Jumat, November 14, 2008

Bingung Pilih Operator Mana? Ya Pikir-Pikir dulu lah

Kenapa pikir-pikir dulu ? Mungkin ini menanggapi salah satu iklan operator telekomunikasi di Indonesia yang dengan lantang mengatakan “Pake XL gak perlu mikir, udah pasti murah“.Sepertinya iklan itu mampu menambah jumlah pelanggan operator tersebut dengan brand bahwa menggunakan produknya tidak perlu mikir lagi sudah pasti murah, orang utan aja memilihnya. Masa kalah sama orang utan yang gak perlu mikir.

Meskipun anda tidak mengerti dunia telekomunikasi, ada baiknya anda mengenal sedikit tentang telekomunikasi. Kenapa ? Karena dengan mengenal dunia telekomunikasi setidaknya anda bisa memilih operator mana yang cocok untuk kebutuhan, cocok dengan lingkungan anda, cocok untuk manfaat anda, dan yang paling penting cocok untuk keuangan anda.

Telekomunikasi yang ada sekarang ini dibagi menjadi dua, yaitu yang wireline dan wireless, atau di Indonesia biasa disebut dengan telekomunikasi kabel dan telekomunikasi nirkabel. Untuk telekomunikasi kabel seperti tembaga atau yang sekarang sedang trend dengan kapasitasnya yang sangat besar yaitu kabel optik, sedangkan untuk telekomunikasi nirkabel yang biasa dijumpai adalah selular, Wi-FI, WiMAX dan lain-lain.

Dalam regulasi telekomunikasi selular di Indonesia sendiri dibagi menjadi dua, yaitu mobile selular dan Fixed Wireless Access atau yang biasa disingkat FWA. Untuk yang mobile selular seperti yang ada sekarang kebanyakan menggunakan teknologi GSM seperti operator Telkomsel, Excelcomindo, Indosat dan untuk FWA menggunakan teknologi CDMA. Tapi bukan berarti kedua regulasi tersebut tidak bisa bertukaran teknologi, seperti Mobile8 dengan teknologi CDMA mengusung produk FREN yang mampu bergerak tanpa batas atau seperti mobile selular.

Sekilas mengenai Sistem Telekomunikasi Selular
Teknologi GSM dan CDMA pun sebenarnya sama-sama menganut sistem telekomunikasi selular, dimana setiap area ditangani oleh stasiun pemancar yang luas area layanannya berbentuk cell. Jadi fungsi utama dari stasiun pemancar atau yang biasa dikenal dengan BTS (Base Station System) adalah untuk menangani para pengguna handphone yang berada diwilayah tersebut.

Gambar 1. Bentuk Area Layanan oleh BTS

Secara ideal atau teoritis, bentuk sell dari layanan area BTS menyerupai bentuk heksagonal. Sehingga, apabila handphone anda masuk dalam area layanan opeartor tertentu, maka bisa diperkirakan bahwa handphone anda sedang ditangani oleh BTS operator tersebut yang paling terdekat. Itu seandainya kita berbicara secara teoritis yang menganggap segala sesuatu hasilnya ideal dan sesuai yang diinginkan.

Lalu bagaimana dengan prakteknya sendiri, mungkin dari kita banyak yang tidak menyangka bahwa cell atau layanan area yang diinginkan itu berbentuk macam-macam. Ada yang berbentuk bulat, lonjong atau pun ada juga yang berbentuk panjang seperti pisang. Itu semua tergantung dari kebutuhan dan kondisi dilapangan itu sendiri.

Gambar 2. Kondisi Area Layanan sebenarnya

Bisa dilihat pada gambar 2 diatas, yang menunjukkan kondisi area layanan suatu BTS yang sesungguhnya. Ada area yang dinamakan dengan blank spot dan ada area yang dinamakan overlapping.

Untuk daerah yang mengalami blank spot maka tidak akan mendapat sinyal dari BTS, alhasil kita sering tiba-tiba mengalami call drop atau sambungan terputus ketika sedang menelpon sambil bergerak, entah menggunakan kendaraan ataupun jalan kaki. Sedangkan untuk area yang overlapping malah bisa disebut area yang bagus, karena saling mengisi antar area, bisa ke ikut BTS X ataupun ikut BTS Y.

Hard Handoff dan Soft Handoff
Perpindahan suatu mobile station atau handphone dari suatu BTS ke BTS lain memerlukan suatu proses yang cukup rumit. Proses yang dinamakan Handoff itu adalah proses yang sangat utama dari kehandalan suatu sistem telekomunikasi selular. Apabila proses Handoff tidak berhasil dengan mulus, maka bisa dipastikan mobile stasion akan kehilangan sinyal dan berpotensi terjadinya call drop.

Dengan proses Handoff yang handal, maka bisa dipastikan bahwa kontinuitas suatu sistem telekomunikasi akan sangat baik apabila pelanggan dalam keadaan bergerak. Handoff sendiri dibagi menjadi dua yaitu hard handoff dan soft handoff.


Gambar 4. Cell di Sistem GSM dan CDMA

Gambar 4 memperlihatkan komposisi frekuensi yang digunakan oleh BTS masing-masing teknologi. Untuk GSM, biasanya frekuensi dibagi menjadi 7 bagian frekuensi yang berulang-ulang. Tujuannya agar kapasitas dari BTS tersebut menjadi lebih banyak. Berbeda dengan CDMA yang memang memiliki kapasitas bandwitdh yang sangat besar



Biasanya proses Hard Handoff terjadi di teknologi GSM sedangkan proses Soft Handoff terjadi di teknologi CDMA. Kenapa demikian ? Karena pada sistem selular GSM masing-masing sell yang bersebrangan memiliki frekuensi yang berbeda, sedangkan dalam CDMA tidak. Semua sell yang bersebrangan hampir semua memiliki spektrum frekuensi yang sama. Sehingga ketika terjadi proses handoff di teknologi GSM , suatu mobile station harus berpindah frekuensi dari frekuensi di BTS sebelumnya ke frekuensi yang baru di BTS yang baru. Berarti untuk GSM bisa mengalami proses Hard Handoff yang berpotensi call drop. Mungkin anda bisa menilai sendiri , lebih bagus mana GSM dengan CDMA ?

Roaming di selular
Meskipun regulasi mobile selular dan FWA berbeda, tapi keduanya mengadopsi teknologi sistem telekomunikasi selular. Yang mobile selular lebih bebas bergerak kemanapun sedangkan yang FWA bergerak terbatas. Kebebasan bergerak FWA dibatasi oleh kode area suatu daerah. Misalnya anda pengguna nomor FWA yang berkode area 021 yaitu Jakarta, maka nomor tersebut hanya bisa aktif didaerah Jakarta saja. Begitu masuk ke daerah lain dengan kode akses yang berbeda, sudah tentu nomor tersebut tidak akan terlayani oleh BTS daerah tersebut.

Itu berbeda dengan mobile selular yang akan aktif di daerah manapun, asalkan masih ter-cover atau terlayani oleh BTS operator tersebut. Meskipun begitu di mobile selular ada perbedaan biaya apabila mobile station menggunakan layanannya bukan didaerah asalnya. Mungkin kalo dahulu dikenal dengan nama layanan roaming yang sekarang sudah hampir tidak terdengar lagi istilah tersebut tapi tetap saja ada perbedaan biaya apabila melakukan panggilan yang berada bukan dari area asalnya. Hal ini juga yang membuat banyak masyarakat menjadi dibohongi dalam menggunakan layanan suatu operator, dibohongi sih tidak, tapi dalam suatu iklan pun memang terdapat syarat dan ketentuan berlaku. Jadi apabila membeli suatu kartu perdana baru, maka perhatikanlah syarat dan ketentuan yang berlaku. Biasanya pada syarat tersebut terdapat kalimat yang berisi bahwa tarif berlaku untuk daerah layanan asal sepeti untuk layanan Jabodetabek, atau Medan dan sekitarnya dan lain-lain.

Untuk yang mengalami masalah keuangan bisa beralih ke FWA. Tapi bagaimna dengan roaming untuk regulasi FWA ? Karena regulasi FWA memang tidak ada istilah roaming, maka sudah bisa dipastikan bahwa mobile station untuk FWA tidak akan mendapatkan layanan apabila terdapat di area yang bukan kode areanya. Inilah yang membuat biaya hak pengguna frekuensi FWA menjadi lebih murah dibandingkan mobile selular atau GSM. Justru yang menjadi masalah adalah ketika anda berada didaerah perbatasan antara kode area yang berbeda. Apakah layanan FWA tetap bisa digunakan ?

Regulasi layanan FWA mengadopsi dari Negara India dan merupakan perkembangan layanan telepon tetap menggunakan kabel. Sehingga apabila telepon tetap kabel tidak memiliki mobilitas atau hanya disatu tempat saja, maka pada layanan FWA pelanggannya bisa bergerak bebas kemana saja asal masih pada daerah yang memiliki kode area yang sama.

Untuk pengguna layanan FWA yang terdapat di dalam kota atau daerah yang bukan perbatasan mungkin tidak masalah, tapi untuk pelanggan yang menggunakan layanan FWA diperbatasan mungkin akan bingung? memilih nomor dengan kode area mana sebaiknya? ( Berbeda dengan telepon tetap kabel, suatu kode area dipilih berdasarkan tempat tinggal pemiliknya. Karena telepon tetap hanya bisa diam disuatu tempat. ) Sudah tentu pengguna layanan FWA pasti menginginkan mobile station nya dapat aktif bukan hanya disekitar rumahnya tapi juga disekitar tempat beraktifitas atau sedikit diluar perbatasan daerahnya.

Jangan heran apabila banyak masyarakat yang menggunakan layanan FWA kemudian protes karena mobile stationnya tidak bisa digunakan padahal pelanggan tersebut bukan berada didaerah layanan kode areanya . Sebenarnya bukan cuma pelanggan yang bingung dalam kasus layanan FWA. Operator penyedia layanan FWA pun masih ragu dalam mengambil keputusan agar pelanggan yang didaerah perbatasan tidak bingung menentukan kode area.

Jadi mau pilih mana ? Disamping keuangan anda yang tebatas , pikirkan juga kebutuhan anda yang sering pergi keluar kota.



Cell Breath pada BTS
Yang dimaksud dengan Cell Breath pada BTS adalah luas layanan dari suatu BTS yang berubah ubah layaknya paru-paru yang sedang bernafas. Mengapa hal itu terjadi ? Karena jumlah pelanggan yang terdapat di suatu area layanan BTS berubah-ubah. Untuk menjaga performansinya agar diatas treshold, maka daya yang dipancarkan juga berubah-ubah, oleh karena itu luas area yang dilayani BTS menjadi berubah-ubah.

Biasanya karena sifat dari cell breathing ini bisa dihadapi dengan overlap coverage area antar BTS, sehingga apabila luas area layanan BTS mengecil, masih bisa ditangani oleh BTS tetangganya atau seberangnya. Tentunya hal ini dapat menghindari terjadinya blank spot apabila dalam suatu BTS kelebihan jumlah mobile station.

Gambar 5. Cell Breathing BTS

Bagi operator penyedia layanan mobile selullar, hal ini tidak terlalu menjadi masalah. Yang sangat menjadikan masalah adalah bagi penyedia layanan FWA. Apabila mobile station berada pada daerah perbatasan kode area, maka sangat sekali bergantung pada kemampuan BTS dengan kode areanya. Tapi apabila BTS dengan kode areanya tidak mampu menangani mobile station tersebut (mengalami cell breathing), maka ada kemungkinan mobile station itu mendapat sinyal dari BTS yang berbeda kode areanya. Selanjutnya apa yang tejadi ? Mobile station tidak mampu lagi untuk melakukan panggilan dan dipanggil, karena mobile station tersebut berada bukan di daerah kode areanya.

Bisa dibayangkan apabila hal ini terjadi berulang-ulang terus, tentunya bukan hanya merugikan pelanggan tapi juga merugikan operator FWA.

Gambar 6. Mobile Station di perbatasan kode area layanan

Sesuai dengan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 35 Tahun 2004 Tentang Penyelenggara Jaringan Tetap Lokal Tanpa Kabel Dengan Mobilitas Terbatas. Yang dimaksud dengan mobilitas terbatas adalah mobilitas jaringan akses pelanggan tetap lokal tanpa kabel yang dibatasi pada satu daerah tertentu. Yang mana penyelenggara jaringan tetap lokal tanpa kabel namun tidak terbatas pada penggunaan teknologi wireless CDMA (Code Division Multiple Access).

Jadi pada peraturan tersebut tertulis jelas bahwa pelanggan tetap lokal tanpa kabel yang dibatasi pada satu daerah tersebut. Regulasi ini yang membuat para operator FWA bingung menyikapi pelanggan yang tinggal di daerah perbatasan. Bahkan beberapa operator sempat mencoba menangani masalah ini dengan optimalisasi pada antena BTSnya, namun tetap saja teori dan praktek sangat sulit untuk diimplementasikan secara ideal.

Solusi
Beberapa operator FWA memperkenalkan solusinya dengan memberikan feature roaming untuk pengguna FWA. Memanfaatkan celah pada KM Nomor 35 Tahun 2004 dengan cara mengganti atau mendapatkan nomor telepon yang baru dengan kode area tempat pelanggan berada. Bagi pengguna FWA menjadi lebih mudah untuk melakukan perjalanan jauh dan berbeda kode area, begitupula apabila terjadi cell breathing di daerah perbatasan.

Sudah selesai solusinya ? Ternyata belum, seperti kasus yang dijelaskan sebelumnya, bahwa apabila mobile station mendapatkan sinyal dari BTS yang berbeda kode area, maka akan memperoleh feature roaming. Mengakibatkan nomor telepon mobile station tersebut menjadi berubah sesuai dengan kode area BTS yang melayaninya. Alhasil, mobile station tersebut berubah-ubah nomornya sesuai dengan kondisi sel BTS. Jadi wajar saja apabila rekan anda yang anda hubungi protes dengan berubah-ubah nomor telepon anda.

Solusi lain bisa dengan membuat beberapa BTS yang berada di perbatasan mampu menangani dua kode area yang berbatasan. Tapi begitu ide tersebut di prakterkkan oleh salah satu operator FWA, pihak regulator langsung menyemprit operator tersebut karena merasa masih ada mobile station yang mampu aktif di bukan kode areanya. Semakin pusing saja operator FWA.

Bagaimana ? apa sudah mengenal sedikit telekomunikasi ? Setidaknya kita bisa memilih produk mana yang cocok buat kita.

Anda tinggal diperbatasan? sering keluar kota? Pikir-pikir dulu pake FWA.
Ingin Hemat ? jarang berpergian ke luar kota ? Pikir-pikir dulu pake GSM

Bima Indra Gunawan
0706173490
Mahasiswa Manajement Telekomunikasi
Universitas Indonesia

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Berapa batasan overlap coverage antar BTS? Berapa persen (meter)dari radius coverage?