Kamis, Januari 29, 2009

Demokrasi Rumah Tangga

Ada hal yang sepertinya menarik untuk diceritakan... mengenai posisi seorang suami dalam rumah tangga

Seorang pemimpin dalam rumah tangga adalah suami, dan istri adalah pendamping. Tapi itu dulu, kalo sekarang suami istri adalah pemimpin dalam rumah tangga. Jaman sekarang rasanya hampir hilang kekuasaan mutlak seorang suami(ingat ya MUTLAK)

Jaman sekarang, semua keputusan diambil secara musyawarah antara suami dan istri. Meskipun terkadang suatu keputusan diambil secara musyarawah, tapi tetap saja keputusan akhir biasanya terletak disuami. Lalu bagaimana dengan posisi seorang anak, anak bisa memberi masukan dan juga bisa menentukan keputusan apabila dilakukan voting atau suara terbanyak. Jadinya demokrasi deh...

Keputusan dalam rumah tangga tidak boleh berbeda-beda, misalnya suami memutuskan A maka Istripun harus memiliki keputusan A, jangan B atau C. Sehingga semua anggota keluarga seperti anak tidak bingung. Apabila keputusannya berbeda, seperti contoh istri melarang jajan kepada anak tapi suami malah membolehkan jajan, maka bisa membuat anak bingung dan merasa kalo tindakannya ada yang membela. Alhasil, anakpun merasa kalo keputusan keluarganya plin-plan dan sulit untuk menentukan mana yang baik dan mana yang buruk.

Bahkan bukan cuma anggota rumah tangga saja yang bingung, yang bukan anggota keluarga lainpun akan bingung apabila keputusan antara suami dan istri berbeda. dikiranya keluarga ini gak serasi donk.

Itu yang saya ambil dari buku NANNY 911, meskipun cuma minjem. Tapi lumayan lah... belajar jadi seorang bapak...ups Abah.
Ada benarnya dengan pelajaran dari buku itu. Tapi saya jadi ingat, bagaimana pendapat suami dalam menentukan keputusan yang berbau peralatan rumah tangga dan sejenisnya...

Terkadang saya sebagai seorang suami merasa, terserah aja lah, mau dibeli perabotan apa mau pakai apa ya tidak masalah, yang penting uangnya cukup (hehe... cukup gak yank). Tapi kok kalo terserah kayanya gak peduli amat dengan kebutuhan rumah tangga, jadinya istri saya terkadang meminta pendapat..... "Pilih mana Yank ?"

"Gimana kalo yang Ini....?" jawabku

"Gak mau yang ini lah, yang Itu aja" balas istriku

Giman sih nih, tadi nanya mau yang mana, tapi tetep aja keputusan ditangannya. Tau gitu mending gak usah nanya.

Begitulah, terkadang demokrasi itu harus dilaksanakan, meskipun keputusan sudah ada.


3 komentar:

Anonim mengatakan...

iya-iya betul, saya juga sebetulnya masih belajar tentang hidup berumah tangga.. karena prinsip kesetaraan harus ada.. kadang juga saya bingung antara kewenangan sama ego, saya khawatir ego yang bicara disetiap tindakan saya, tapi memang saya selalu berusaha sedemokratis mungkin dalam setiap keputusan, walaupun kadang dibilang teman harusnya istri nurut suami..
doakan langkah saya memimpin keluarga yah...

Anonim mengatakan...

mungkin sebaiknya dibumbui dengan hal-hal kecil seperti yang saya minta tolong disini (link)

http://footprint1980.wordpress.com/2009/02/08/buat-siapapun-bisa-membantu-nih-kayanya/

bantuin dunkm thx yah..

Anonim mengatakan...

aku jadi ketawa sendiri mbaca demokrasi rumah tangga itu. kok persis sama istri saya ya. dia juga suka ngingatin klo dia udah bikin keputusan pada anak, aku musti mengiyakan dan mengikuti. trus klo mau mutusin beli-2 juga gitu. kayaknya lucu ya.