.
Antara 2004-2005, dalam 1 lawatan ke Eropa. Saya dkk turun di
Frankfurt, German. Dari sini perjalanan ke beberapa negara di Eropa,
dimulai. Sekian waktu , sampe lah kami di Belanda. Ada salah satu kawan
di rombongan yang mmberi tahu betapa Indonesia sudah tidak ada.
"Hatta," katanya, "Di tempat pelacuran, ada pengumuman agar para
pelacur tidak menerima mata-mata uang yang ditaroh di list. Salah
satunya rupiah!". Kawan saya ini berkata geli. Saya pun ikut tertawa.
Tapi ngebatin. Ada segitunya ya.
Dari Belanda, kami pergi ke Belgia dan kemudian ke Perancis. Naik kereta super cepatnya Eropa. Enak, nyaman, dan menyenangkan. Turun di stasiun Perancis, kami dicegat oleh 1 pengemis perempuan.
Cantik menurut ukuran saya mah. Sampe saya geleng2 kepala, kenapa dia
mengemis. Kalo boleh saya bawa, mending saya bawa ke Jakarta, he he he.
Trnyata dia mengaku Bosnia punya. Maksudnya, orang Bosnia. Sdg hamil
pula. Entah bohong apa tidak. Salah satu kwn, memberinya rupiah. 200rb.
Di Indonesia, 200rb ini bukan cuma besar. Tapi sangat besar. Niscaya
kalo pengemis di tanah air diberi 200rb, akan sujud2 rasanya kpd yang
mmberi. Dia pun saat itu trsenyum. Barangkali dia merasa kwn saya itu
sdh mmberinya uang besar. Kwn saya pun senang melihat pengemis itu
senang..
Lusanya, kami langsung balik ke Amsterdam, Belanda. Naik kereta
lagi. Sampenya di stasiun, ketemu lagi dengan pengemis perempuan muda
tersebut. Kali ini wajahnya bersungut-sungut. Dari kejauhan dia melihat
kami. Begitu melihat kami, dia langsung berlari menuju kami dengan
wajah yang tiba-tiba kesal begitu. Terus, langsung menemui kawan saya
yang tempo hari ngasih. Dengan kasarnya, uang 200rb itu dipulangin.
Katanya, sambil marah, dia mengatakan, ini toilet paper! Gila, saya
bilang, uang kita disebutnya kertas toilet. Dia bercerita sambil
membuat kawan-kawan terbahak-bahak. Katanya, dia berusaha menukar uang
kita itu, tapi ga ada yang nerima. Barangkali semua kawan sama dengan
saya, di selipan tawa kami, ada satu kegetiran, segitunyakah rupiah
saya? Rupiah kita? Sampe pengemis saja ga menerimanya? Masya Allah.
Bangkitlah wahai negeriku. Bangkitlah wahai negeriku.
Hampir di setiap events internasional, perhatian kita (untuk saya
tidak mengatakan perhatian pemerintah), sangat-sangat kurang. Terbilang
lumayan sering anak-anak Indonesia berprestasi memenangkan
kompetisi-kompetisi internasional semacam olimpiade fisika, matematika,
sains, bahasa dan lain-lain. Tapi sepi benar dari pemberitaan.
Berita-berita buat bangsa kita tidak lagi ada, atau sedikit, yang
mmbuat kita sendiri bangga. Barangkali seperti tulisan saya ini, he he
he. Maaf ya. Tapi emang kenyataannya begini.
Saya pernah membaca ada seorang yang sangat pintar di negeri orang.
Tapi katanya dia ga merasa dihargai di negeri sendiri. Akhirnya hasil
penemuannya dipatenkan di negeri di mana dia belajar dan mengabdi, dan
kemudian dia mendapatkan permanen residence dari negeri tsb.
Sekelompok kawan TKI di salah satu negara tujuan TKW, mengeluhkan juga
tentang "perwakilan" mereka di negeri itu. Katanya, kita punya gedung
sekian belas lantai. Tapi nothing buat kita! Begitu katanya. Wuah,
miris juga saya dengar. Lihat terusan kalimatnya. "Sedangkan Philipina,
hanya 2 lantai, itu pun ngontrak, tapi bangsanya bangga dengan kerja
perwakilannya. Puas". Sedangkan kita, benar-benar payah. Kalau kita
lapor (maksudnya itu TKW2), kita ga diperlakukan dg ramah. Malah jadi
kayak jongos benar-benar. . Mereka kemudian cerita, bangsa aslinya
sendiri, ketika mereka datang mau mengadu, mereka duluan yang menyapa:
What can I do for you...?". Ramah bener.
Yah, itu barangkali sekelumit hal-hal yang tidak menyenangkan. Tapi
saya percaya, negeri kita masih diperhitungkan di dunia ini. Benarkah?
Siapa yang tidak bangga dengan Garuda? Maskapai Penerbangan Nasional
yang menginternasional. Bangga. Sejarah Garuda demikian mengagumkan.
Hingga ketika diri ini yang bangga dengannya menerima satu kenyataan.
Kata seorang petinggi wilayah ketika saya menginap di kediamannya di
Amstelvein, Belanda, Garuda tidak lama lagi tutup. Bukannya ga boleh
terbang loh.. Tapi tutup. Sebab tidak laku atau gimana lah. Ga ngerti.
Beberapa tahun setelahnya, saya dikagetkan lagi dengan berita bahwa
Garuda tidak diperkenankan melewati Eropa karena satu dua alasan.
Bahkan di wilayah saudi pun bermasalah. Entahlah apa yang sedang
terjadi. Saat tulisan ini dimuat, Garuda sudah berhasil melewati
masa-masa sulit itu. Bahkan Garuda sudah menangguk keuntungan dari yang
tadinya merugi. Dan Garuda pun menerima penghargaan internasional.
Namun, ketika ada berita bahwa Garuda tutup dan Garuda dilarang
terbang, rasanya teriris-iris hati ini. Tarbayang Garudaku yang gagah,
yang jadi perlambang negeri ini, harus "menerima perlakuan" tidak
hormat seperti itu. Terbanglah lagi Garudaku. Mengangsalah ke seluruh
penjuru dunia. Supaya dunia tahu betapa gagahnya lambang negaraku.
Saya tersenyum kecut dengan dua berita yang turun dengan rentang
waktu yang tidak berapa lama. Yaitu berita tentang petinggi kita yang
kamarnya digeledah ketika berada di negeri orang. Dan yang satunya
lagi, ketika diperiksa berlama-lama di imigrasi satu airport
internasional. Lepas dari kenapa dan bagaimananya kisah di balik dua
berita itu, bagi saya ya sekali2 memang petinggi kita kudu merasakan.
Merasakan apa? Merasakan jadi warganya. Tidak jarang kami-kami juga
diperlakukan demikian. Seenaknya saja mereka masuk kamar hotel kami dan
memeriksa kami dengan satu alasan sederhana saja: Kami harus memeriksa
Anda! Begitu saja. Ga ada penjelasan.
Di Australia, berapa kali saya harus melewati pemeriksaan yang -- hingga -- ikat pinggang saya
pun hrs ditaroh di pemeriksaan. Tas-tas saya pun hrs dibuka dan
cenderung bahasa seharusnya: diobrak-abrik. Lagi-lagi alasannya
sederhana: Kami harus memeriksa Anda. Satu yang menyakitkan, mereka
melihat wajah saya: Asia. Asia harus diperiksa. Lalu ditanyalah saya,
darimana? Saya jawab dengan gagahnya: Indonesia. Eh tanpa dinyana,
petugas membuka lembaran petunjuk, dia urut dengan jarinya, ketemu! Ya,
katanya, Indonesia harus diperiksa. Ooo, rupanya dilembar cek-list itu,
nama Indonesia masuk daftar negara yang orang-orangnya harus diperiksa.
Subhaanallaah. Geram juga saya. Nanti, kata saya, kalau saya udah jadi
Presiden, saya gituan dah dunia, he he he. Untunglah saya jauh jadi
presiden. Kalo iya, udah perang terus kali bawaannya, ha ha ha. Perang
urat syaraf. Betapa tidak, Bali saya periksa ketat seperti mereka
memeriksa kita. Kamar-kamar mereka, tak geledah di sembarang waktu. Dan
saya instruksikan supaya mata uang yang dipakai, hanya rupiah. Tak
bikin peraturan, dolar dan lain-lainnya, kecuali real barangkali karena
negeri dengan mekkah dan madinah, he he he, ga boleh masuk ke
Indonesia. Mereka sudah harus nuker di negaranya masing-masing. Bakal
dimusuhin sih, tapi biar saja. Wong presidennya kan saya, ha ha ha.
Negara juga negara saya. Kalo ga suka, ya jangan masuk negara saya.
Cuma, saya akan bikin dunia juga jadi perlu sama saya, jadi perlu sama
Indonesia. Sehingga pasti mereka akan susah payah nurut, seperti
hebatnya kita diam dan nurut diperlakukan oleh mereka!
Baca lagi...
Langganan:
Postingan (Atom)