Akhirnya rekreasi juga...
Liburan panjang akhir tahun belum rekreasi nih, padahal sang Istri udah minta terus buat jalan-jalan " Aku bosen dirumah aja" gitu katanya. Padahal sekalinya jalan-jalan itu pasti harus keluarin uang donk. Asal jalan-jalannya bermanfaat dan membuat kita refresh bagi saya gak masalah. Cuma malesnya kalo jalan-jalan jaman sekarang itu lebih cenderung ke MALL, ujung-ujungnya ya beli apa kek.... minimal ya makan di fastfood. Jalan-jalan yang kurang sehat juga.
Target adalah Air Panas Gunung Pancar, Yah, disana selain ada air panas juga karena keluarga saya belum tau alias belum pernah menyentuh daerah saya. Jaraknya gak jauh dari Jakarta. Tepatnya masih di Bogor , selatan Jakarta.
Masuk Tol Jagorawi, Lalu keluar tol di Sentul (Bayar Rp3000), itu loh tempatnya sirkuit sentul. Setelah keluar tol belok kiri lalu ke kanan arah Babakan Madang. Selanjutnya ikutin aja jalan besar sampai ketemu terminal Babakan Madang yang lumayan ramai, selain itu disuruh bayar Rp2000 (alasannya buat jalan).
Setelah bayar, jalanannya malah makin jelek dan makin menanjak. Abis itu ditengah jalan di cegat lagi sama keamanan deh buat bayar Rp2000 lagi. Belum lagi ada sedekah yang dipinggir jalan, paling ngga ya siapin aja uang 5 X @Rp1000.
Setelah ketemu warung sate, maka belok kanan. Tapi yang jelas setelah ini jalan makin terjal dan curam. Hati2 buat pengendara mobil sedan, bisa mentok terus tuh body. Naik-naik ke puncak gunung tinggi-tinggi sekali, kiri kanan kulihat saja banyak pohon cemara...Yup banyak pohon cemara yang tinggi-tinggi banget kaya di Lembang.Sampe akhirnya ketemu gerbang kaya gini dengan tarif :
Orang dewasa Rp 10.000
MObil Rp 4.000
Itung-itung abis Rp74.000 deh. Cuma begitu masuk agak gak enak juga, ternyata berenangnya itu rame-rame dan kotor banget. Jadi illfeel gitu deh kaka gue, istri gue sama nyokap jadi males mandi.
Tapi ternyata ada juga yang khusus kolam keluarga, enak banget. Cuma Rp 100.000 tapi 2 jam. Kita mandi aja bertujuh, lumayan puas kok. Kalo saran saya sih, mending ambil paket yang ini aja. Kolam nya gak begitu gede, tapi cukuplah buat ber 7. Kan mandi air panas ganti-gantian.
Wah, enak nya mandi air panas, sama keluarga... pegal hilang, pikiran jadi fresh. Hmm... jagi pengen lagi.
Baca lagi...
Selasa, Desember 30, 2008
Tips Sikat Gigi yang Baik
Dari judulnya sih keren tips sikat gigi yang baik, itu setelah saya mengalami pencabutan gigi geraham secara paksa oleh Bu Dokter Gigi Maharani. Huh... sebelum dicabut aja, takutnya udah gak ketolongan. Gara-gara gigi gue yang bolong ditambal terus bocor deh sampe ke gusi. Jadinya harus di cabut. Huh...
Ini gue kasih beberapa tips untuk menjaga kesehatan gigi dan gusi. Karena kesehatan gigi itu sangat mempengaruhi syaraf kita yang lain seperti otak, telinga, jantung bahkan bisa menyebabkan stroke. Untuk yang gak mau giginya dicabut, yang gak mau sakit gigi dan yang gak mau kesehatannya tidak terjaga gara-gara gigi. Maka sebaiknya jaga deh tuh gigi loe...(gaya betawi)
Cara menggosok gigi yang baik:
1.Gosoklah seluruh permukaan gigi yang menghadap ke pipi dan lidah. Pastikan seluruh permukaan telah tergosok.
2.Untuk gigi atas gerakan sikat dari atas ke bawah (seperti mencungkil) dan sebaliknya untuk gigi bawah gerakan sikat dari bawah ke atas.
2.Gosoklah dengan lembut permukaan gusi dan lidah
3.Posisi sikat gigi kurang lebih 45 derajat di daerah perbatasan antara gigi dan gusi sehingga gusi tidak terluka.
Kemudian jangan lupa untuk menggosok gigi setelah makan. Yup cukup setelah makan saja, karena biasanya kalo abis makan pasti ada makanan yang menempel.
Jangan lupa menyikat lidah. Di dalam rongga mulut selain gigi, juga terdapat organ penting lainnya yaitu lidah. Mulut mengandung berbagai bakteri dan beberapa jenis bakteri dapat tumbuh di lidah. Pada beberapa orang, tumbuhnya bakteri tersebut menyebabkan napas berbau tak sedap. Awas nanti muntah kalo keseringan sikat lidah.
Kurangi mengkonsumsi panganan ringan. Pangan ini cukup tinggi kadar gulanya sehingga berpotensi sebagai makanan untuk pertumbuhan bakteri mulut. Dalam waktu sekitar 20 menit setelah makan panganan ringan, bakteri akan menghasilkan senyawa asam seperti asetat, format, dan laktat. yang menyerang email gigi. Ngemil berarti menambah waktu kontak senyawa asam dengan gigi sehingga memperburuk kesehatan gigi. Berkumur sehabis ngemil dapat membantu mengurangi sisa makanan dan mengencerkan zat asam di mulut. Kumur-kumur terus!!!!!!!!
Kurangi atau tinggalkan minuman bersoda. Gula di dalam minuman ringan bersoda dapat menjadi nutrisi untuk pertumbuhan bakteri di mulut, sebagaimana pada snack. Kalaupun komposisi minumannya tanpa gula, adanya asam sitrat dan fosfat hingga pH 2 ( sangat asam), dapat menggerus akar dan email gigi.Wah, mending air putih deh.
Percaya deh, cabut gigi itu beneran gak enak. Bahkan disuntiknya aja udah sakit banget. Padahal disuntik itu untuk mengurangi rasa sakit loh. Ayo sikat gigi ....
Baca lagi...
Ini gue kasih beberapa tips untuk menjaga kesehatan gigi dan gusi. Karena kesehatan gigi itu sangat mempengaruhi syaraf kita yang lain seperti otak, telinga, jantung bahkan bisa menyebabkan stroke. Untuk yang gak mau giginya dicabut, yang gak mau sakit gigi dan yang gak mau kesehatannya tidak terjaga gara-gara gigi. Maka sebaiknya jaga deh tuh gigi loe...(gaya betawi)
Cara menggosok gigi yang baik:
1.Gosoklah seluruh permukaan gigi yang menghadap ke pipi dan lidah. Pastikan seluruh permukaan telah tergosok.
2.Untuk gigi atas gerakan sikat dari atas ke bawah (seperti mencungkil) dan sebaliknya untuk gigi bawah gerakan sikat dari bawah ke atas.
2.Gosoklah dengan lembut permukaan gusi dan lidah
3.Posisi sikat gigi kurang lebih 45 derajat di daerah perbatasan antara gigi dan gusi sehingga gusi tidak terluka.
Kemudian jangan lupa untuk menggosok gigi setelah makan. Yup cukup setelah makan saja, karena biasanya kalo abis makan pasti ada makanan yang menempel.
Jangan lupa menyikat lidah. Di dalam rongga mulut selain gigi, juga terdapat organ penting lainnya yaitu lidah. Mulut mengandung berbagai bakteri dan beberapa jenis bakteri dapat tumbuh di lidah. Pada beberapa orang, tumbuhnya bakteri tersebut menyebabkan napas berbau tak sedap. Awas nanti muntah kalo keseringan sikat lidah.
Kurangi mengkonsumsi panganan ringan. Pangan ini cukup tinggi kadar gulanya sehingga berpotensi sebagai makanan untuk pertumbuhan bakteri mulut. Dalam waktu sekitar 20 menit setelah makan panganan ringan, bakteri akan menghasilkan senyawa asam seperti asetat, format, dan laktat. yang menyerang email gigi. Ngemil berarti menambah waktu kontak senyawa asam dengan gigi sehingga memperburuk kesehatan gigi. Berkumur sehabis ngemil dapat membantu mengurangi sisa makanan dan mengencerkan zat asam di mulut. Kumur-kumur terus!!!!!!!!
Kurangi atau tinggalkan minuman bersoda. Gula di dalam minuman ringan bersoda dapat menjadi nutrisi untuk pertumbuhan bakteri di mulut, sebagaimana pada snack. Kalaupun komposisi minumannya tanpa gula, adanya asam sitrat dan fosfat hingga pH 2 ( sangat asam), dapat menggerus akar dan email gigi.Wah, mending air putih deh.
Percaya deh, cabut gigi itu beneran gak enak. Bahkan disuntiknya aja udah sakit banget. Padahal disuntik itu untuk mengurangi rasa sakit loh. Ayo sikat gigi ....
Baca lagi...
Selasa, Desember 23, 2008
Ingat mudamu sebelum tuamu......(bagian 3)
Masih ingat kan mengenai lima perkara yang harus kita waspadai ? Salah satunya adalah ingat mudamu sebelum tuamu. Yang intinya kita harus selalu mengingat masa muda kita sebelum kita menginjak masa tua.
Sebenarnya kapan sih dibilang muda ? dan kapan juga kita dibilang tua ? Ada yang bilang usia 50 tahun sudah dibilang tua, tapi kenyataannya masih ada tetangga yang berusia lebih dari 75 tahun. Atau kita terkadang menganggap usia 30 tahun merupakan usia yang muda, ternyata banyak juga yang tutup usia di sekitar 20-an. Jadi bagaimana kita bisa menilai kita ini tua atau muda ?
Menurut saya untuk menentukan usia tua atau muda itu tergantung dari pembanding. Karena tua atau muda itu bukan merupakan kata benda, tapi lebih tepatnya kata sifat. Masih inget gak pelajaran bahasa Indonesia, kalo kata sifat itu bisa diberi awalan paling. Alhasil, tua dan muda menjadi kata sifat. Sehingga kita bisa menentukan tua atau muda itu tergantung dari pembanding atau lawannya. Seperti contoh saya lebih tua dari anda....ups, udah ah... jadi belajar bahasa Indonesia.
Tua atau muda itu mungkin bisa dikaitkan juga dengan produktivitas, sehingga apabila kita sudah tidak produktif lagi maka bisa dikatakan tua, sebaliknya bila kita masih selalu produktif maka bisa dipastikan dikatakan tua. Agak aneh juga sih?
Kenapa juga saya membahas tua atau muda? Sebenarnya begini, diusia saya yang sekarang sebentar lagi menginjak usia 25 tahun. Ya diusia yang terkadang banyak orang menganggap masih muda, baru beranjak dewasa atau masa selepas remaja. Tapi banyak juga diusia ini yang sudah mengakhiri masa lajangnya. Dan saya salah satu yang yang termasuk berani mengakhiri masa lajang tersebut.
Dikantor pun masih lebih banyak temen-teman yang seusia saya tapi belum menikah. Entah karena belum ada yang cocok atau terkadang alasan penghasilan (padahal penghasilannya sama aja kok). Yang paling saya ingat ada perkataan teman main saya yang bilang “hallo pria beristri”, atau ada juga yang mengejek “wah, kamu gak usah beli mainan GUNDAM dulu deh, mending ngarakit lemari , maklum sudah punya istri.”
Kemudian dilingkungan keluarga pun banyak yang masih menganggap saya seorang anak kecil yang belum menikah, baru menganggap saja , toh kenyataannya mereka hadir ketika saya akad nikah. Tapi ada juga yang ketika melihat saya dengan berkata “Ehmmm, kamu sekarang dewasa ya... “ atau ada juga “tambah dewasa nih”. Sebenarnya sih bukan pengen bilang dewasa, tapi kok udah keliatan tua, gak sesuai umurnya nih.
Dan yang paling heboh adalah ketika saya bertemu temen kuliah S1 saya ketika bertemu disalah satu pernikahan teman kami “Wah, nih orang udah lain banget.... udah poster bapak-bapak nie....”. Terakhir datang dari istri dan adik ipar saya yang bilang ... “ Kok sekarang udah kaya bapak-bapak dari bentuk tubuhnya.”
Biasa deh langsung cari cermin untuk melihat kondisi tubuh sekarang ini. Wah ternyata benar, coba perhatiin. Dari muka sudah ada makin lebar, mungkin akibat setelah menikah yang segalanya menjadi lebih banyak diperhatikan termasuk makan dan kesehatan. Coba liat lehernya... Hm..... sudah agak gendut, bahkan jakun nya saja sudah mulai menghilang. Lalu ke dada, perut dan pinggul. Ternyata semuanya melebar jauh dari porsinya. Yang paling terakhir adalah timbangan yang menunjukkan angka 66 kilogram. Wah, udah naik 5 Kilo dari sebelum nikah. Padahal nikah baru 6 bulan.
Kenapa juga harus bingung, kalo ternyata saya memang enjoy untuk menikmati hidup ini. Masih bisa bahagia dalam menjalankan hidup ini, dan saya mudah-mudahan masih bisa menjalankan perintahMu dan menjauhi laranganMu disisa akhir hidup saya. Karena saya yakin bahwa usia seseorang tidak ada yang tahu. Apakah diusia sekarang ini saya cukup muda ? siapa tahu saya meninggalkan dunia ini esok hari. Atau diusia ini saya cukup tua, siapa tahu juga kalo saya mampu bertemu dengan cicit dan anak cicit ku.
Semoga....
Baca lagi...
Sebenarnya kapan sih dibilang muda ? dan kapan juga kita dibilang tua ? Ada yang bilang usia 50 tahun sudah dibilang tua, tapi kenyataannya masih ada tetangga yang berusia lebih dari 75 tahun. Atau kita terkadang menganggap usia 30 tahun merupakan usia yang muda, ternyata banyak juga yang tutup usia di sekitar 20-an. Jadi bagaimana kita bisa menilai kita ini tua atau muda ?
Menurut saya untuk menentukan usia tua atau muda itu tergantung dari pembanding. Karena tua atau muda itu bukan merupakan kata benda, tapi lebih tepatnya kata sifat. Masih inget gak pelajaran bahasa Indonesia, kalo kata sifat itu bisa diberi awalan paling. Alhasil, tua dan muda menjadi kata sifat. Sehingga kita bisa menentukan tua atau muda itu tergantung dari pembanding atau lawannya. Seperti contoh saya lebih tua dari anda....ups, udah ah... jadi belajar bahasa Indonesia.
Tua atau muda itu mungkin bisa dikaitkan juga dengan produktivitas, sehingga apabila kita sudah tidak produktif lagi maka bisa dikatakan tua, sebaliknya bila kita masih selalu produktif maka bisa dipastikan dikatakan tua. Agak aneh juga sih?
Kenapa juga saya membahas tua atau muda? Sebenarnya begini, diusia saya yang sekarang sebentar lagi menginjak usia 25 tahun. Ya diusia yang terkadang banyak orang menganggap masih muda, baru beranjak dewasa atau masa selepas remaja. Tapi banyak juga diusia ini yang sudah mengakhiri masa lajangnya. Dan saya salah satu yang yang termasuk berani mengakhiri masa lajang tersebut.
Dikantor pun masih lebih banyak temen-teman yang seusia saya tapi belum menikah. Entah karena belum ada yang cocok atau terkadang alasan penghasilan (padahal penghasilannya sama aja kok). Yang paling saya ingat ada perkataan teman main saya yang bilang “hallo pria beristri”, atau ada juga yang mengejek “wah, kamu gak usah beli mainan GUNDAM dulu deh, mending ngarakit lemari , maklum sudah punya istri.”
Kemudian dilingkungan keluarga pun banyak yang masih menganggap saya seorang anak kecil yang belum menikah, baru menganggap saja , toh kenyataannya mereka hadir ketika saya akad nikah. Tapi ada juga yang ketika melihat saya dengan berkata “Ehmmm, kamu sekarang dewasa ya... “ atau ada juga “tambah dewasa nih”. Sebenarnya sih bukan pengen bilang dewasa, tapi kok udah keliatan tua, gak sesuai umurnya nih.
Dan yang paling heboh adalah ketika saya bertemu temen kuliah S1 saya ketika bertemu disalah satu pernikahan teman kami “Wah, nih orang udah lain banget.... udah poster bapak-bapak nie....”. Terakhir datang dari istri dan adik ipar saya yang bilang ... “ Kok sekarang udah kaya bapak-bapak dari bentuk tubuhnya.”
Biasa deh langsung cari cermin untuk melihat kondisi tubuh sekarang ini. Wah ternyata benar, coba perhatiin. Dari muka sudah ada makin lebar, mungkin akibat setelah menikah yang segalanya menjadi lebih banyak diperhatikan termasuk makan dan kesehatan. Coba liat lehernya... Hm..... sudah agak gendut, bahkan jakun nya saja sudah mulai menghilang. Lalu ke dada, perut dan pinggul. Ternyata semuanya melebar jauh dari porsinya. Yang paling terakhir adalah timbangan yang menunjukkan angka 66 kilogram. Wah, udah naik 5 Kilo dari sebelum nikah. Padahal nikah baru 6 bulan.
Kenapa juga harus bingung, kalo ternyata saya memang enjoy untuk menikmati hidup ini. Masih bisa bahagia dalam menjalankan hidup ini, dan saya mudah-mudahan masih bisa menjalankan perintahMu dan menjauhi laranganMu disisa akhir hidup saya. Karena saya yakin bahwa usia seseorang tidak ada yang tahu. Apakah diusia sekarang ini saya cukup muda ? siapa tahu saya meninggalkan dunia ini esok hari. Atau diusia ini saya cukup tua, siapa tahu juga kalo saya mampu bertemu dengan cicit dan anak cicit ku.
Semoga....
Baca lagi...
Curhat
cerita
Senin, Desember 22, 2008
Perlunya Perbaikan Regulasi FWA Untuk Keseimbangan Kompetisi Telekomunikasi
Semakin berkembang pesatnya penetrasi pada pelanggan Fixed Wireless Access (FWA) membuat para penyelenggara jaringan Selullar ketar-ketir. Seperti yang diprediksikan beberapa tahun yang lalu ketika pertama kali dikeluarkannya regulasi FWA, yang akan mempu meningkatkan penetrasi dari jaringan tetap lokal atau fixed line. Malahan FWA mampu menjadi saingan utama dari bisnis telekomunikasi selullar, setelah sekian lama tidak mendapatkan saingan dan berjalan tanpa rintangan apapun.
Apalagi regulasi FWA yang mengizinkan pelanggan untuk dapat mengaktifkan handsetnya pada wilayah yang berada dalam satu wilayah kode area. Dengan begitu pelanggan merasa untung dengan menggunakan telepon tetap tapi masih bisa dibawa kemana-mana asalkan masih dalam wilayah yang satu kode area.
Layanan Fixed Wireless Access atau biasa dipanggil FWA merupakan layanan telepon untuk pelanggan yang tetap. Dahulu layanan ini dikenal dengan nama Wireless Local Loop (WLL) yang memberikan layanan telepon tanpa kabel tapi dengan peraturan seperti menggunakan kabel. Sehingga pesawat telepon nya pun hanya bisa berada ditempat itu saja, dan apabila menginginkan perpindahan tempat, maka harus disetujui oleh penyedia jaringan. Sungguh suatu yang sangat merepotkan apabila WLL ingin berpindah-pindah tempat. Berawal dari kekurangan itulah yang memunculkan ide FWA yang bisa dibawa kemana-mana. Berbeda dengan layanan mobile selullar yang tidak membatasi pergerakan pelanggannya, pada layanan FWA pergerakan pelanggannya dibatasi oleh jarak tertentu.
Teknologi GSM versus CDMA
Dari sisi teknologinya antara mobile sellular yang menggunakan teknologi GSM , pada FWA teknologi yang digunakan adalah CDMA. Tapi bukan berarti teknologi CDMA tidak mampu berbuat seperti GSM, hanya karena regulasinya yang dibuat agar memenuhi persyaratan. FWA juga menggelar jaringan didalam konfigurasi teknologi berbasis selular, dengan basestation ( BTS ) didalam area tersebut. Konfigurasi selular menyediakan spektrum yang lebih efisien karena menggunakan frekuensi reuse. Jadi perbedaan utamanya adalah pada pelanggan selular menyediakan solusi telekomunikasi untuk mobile user sedangkan FWA adalah akses network yang menyediakan wireline untuk fixed user.
Dilihat dari keterbatasan pergerakan pada layanan FWA, pastinya harus ada perbedaan regulasi antara mobile selular dan FWA. Tentu karena keterbatasan pergerakan dari FWA yang mempengaruhi harga dari penggunaan layanan FWA tersebut. Tapi dalam kenyataannya masih diperdebatkan masalah batas-batasan wilayah cakupan. Yang selama ini batasan itu masih dibatasi oleh satu kode wilayah.
Jadi seharusnya FWA berkompetisi langsung dengan wireline dan karena itu ada beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh FWA agar bisa bersaing dengan wireline. Dalam pandangan kualitas, pelanggan FWA seharusnya menyadari bahwa sangat sulit untuk bersaing kualitas dengan wireline. Karena pada wireless mempunyai bandwidth yang sangat terbatas dan mempengaruhi kualitas seperti kecepatan pelayanan dan delay yang cukup panjang. Tidak seperti Selullar, realibility FWA haruslah sebesar 99.99%, sementara selullar sebesar 90%. Karena mobilitas yang tinggi itulah yang membuat sistem selullar didesain lebih rendah dalam hal Grade of Service (GOS).
Dari sisi ekonomi, FWA secara nyata merupakan produk yang dibangun untuk mengisi kebutuhan yang spesifik, cepat dan ekonomis, akses ke jaringan dimana infrastruktur jaringan wireline tidak mencukupi dibanyak negara berkembang. Sehingga FWA dapat menyediakan akses secara cepat tanpa awal investasi yang terlalu besar dan lama. Selain hal tadi, masalah pergerakan yang terbatas pada satu kode area saja juga yang membuat harga FWA lebih rendah dari selullar.
Dilihat dari aspek regulasi, sebenarnya pemerintah Indonesia pun sedang mengikuti regulasi FWA yang terdapat di India. Karena India merupakan negara berkembang dengan penduduk yang sangat banyak. Regulasi memainkan peranan penting di masing-masing negara yang dipengaruhi akan kebutuhan telekomunikasi negara tersebut.
Maka awalnya sangat memungkinkan dibuatnya regulasi FWA yang disambut positif oleh masyarakat luas. Seperti yang kita ketahui bahwa sebagian masyarakat Indonesia merupakan menengah kebawah yang berpenghasilan pas-pasan atau rendah. Dengan tingkat mobilitas yang rendah tapi memerlukan komunikasi yang cepat, sudah tentu FWA menjadi pilihan yang tepat disamping selullar yang dari segi harga mencapai separuhnya. Tapi meskipun begitu, pada awalnya regulasi FWA dengan mobilitas terbatas saja sudah banyak ditentang oleh para penyedia jaringan telekomunikasi selular seperti TELKOMSEL dan EXCELCOM, karena mereka menginginkan regulasi FWA yang isinya membatasi kemampuan pergerakan pelanggannya hanya dalam satu BTS saja. Tentu saja hal itu ditolak mentah-mentah oleh TELKOM sebagai first comer untuk penyelenggaraan FWA.
Ada juga hikmah dari munculnya layanan fixed wireless karena dengan itu lalu operator menurunkan tarifnya, khususnya untuk panggilan ke telepon tetap lokal. Bahkan, operator mulai memperluas zona panggilannya, terutama untuk daerah-daerah "terbelakang", selain ada diskon-diskon panggilan di tempat-tempat atau pulau tertentu.
Teguran Pemerintah
Dari uraian mengenai regulasi FWA, bisa kita lihat dengan kondisi sekarang beberapa langkah para penyedia jariangan FWA yang melanggar peraturan-peraturan yang ditetapkan. Mulai dari dibukanya roaming untuk kode area Bogor menuju Jakarta ataupun sebaliknya. Lalu sampai kehadiaran FWA yang bisa bergerak alias mampu menembus batas kode area.
Dengan ditemukannya beberapa pelanggaran dan bukti-buktinya, membuktikan bahwa masih banyak para penyelenggara jaringan telekomunikasi yang tidak berkomitmen dalam menjalankan bisnisnya. Tapi apa yang dilakukan oleh pemerintah selaku regulator dalam menghadapi para penyelenggara yang membandel. Ternyata mereka hanya menegur dan minta penjelasan dari para penyelenggara tersebut. Setelah itu berniat untuk untuk membenarkan kembali.
Seperti contoh tahun 2006 ketika para penyelenggara FWA seperti Telkom, Indosat dan Bakrie yang dipanggil oleh regulator untuk dimintai penjelasan mengenai kemampuan akses para pelanggan FWA yang melebihi batas area kode asalnya. Seperti yang terjadi di Bogor, dimana pelanggan Bogor yang memiliki pekerjaan di Jakarta dan bertempat tinggal di Bogor mampu membawa handset FWA nya baik di Jakarta maupun di Bogor dengan nomor yang sama. Sehingga mereka tidak perlu repot-repot mengganti nomor dan dengan leluasa menggunakan akses lokalnya.
Setelah pemerintah menegur dan meminta penjelasan mengenai pelanggaran tersebut barulah penyelenggara jaringan FWA melakukan pembetulan. Tapi apa hukumannya? Bisa dibilang tidak ada atau mungkin sudah disepakati win-win solusion untuk kedua belah pihak. Tentunya hanya operator selullar saja yang merasa dirugikan. Sedangkan bagi masyarakat seperti Bogor khususnya menjadi tidak mendapatkan kenyamanan lagi seperti sebelumnya.
Lalu bagaimana dengan fasilitas Combo yang ditawarkan oleh Flexi. Dengan fasilitas Combonya yang berkemampuan mirip selullar, dalam artian bisa dibawa kemana-mana. Padahal dari izin yang ada, Flexi yang merupakan produk dari PT.Telkom hanya diberi izin untuk menggelar layanan telepon tetap tanpa kabel dalam cakupan mobilitas terbatas. Dalam artian, pelanggan mestinya hanya bisa berkomunikasi dalam satu kode area saja tanpa bisa menggunakan teleponnya dikode area yang berbeda. Bila merujuk pada Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 35 Tahun 2004:
Bab I Ketentuan Umum
Pasal 1 Ayat 3. Mobilitas terbatas adalah mobilitas jaringan akses pelanggan tetap lokal tanpa kabel yang dibatasi pada satu daerah tertentu.
Pasal 3 ayat 1. Wilayah layanan penyelenggara jaringan tetap lokal tanpa kabel dengan mobilitas terbatas dibatasi maksimum pada satu kode area layanan jaringan tetap lokal.
Pasal 4 ayat 1. Penyelanggara jaringan tetap lokal tanpa kabel dengan mobilitas terbatas dilarang membuka fasilitas jelajah antar kode wilayah layanan yang berbeda.
Pasal 4 ayat 2. Setiap nomor pelanggan hanya dapat terdaftar pada satu daerah operasional dan tidak dapat digunakan diluar daerah operasinya.
Dari peraturan yang ada membuktikan bahwa layanan Flexi Combo memang menyalahi aturan yang ditetapkan. Seperti yang tercantum dalam pasal 4 ayat 1 dan 2. Seharusnya nomor-nomor FWA yang hanya terdaftar di satu kode area tidak bisa digunakan di daerah yang berbeda. Sehingga tidak ada fasilitas apapun untuk pelayanan FWA tersebut.
Dalam suatu inovasi yang memang kontroversial, para penyelenggara telekomunikasi jeli melihat kelemahan regulasi pada KM Perhubungan Nomor 35 Tahun 2004. Tapi tetap berpedoman dan berpegangan pada regulasi. Dengan tidak harus mengganti kartu, dan hanya mendaftarkan lewat sms maupun fasilitas lain. Maka hadirlah layanan FWA antarkota yang fleksibel dan bisa digunakan dikotadan kode area mana saja layaknya selullar dengan memakai nomor yang berbeda-beda secara temporer tapi mampu kembali lagi menggunakan nomor induk ketika kembali ke kota asal.
Namun demikian, kontroversi dan polemik akan layanan tersebut tetap mencuat. Maka dipanggillah para direksi BUMN telekomunikasi itu untuk dimintai keterangan. Awalnya, mereka bersikukuh tak ada pelanggaran. Karena yang mereka lakukan hanyalah feature dariFWA. Ya, dengan berdalih menggunakan nomor yang berbeda dan juga berbeda kode area, maka penggunaan layanan Flexi Combo menjadi kekuatan untuk mengalahkan kelemahan dari PM Nomor 34 Tahun 2004.
Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia yang melakukan investigasi akhirnya menemukan sejumlah penyimpangan, seperti adanya tiga nomor aktif sekaligus dalam satu waktu dan di luar kode area nomor induk. Lainnya, aktivasi call forwarding hanya bisa dilakukan di satu kode area.
Kemudian BRTI melayangkan surat tanggal 7 November 2006 kepada tiga operator secara bersamaan: PT Telkom (Flexi), PT Indosat (StarOne) dan PT Bakrie Telecom (Esia) yang menindaklanjuti teguran pertama BRTI soal pelanggaran yang dilakukan para operator FWA tersebut terhadap KM. 35/2004. Keputusan BRTI dalam surat yang ditandatangani Dirjen Postel selaku Ketua BRTI tersebut, memutuskan tiga hal. Pertama, BRTI menginstruksikan kepada para operator FWA tersebut untuk memberikan layanan sesuai dengan aturan dan ketentuan yang berlaku yaitu KM. 35/2004 tentang Penyelenggaraan Jaringan Tetap Lokal Tanpa Kabel dengan Mobilitas Terbatas. Kedua, kepada ketiganya diberikan waktu hingga 1 Desember 2006 untuk melakukan perubahan-perubahan terkait dengan pelanggaran wilayah layanan penyelenggaraan jaringan telepon tetap lokal tanpa kabel dengan mobilitas terbatas yang dibatasi maksimum hanya pada satu kode area layanan jaringan tetap lokal saja. Dan Ketiga, apabila hingga batas waktu tanggal tersebut perubahan belum dilakukan menyeluruh, maka layanan FWA yang ada harus dihentikan sampai aturan dan ketentuan yang berlaku pada KM.35/2004 dipenuhi.
Surat Keputusan BRTI tertanggal tersebut adalah merupakan surat lanjutan setelah sebelumnya pada tanggal 10 Mei 2006 BRTI mengeluarkan surat teguran kepada tiga operator penyelenggara fixed wireless access (FWA) terkait dengan pelanggaran mobilitas terbatas sebagaimana telah diatur dalam KM Menteri Pehubungan No. 35/2004.
Surat teguran (pertama) dikeluarkan, berdasarkan atas hasil peninjauan yang telah dilakukan oleh BRTI di area Jakarta, Bandung dan Surabaya. Peninjauan dilakukan untuk mengetahui implementasi coverage area limited mobility dimana ditemukenali bahwa layanan ke tiga operator FWA tersebut ternyata masih bisa digunakan dengan baik (untuk melakukan panggilan outgoing atau incoming) di luar masing-masing kode area (021 untuk Jakarta, 022 untuk Bandung, 031 untuk Surabaya).
BRTI menyatakan bahwa mereka telah melakukan pelanggaran atas Keputusan Menteri Perhubungan No. 35 Tahun 2004 dimana dalam Bab II Pasal 3 disebutkan bahwa wilayah layanan penyelenggaraan jaringan tetap lokal tanpa kabel dengan mobilitas terbatas dibatasi maksimum pada satu kode area layanan jaringan tetap lokal. BRTI meminta mereka untuk segera melaksanakan tindakan-tindakan (teknis dan non teknis) yang diperlukan agar coverage area layanan masing-masing operator sesuai dengan KM 35/2004.
Telkom pun akhirnya mengakui kesalahan tersebut dan berjanji akan memperbaikinya. Setelah melakukan perbaikan yang beranggapan bahwa kini nomor yang aktif hanya satu saja, dengan demikian apabila pelanggan Flexi melakukan berpergian ke luar kota dan melakukan aktifasi Combonya dengan kode area yang berbeda, maka nomor induknya sudah bisa dipastikan tidak akan aktif. Sehingga layanan ini tetap menjadi faktor yang paling penting di FWA yang selama ini hanya bisa dipakai didaerah dengan kode area yang sama.
Namun di luar itu semua, lagi – lagi dengan berdalih sudah mengoreksi kesalahannya . Yang berarti para penyedia jaringan FWA sudah mengakui kesalahannya tapi tetap saja tidak ada hukuman bagi para pelanggar. Yang ada layanan tersebut tetap diperkenankan pemerintah untuk jalan terus. Karena, layanan tersebut bukanlah seluler dan tidak memiliki kemampuan roaming. Layanan juga diakui sebagai bentuk inovasi di bidang telekomunikasi.
Dalam layanan FlexiCombo, setelah mendapatkan nomor temporer di kota tujuan, pelanggan tetap bisa menerima panggilan telepon ke nomor kota asal karena ada fasilitas call forwarding. Pelanggan tersebut akan dikenai biaya untuk penerusan panggilan (call forwarding) saat menerima panggilan.
Memang, banyak keluhan tentang mahalnya tarif penerusan panggilan bila dibandingkan penerimaan panggilan biasa pada SLJJ (sambungan langsung jarak jauh). Serta, masalah penggunaan nomor temporer yang belum optimal dan sinyal yang masih belum begitu lancar.
Namun, bagi pengguna yang hanya menggunakan satu nomor layanan Flexi dan hanya punya satu ponsel berkemampuan CDMA, layanan tersebut bisa jadi sangat bermanfaat. Terlepas dari itu semua, laku atau tidaknya inovasi layanan tersebut, berpulang lagi pada pelanggan. Yang pasti, Telkom sudah diuntungkan sejak awal karena mendapatkan publikasi gratis gara-gara fenomena dan kontroversinya.
Minat Operator GSM Untuk Layanan FWA
Maka sudah menjadi hal yang tidak aneh lagi dengan kondisi sekarang dan memang sudah diprediksikan sebelumnya persaingan layanan fixed wireless access (FWA) berbasis teknologi Code Multiple Division Access (CDMA) di Indonesia semakin ketat. Setelah PT Telkom sebagai pelopor pemasaran FWA dengan TelkomFLEXI nya, Bakrie Telecom dengan Esia, Indosat yang muncul lagi dengan StarONE yang sempat menghilang, kini Mobile8 mengeluarkan produk FWA nya dengan brand Hepi, setelah sekian lama tertunda.
Sebelum Hepi, Mobile8 padahal sudah terlebih dahulu mengeluarkan produk layanan Mobile Selullar dengan brand FREN. Dengan begitu Mobile8 mengikuti jejak dari PT.Indosat yang mengeluarkan dua layanan pada mobile selular dan FWA. Kedua produk tersebut yaitu FREN dan HEPI yang menggunakan teknologi berbasis CDMA, sehingga dari sisi investasi jaringannya akan menjadi lebih murah karena menggunakan sistem yang sama. Berbeda dengan Indosat yang menggunakan sistem GSM dan CDMA untuk kedua layanan yang berbeda. Maka pada investasi Hepi, Mobile8 tidak perlu berinvestasi terlalu besar. Hal yang sempat terfikir oleh para operator selular besar di Indonesia seperti Telkomsel, EXCEL yang tahun lalu berteriak-teriak tentang kecurangan penyelanggara FWA dalam menyelenggarakan jaringannya. Bahkan tahun lalu EXCEL dan raksasa operator telekomunikasi selullar di Indonesia yaitu Telkomsel juga sudah melakukan riset pasar dan juga survey tempat dibeberapa kota besar.
Lalu apa yang menjadi alasan utama bagi Mobile8 untuk mengeluarkan layanan FWA nya, padahal perusahaan tersebut sudah mempunyai brand mobile selullar dengan nama FREN. Masalah penetrasi telekomunikasi di Indonesia yang masih rendah dan potensi pasar yang lebih banyak dimiliki oleh masyarakat kelas menengah kebawah mungkin menjadi jawaban yang pas. Apalagi adanya perbedaan tarif yang sangat signifikan antara pelanggan mobile selullar dan FWA.
Hal inilah yang membuat para penyedia jaringan selular ingin juga mengeluarkan produk FWA nya, meskipun berkemampuan teknologi GSM. Mereka berpendapat dengan produk FWA tentunya mampu menjaring dan mendapatkan pelanggan yang lebih banyak lagi dengan orientasi menengah kebawah. Contoh yang paling nyata dengan kehadiran produk Hepi yang dikeluarkan oleh Mobile8, yang sebelumnya sebagai penyedia jaringan telekomunikasi selular sekarang mengeluarkan produk FWA nya.
Para penyedia jaringan selular beranggapan adanya diskriminasi yang sangat jauh antara penyedia jaringan selular dan penyedia jaringan FWA. Padahal dengan kemampuan yang hampir sama, dalam artian mampu bergerak ke kota-kota lain yang mempuanyai kode area yang berbeda. Para penyedia jaringan selular merasa pemerintah selaku regulator lebih memihak kepada penyelenggara FWA.
Peraturan Yang Perlu di Perbaiki
Belum juga berusia yang cukup lama bagi regulasi FWA hadir di Indonesia, tapi sudah banyak para penyedia jaringan telekomunikasi FWA yang melanggar peraturan-peraturan yang sudah ditetapkan. Apalagi untuk penyelenggara jaringan selullar yang sudah cukup lama dan juga sering melanggar peraturan. Tapi tidak ada hukuman-hukuman yang jelas dari pemerintah. Yang ada hanya berupa teguran saja.
Dari kejadian tersebut membuktikan bahwa dalam menjalankan regulasinya, pemerintah seperti terlihat kurang bertaji menghadapi para penyelenggara jaringan telekomunikasi yang melanggar peraturan. Yang ada, pemerintah seperti menegur para penyedia jaringan telekomunikasi yang melanggar peraturan dan berkoar-koar didepan para wartawan. Namun setelah beberapa hari dan setelah para penyedia jaringan melakukan koreksi atas kesalahannya, sepertinya pemerintah tidak memberikan hukuman kepada para penyedia jaringan yang melanggar. Ada apa dibalik itu semua ?
Bisa jadi untuk kedepannya, mungkin diperlukan juga hukuman apa bagi yang melanggar peraturan yang sudah ditetapkan. Sehingga peraturan-peraturan tersebut menjadi sangat jelas. Jadi apabila para penyedia jaringan telekomunikasi melanggar aturan, maka hukuman yang diberikan juga jelas, sehingga tidak menimbulkan kecurigaan –kecurigaan pihak lain.
Sementara untuk regulasi FWA yang banyak juga mempunyai celah untuk disalahgunakan, sepertinya dibutuhkan juga regulasi FWA yang baru. Ini terkait dengan tidak ada batasan lagi untuk penggunaan produk FWA yang dikeluarkan. Seakan-akan produk FWA nya tidak lagi berbeda dengan mobile selular, karena semua para pelanggan pengguna FWA masih bisa membawa handsetnya ke kota lain meskipun berbeda-beda kode area. Para penyedia jaringan selular juga merasa ketidakadilan yang dilakukan oleh pemerintah karena lebih memihak kepada penyedia jaringan FWA. Sehingga banyak dari para penyedia jaringan selular yang ingin mengeluarkan produk FWA nya walaupun memakai teknologi GSM.
Jadi perlunya perubahan pada Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 35 Tahun 2004, agar para penyedia jaringan FWA tidak memanfaatkan celah untuk dilanggar. Beberapa perubahannya yaitu :
Pada pasal 3 ayat 1.
Wilayah layanan penyelenggara Jaringan tetap lokal tanpa kabel dengan mobilitas terbatas dibatasi maksimum pada tiga kode area layanan jaringan lokal pada waktu yang bersamaan.
Dengan begitu pada pelanggan FWA hanya dibatasi mempunyai tiga nomor dengan kode area yang berbeda dalam waktu yang bersamaan. Sehingga tiga nomor tersebut hanya mampu aktif di tiga kode area. Apabila masuk ke kota selain tiga kode area tersebut tidak bisa aktif.
Pasal 4 ayat 1.
Penyelenggara jaringan tetap lokal tanpa kabel dengan mobilitas terbatas hanya boleh membuka fasilitas jelajah antar tiga kode wilayah layanan berbeda yang didaftarkan sebelumnya. Selain tiga kode area tersebut maka tidak bisa aktif.
Pasal 4 ayat 2.
Setiap nomor pelanggan hanya terdaftar pada satu daerah operasional dan tidak dapat digunakan diluar daerah operasional, begitu pula dengan dua nomor lainnya hanya bisa digunakan sesuai dengan kode areanya.
Alhasil meskipun memiliki tiga nomor dengan kode area berbeda, tapi nomor – nomor tersebut hanya boleh aktif ketika berada pada kode area nya.
Disamping itu, pembayaran BHP frekuensi untuk FWA juga seharusnya tidak lagi dibedakan dengan para pengguna frekuensi untuk mobile selular. Biaya BHP untuk selular memang tigabelas kali lebih mahal daripada biaya BHP untuk FWA, sehingga wajar apabila penyedia jaringan selular iri dengan kemampuan FWA yang sangat mobile. Seperti yang kita tahu bahwa meskipun terjadi perang tarif antara penyedia jaringan telekomunikasi tapi sesungguhnya yang ada hanya perang marketing. Karena biaya BHP juga sangat mempengaruhi tarif on-net (untuk penyedia jaringan yang sama),Tapi tarif yang ditawarkan pun hanya tarif promo dan bersifat sementara untuk menarik pelanggan atau menambah penetrasi pelanggan.
Selain itu diperlukan juga perubahan pada Keputusan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 19 Tahun 2005 pada Lampiran I. Perubahan yang utama adalah pada biaya pendudukan dan pemancaran frekuensi untuk teknologi CDMA disamakan. Baik yang menggunakan regulasi selular maupun untuk regulasi FWA, baik yang mobilitas terbatas, maupun yang menggunakan fixed terminal. Karena meskipun menggunakan fixed terminal, pada kenyataannya banyak dari pelanggan yang membawa kemana-mana fixed terminal tersebut. Jadi seperti tidak ada bedanya antara FWA yang mobilitas terbatas dengan yang FWA terminal tetap. Nilai besaran Indeks biaya pendudukan dan pemancaran frekuensi lebih besar dari yang Jaringan selular TDMA karena dengan menggunakan teknologi CDMA maka lebih efisien dari sisi penyebaran frekuensi.
Jadi tidak ada alasan lagi bagi pemerintah untuk tidak mengeluarkan peraturan terbaru untuk FWA yang setidaknya mampu membuat para penyedia jaringan selular tidak lagi iri. Peraturan yang mana membuat para penyedia jaringan baik selullar maupun FWA tidak saling merasa dianaktirikan. Dan juga membuat para penyedia jaringan selular seperti EXCELCOM dan TELKOMSEL yang tidak lagi ingin mengeluarkan produk FWA.
Mungkin yang paling mudah adalah dengan diterapkannya era konvergensi telekomunikasi. Dimana sudah tidak dibedakan lagi antara layanan FWA dan layanan mobile selular, sehingga semua pelanggan telekomunikasi akan memiliki numbering atau penomoran dengan jenis layanan yang sama. Jadi tidak diperlukan perbedaan layanan antara teknologi yang satu dengan yang lainnya. Alhasil akan menciptakan kompetisi telekomunikasi yang baik dan fair baik dari sisi penyedia jaringan maupun sampai ke sisi end-user atau pelanggan.
Bima Indra Gunawan
Mahasiswa Megister Manajemen Telekomunikasi
Universitas Indonesia
Baca lagi...
Apalagi regulasi FWA yang mengizinkan pelanggan untuk dapat mengaktifkan handsetnya pada wilayah yang berada dalam satu wilayah kode area. Dengan begitu pelanggan merasa untung dengan menggunakan telepon tetap tapi masih bisa dibawa kemana-mana asalkan masih dalam wilayah yang satu kode area.
Layanan Fixed Wireless Access atau biasa dipanggil FWA merupakan layanan telepon untuk pelanggan yang tetap. Dahulu layanan ini dikenal dengan nama Wireless Local Loop (WLL) yang memberikan layanan telepon tanpa kabel tapi dengan peraturan seperti menggunakan kabel. Sehingga pesawat telepon nya pun hanya bisa berada ditempat itu saja, dan apabila menginginkan perpindahan tempat, maka harus disetujui oleh penyedia jaringan. Sungguh suatu yang sangat merepotkan apabila WLL ingin berpindah-pindah tempat. Berawal dari kekurangan itulah yang memunculkan ide FWA yang bisa dibawa kemana-mana. Berbeda dengan layanan mobile selullar yang tidak membatasi pergerakan pelanggannya, pada layanan FWA pergerakan pelanggannya dibatasi oleh jarak tertentu.
Teknologi GSM versus CDMA
Dari sisi teknologinya antara mobile sellular yang menggunakan teknologi GSM , pada FWA teknologi yang digunakan adalah CDMA. Tapi bukan berarti teknologi CDMA tidak mampu berbuat seperti GSM, hanya karena regulasinya yang dibuat agar memenuhi persyaratan. FWA juga menggelar jaringan didalam konfigurasi teknologi berbasis selular, dengan basestation ( BTS ) didalam area tersebut. Konfigurasi selular menyediakan spektrum yang lebih efisien karena menggunakan frekuensi reuse. Jadi perbedaan utamanya adalah pada pelanggan selular menyediakan solusi telekomunikasi untuk mobile user sedangkan FWA adalah akses network yang menyediakan wireline untuk fixed user.
Dilihat dari keterbatasan pergerakan pada layanan FWA, pastinya harus ada perbedaan regulasi antara mobile selular dan FWA. Tentu karena keterbatasan pergerakan dari FWA yang mempengaruhi harga dari penggunaan layanan FWA tersebut. Tapi dalam kenyataannya masih diperdebatkan masalah batas-batasan wilayah cakupan. Yang selama ini batasan itu masih dibatasi oleh satu kode wilayah.
Jadi seharusnya FWA berkompetisi langsung dengan wireline dan karena itu ada beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh FWA agar bisa bersaing dengan wireline. Dalam pandangan kualitas, pelanggan FWA seharusnya menyadari bahwa sangat sulit untuk bersaing kualitas dengan wireline. Karena pada wireless mempunyai bandwidth yang sangat terbatas dan mempengaruhi kualitas seperti kecepatan pelayanan dan delay yang cukup panjang. Tidak seperti Selullar, realibility FWA haruslah sebesar 99.99%, sementara selullar sebesar 90%. Karena mobilitas yang tinggi itulah yang membuat sistem selullar didesain lebih rendah dalam hal Grade of Service (GOS).
Dari sisi ekonomi, FWA secara nyata merupakan produk yang dibangun untuk mengisi kebutuhan yang spesifik, cepat dan ekonomis, akses ke jaringan dimana infrastruktur jaringan wireline tidak mencukupi dibanyak negara berkembang. Sehingga FWA dapat menyediakan akses secara cepat tanpa awal investasi yang terlalu besar dan lama. Selain hal tadi, masalah pergerakan yang terbatas pada satu kode area saja juga yang membuat harga FWA lebih rendah dari selullar.
Dilihat dari aspek regulasi, sebenarnya pemerintah Indonesia pun sedang mengikuti regulasi FWA yang terdapat di India. Karena India merupakan negara berkembang dengan penduduk yang sangat banyak. Regulasi memainkan peranan penting di masing-masing negara yang dipengaruhi akan kebutuhan telekomunikasi negara tersebut.
Maka awalnya sangat memungkinkan dibuatnya regulasi FWA yang disambut positif oleh masyarakat luas. Seperti yang kita ketahui bahwa sebagian masyarakat Indonesia merupakan menengah kebawah yang berpenghasilan pas-pasan atau rendah. Dengan tingkat mobilitas yang rendah tapi memerlukan komunikasi yang cepat, sudah tentu FWA menjadi pilihan yang tepat disamping selullar yang dari segi harga mencapai separuhnya. Tapi meskipun begitu, pada awalnya regulasi FWA dengan mobilitas terbatas saja sudah banyak ditentang oleh para penyedia jaringan telekomunikasi selular seperti TELKOMSEL dan EXCELCOM, karena mereka menginginkan regulasi FWA yang isinya membatasi kemampuan pergerakan pelanggannya hanya dalam satu BTS saja. Tentu saja hal itu ditolak mentah-mentah oleh TELKOM sebagai first comer untuk penyelenggaraan FWA.
Ada juga hikmah dari munculnya layanan fixed wireless karena dengan itu lalu operator menurunkan tarifnya, khususnya untuk panggilan ke telepon tetap lokal. Bahkan, operator mulai memperluas zona panggilannya, terutama untuk daerah-daerah "terbelakang", selain ada diskon-diskon panggilan di tempat-tempat atau pulau tertentu.
Teguran Pemerintah
Dari uraian mengenai regulasi FWA, bisa kita lihat dengan kondisi sekarang beberapa langkah para penyedia jariangan FWA yang melanggar peraturan-peraturan yang ditetapkan. Mulai dari dibukanya roaming untuk kode area Bogor menuju Jakarta ataupun sebaliknya. Lalu sampai kehadiaran FWA yang bisa bergerak alias mampu menembus batas kode area.
Dengan ditemukannya beberapa pelanggaran dan bukti-buktinya, membuktikan bahwa masih banyak para penyelenggara jaringan telekomunikasi yang tidak berkomitmen dalam menjalankan bisnisnya. Tapi apa yang dilakukan oleh pemerintah selaku regulator dalam menghadapi para penyelenggara yang membandel. Ternyata mereka hanya menegur dan minta penjelasan dari para penyelenggara tersebut. Setelah itu berniat untuk untuk membenarkan kembali.
Seperti contoh tahun 2006 ketika para penyelenggara FWA seperti Telkom, Indosat dan Bakrie yang dipanggil oleh regulator untuk dimintai penjelasan mengenai kemampuan akses para pelanggan FWA yang melebihi batas area kode asalnya. Seperti yang terjadi di Bogor, dimana pelanggan Bogor yang memiliki pekerjaan di Jakarta dan bertempat tinggal di Bogor mampu membawa handset FWA nya baik di Jakarta maupun di Bogor dengan nomor yang sama. Sehingga mereka tidak perlu repot-repot mengganti nomor dan dengan leluasa menggunakan akses lokalnya.
Setelah pemerintah menegur dan meminta penjelasan mengenai pelanggaran tersebut barulah penyelenggara jaringan FWA melakukan pembetulan. Tapi apa hukumannya? Bisa dibilang tidak ada atau mungkin sudah disepakati win-win solusion untuk kedua belah pihak. Tentunya hanya operator selullar saja yang merasa dirugikan. Sedangkan bagi masyarakat seperti Bogor khususnya menjadi tidak mendapatkan kenyamanan lagi seperti sebelumnya.
Lalu bagaimana dengan fasilitas Combo yang ditawarkan oleh Flexi. Dengan fasilitas Combonya yang berkemampuan mirip selullar, dalam artian bisa dibawa kemana-mana. Padahal dari izin yang ada, Flexi yang merupakan produk dari PT.Telkom hanya diberi izin untuk menggelar layanan telepon tetap tanpa kabel dalam cakupan mobilitas terbatas. Dalam artian, pelanggan mestinya hanya bisa berkomunikasi dalam satu kode area saja tanpa bisa menggunakan teleponnya dikode area yang berbeda. Bila merujuk pada Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 35 Tahun 2004:
Bab I Ketentuan Umum
Pasal 1 Ayat 3. Mobilitas terbatas adalah mobilitas jaringan akses pelanggan tetap lokal tanpa kabel yang dibatasi pada satu daerah tertentu.
Pasal 3 ayat 1. Wilayah layanan penyelenggara jaringan tetap lokal tanpa kabel dengan mobilitas terbatas dibatasi maksimum pada satu kode area layanan jaringan tetap lokal.
Pasal 4 ayat 1. Penyelanggara jaringan tetap lokal tanpa kabel dengan mobilitas terbatas dilarang membuka fasilitas jelajah antar kode wilayah layanan yang berbeda.
Pasal 4 ayat 2. Setiap nomor pelanggan hanya dapat terdaftar pada satu daerah operasional dan tidak dapat digunakan diluar daerah operasinya.
Dari peraturan yang ada membuktikan bahwa layanan Flexi Combo memang menyalahi aturan yang ditetapkan. Seperti yang tercantum dalam pasal 4 ayat 1 dan 2. Seharusnya nomor-nomor FWA yang hanya terdaftar di satu kode area tidak bisa digunakan di daerah yang berbeda. Sehingga tidak ada fasilitas apapun untuk pelayanan FWA tersebut.
Dalam suatu inovasi yang memang kontroversial, para penyelenggara telekomunikasi jeli melihat kelemahan regulasi pada KM Perhubungan Nomor 35 Tahun 2004. Tapi tetap berpedoman dan berpegangan pada regulasi. Dengan tidak harus mengganti kartu, dan hanya mendaftarkan lewat sms maupun fasilitas lain. Maka hadirlah layanan FWA antarkota yang fleksibel dan bisa digunakan dikotadan kode area mana saja layaknya selullar dengan memakai nomor yang berbeda-beda secara temporer tapi mampu kembali lagi menggunakan nomor induk ketika kembali ke kota asal.
Namun demikian, kontroversi dan polemik akan layanan tersebut tetap mencuat. Maka dipanggillah para direksi BUMN telekomunikasi itu untuk dimintai keterangan. Awalnya, mereka bersikukuh tak ada pelanggaran. Karena yang mereka lakukan hanyalah feature dariFWA. Ya, dengan berdalih menggunakan nomor yang berbeda dan juga berbeda kode area, maka penggunaan layanan Flexi Combo menjadi kekuatan untuk mengalahkan kelemahan dari PM Nomor 34 Tahun 2004.
Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia yang melakukan investigasi akhirnya menemukan sejumlah penyimpangan, seperti adanya tiga nomor aktif sekaligus dalam satu waktu dan di luar kode area nomor induk. Lainnya, aktivasi call forwarding hanya bisa dilakukan di satu kode area.
Kemudian BRTI melayangkan surat tanggal 7 November 2006 kepada tiga operator secara bersamaan: PT Telkom (Flexi), PT Indosat (StarOne) dan PT Bakrie Telecom (Esia) yang menindaklanjuti teguran pertama BRTI soal pelanggaran yang dilakukan para operator FWA tersebut terhadap KM. 35/2004. Keputusan BRTI dalam surat yang ditandatangani Dirjen Postel selaku Ketua BRTI tersebut, memutuskan tiga hal. Pertama, BRTI menginstruksikan kepada para operator FWA tersebut untuk memberikan layanan sesuai dengan aturan dan ketentuan yang berlaku yaitu KM. 35/2004 tentang Penyelenggaraan Jaringan Tetap Lokal Tanpa Kabel dengan Mobilitas Terbatas. Kedua, kepada ketiganya diberikan waktu hingga 1 Desember 2006 untuk melakukan perubahan-perubahan terkait dengan pelanggaran wilayah layanan penyelenggaraan jaringan telepon tetap lokal tanpa kabel dengan mobilitas terbatas yang dibatasi maksimum hanya pada satu kode area layanan jaringan tetap lokal saja. Dan Ketiga, apabila hingga batas waktu tanggal tersebut perubahan belum dilakukan menyeluruh, maka layanan FWA yang ada harus dihentikan sampai aturan dan ketentuan yang berlaku pada KM.35/2004 dipenuhi.
Surat Keputusan BRTI tertanggal tersebut adalah merupakan surat lanjutan setelah sebelumnya pada tanggal 10 Mei 2006 BRTI mengeluarkan surat teguran kepada tiga operator penyelenggara fixed wireless access (FWA) terkait dengan pelanggaran mobilitas terbatas sebagaimana telah diatur dalam KM Menteri Pehubungan No. 35/2004.
Surat teguran (pertama) dikeluarkan, berdasarkan atas hasil peninjauan yang telah dilakukan oleh BRTI di area Jakarta, Bandung dan Surabaya. Peninjauan dilakukan untuk mengetahui implementasi coverage area limited mobility dimana ditemukenali bahwa layanan ke tiga operator FWA tersebut ternyata masih bisa digunakan dengan baik (untuk melakukan panggilan outgoing atau incoming) di luar masing-masing kode area (021 untuk Jakarta, 022 untuk Bandung, 031 untuk Surabaya).
BRTI menyatakan bahwa mereka telah melakukan pelanggaran atas Keputusan Menteri Perhubungan No. 35 Tahun 2004 dimana dalam Bab II Pasal 3 disebutkan bahwa wilayah layanan penyelenggaraan jaringan tetap lokal tanpa kabel dengan mobilitas terbatas dibatasi maksimum pada satu kode area layanan jaringan tetap lokal. BRTI meminta mereka untuk segera melaksanakan tindakan-tindakan (teknis dan non teknis) yang diperlukan agar coverage area layanan masing-masing operator sesuai dengan KM 35/2004.
Telkom pun akhirnya mengakui kesalahan tersebut dan berjanji akan memperbaikinya. Setelah melakukan perbaikan yang beranggapan bahwa kini nomor yang aktif hanya satu saja, dengan demikian apabila pelanggan Flexi melakukan berpergian ke luar kota dan melakukan aktifasi Combonya dengan kode area yang berbeda, maka nomor induknya sudah bisa dipastikan tidak akan aktif. Sehingga layanan ini tetap menjadi faktor yang paling penting di FWA yang selama ini hanya bisa dipakai didaerah dengan kode area yang sama.
Namun di luar itu semua, lagi – lagi dengan berdalih sudah mengoreksi kesalahannya . Yang berarti para penyedia jaringan FWA sudah mengakui kesalahannya tapi tetap saja tidak ada hukuman bagi para pelanggar. Yang ada layanan tersebut tetap diperkenankan pemerintah untuk jalan terus. Karena, layanan tersebut bukanlah seluler dan tidak memiliki kemampuan roaming. Layanan juga diakui sebagai bentuk inovasi di bidang telekomunikasi.
Dalam layanan FlexiCombo, setelah mendapatkan nomor temporer di kota tujuan, pelanggan tetap bisa menerima panggilan telepon ke nomor kota asal karena ada fasilitas call forwarding. Pelanggan tersebut akan dikenai biaya untuk penerusan panggilan (call forwarding) saat menerima panggilan.
Memang, banyak keluhan tentang mahalnya tarif penerusan panggilan bila dibandingkan penerimaan panggilan biasa pada SLJJ (sambungan langsung jarak jauh). Serta, masalah penggunaan nomor temporer yang belum optimal dan sinyal yang masih belum begitu lancar.
Namun, bagi pengguna yang hanya menggunakan satu nomor layanan Flexi dan hanya punya satu ponsel berkemampuan CDMA, layanan tersebut bisa jadi sangat bermanfaat. Terlepas dari itu semua, laku atau tidaknya inovasi layanan tersebut, berpulang lagi pada pelanggan. Yang pasti, Telkom sudah diuntungkan sejak awal karena mendapatkan publikasi gratis gara-gara fenomena dan kontroversinya.
Minat Operator GSM Untuk Layanan FWA
Maka sudah menjadi hal yang tidak aneh lagi dengan kondisi sekarang dan memang sudah diprediksikan sebelumnya persaingan layanan fixed wireless access (FWA) berbasis teknologi Code Multiple Division Access (CDMA) di Indonesia semakin ketat. Setelah PT Telkom sebagai pelopor pemasaran FWA dengan TelkomFLEXI nya, Bakrie Telecom dengan Esia, Indosat yang muncul lagi dengan StarONE yang sempat menghilang, kini Mobile8 mengeluarkan produk FWA nya dengan brand Hepi, setelah sekian lama tertunda.
Sebelum Hepi, Mobile8 padahal sudah terlebih dahulu mengeluarkan produk layanan Mobile Selullar dengan brand FREN. Dengan begitu Mobile8 mengikuti jejak dari PT.Indosat yang mengeluarkan dua layanan pada mobile selular dan FWA. Kedua produk tersebut yaitu FREN dan HEPI yang menggunakan teknologi berbasis CDMA, sehingga dari sisi investasi jaringannya akan menjadi lebih murah karena menggunakan sistem yang sama. Berbeda dengan Indosat yang menggunakan sistem GSM dan CDMA untuk kedua layanan yang berbeda. Maka pada investasi Hepi, Mobile8 tidak perlu berinvestasi terlalu besar. Hal yang sempat terfikir oleh para operator selular besar di Indonesia seperti Telkomsel, EXCEL yang tahun lalu berteriak-teriak tentang kecurangan penyelanggara FWA dalam menyelenggarakan jaringannya. Bahkan tahun lalu EXCEL dan raksasa operator telekomunikasi selullar di Indonesia yaitu Telkomsel juga sudah melakukan riset pasar dan juga survey tempat dibeberapa kota besar.
Lalu apa yang menjadi alasan utama bagi Mobile8 untuk mengeluarkan layanan FWA nya, padahal perusahaan tersebut sudah mempunyai brand mobile selullar dengan nama FREN. Masalah penetrasi telekomunikasi di Indonesia yang masih rendah dan potensi pasar yang lebih banyak dimiliki oleh masyarakat kelas menengah kebawah mungkin menjadi jawaban yang pas. Apalagi adanya perbedaan tarif yang sangat signifikan antara pelanggan mobile selullar dan FWA.
Hal inilah yang membuat para penyedia jaringan selular ingin juga mengeluarkan produk FWA nya, meskipun berkemampuan teknologi GSM. Mereka berpendapat dengan produk FWA tentunya mampu menjaring dan mendapatkan pelanggan yang lebih banyak lagi dengan orientasi menengah kebawah. Contoh yang paling nyata dengan kehadiran produk Hepi yang dikeluarkan oleh Mobile8, yang sebelumnya sebagai penyedia jaringan telekomunikasi selular sekarang mengeluarkan produk FWA nya.
Para penyedia jaringan selular beranggapan adanya diskriminasi yang sangat jauh antara penyedia jaringan selular dan penyedia jaringan FWA. Padahal dengan kemampuan yang hampir sama, dalam artian mampu bergerak ke kota-kota lain yang mempuanyai kode area yang berbeda. Para penyedia jaringan selular merasa pemerintah selaku regulator lebih memihak kepada penyelenggara FWA.
Peraturan Yang Perlu di Perbaiki
Belum juga berusia yang cukup lama bagi regulasi FWA hadir di Indonesia, tapi sudah banyak para penyedia jaringan telekomunikasi FWA yang melanggar peraturan-peraturan yang sudah ditetapkan. Apalagi untuk penyelenggara jaringan selullar yang sudah cukup lama dan juga sering melanggar peraturan. Tapi tidak ada hukuman-hukuman yang jelas dari pemerintah. Yang ada hanya berupa teguran saja.
Dari kejadian tersebut membuktikan bahwa dalam menjalankan regulasinya, pemerintah seperti terlihat kurang bertaji menghadapi para penyelenggara jaringan telekomunikasi yang melanggar peraturan. Yang ada, pemerintah seperti menegur para penyedia jaringan telekomunikasi yang melanggar peraturan dan berkoar-koar didepan para wartawan. Namun setelah beberapa hari dan setelah para penyedia jaringan melakukan koreksi atas kesalahannya, sepertinya pemerintah tidak memberikan hukuman kepada para penyedia jaringan yang melanggar. Ada apa dibalik itu semua ?
Bisa jadi untuk kedepannya, mungkin diperlukan juga hukuman apa bagi yang melanggar peraturan yang sudah ditetapkan. Sehingga peraturan-peraturan tersebut menjadi sangat jelas. Jadi apabila para penyedia jaringan telekomunikasi melanggar aturan, maka hukuman yang diberikan juga jelas, sehingga tidak menimbulkan kecurigaan –kecurigaan pihak lain.
Sementara untuk regulasi FWA yang banyak juga mempunyai celah untuk disalahgunakan, sepertinya dibutuhkan juga regulasi FWA yang baru. Ini terkait dengan tidak ada batasan lagi untuk penggunaan produk FWA yang dikeluarkan. Seakan-akan produk FWA nya tidak lagi berbeda dengan mobile selular, karena semua para pelanggan pengguna FWA masih bisa membawa handsetnya ke kota lain meskipun berbeda-beda kode area. Para penyedia jaringan selular juga merasa ketidakadilan yang dilakukan oleh pemerintah karena lebih memihak kepada penyedia jaringan FWA. Sehingga banyak dari para penyedia jaringan selular yang ingin mengeluarkan produk FWA nya walaupun memakai teknologi GSM.
Jadi perlunya perubahan pada Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 35 Tahun 2004, agar para penyedia jaringan FWA tidak memanfaatkan celah untuk dilanggar. Beberapa perubahannya yaitu :
Pada pasal 3 ayat 1.
Wilayah layanan penyelenggara Jaringan tetap lokal tanpa kabel dengan mobilitas terbatas dibatasi maksimum pada tiga kode area layanan jaringan lokal pada waktu yang bersamaan.
Dengan begitu pada pelanggan FWA hanya dibatasi mempunyai tiga nomor dengan kode area yang berbeda dalam waktu yang bersamaan. Sehingga tiga nomor tersebut hanya mampu aktif di tiga kode area. Apabila masuk ke kota selain tiga kode area tersebut tidak bisa aktif.
Pasal 4 ayat 1.
Penyelenggara jaringan tetap lokal tanpa kabel dengan mobilitas terbatas hanya boleh membuka fasilitas jelajah antar tiga kode wilayah layanan berbeda yang didaftarkan sebelumnya. Selain tiga kode area tersebut maka tidak bisa aktif.
Pasal 4 ayat 2.
Setiap nomor pelanggan hanya terdaftar pada satu daerah operasional dan tidak dapat digunakan diluar daerah operasional, begitu pula dengan dua nomor lainnya hanya bisa digunakan sesuai dengan kode areanya.
Alhasil meskipun memiliki tiga nomor dengan kode area berbeda, tapi nomor – nomor tersebut hanya boleh aktif ketika berada pada kode area nya.
Disamping itu, pembayaran BHP frekuensi untuk FWA juga seharusnya tidak lagi dibedakan dengan para pengguna frekuensi untuk mobile selular. Biaya BHP untuk selular memang tigabelas kali lebih mahal daripada biaya BHP untuk FWA, sehingga wajar apabila penyedia jaringan selular iri dengan kemampuan FWA yang sangat mobile. Seperti yang kita tahu bahwa meskipun terjadi perang tarif antara penyedia jaringan telekomunikasi tapi sesungguhnya yang ada hanya perang marketing. Karena biaya BHP juga sangat mempengaruhi tarif on-net (untuk penyedia jaringan yang sama),Tapi tarif yang ditawarkan pun hanya tarif promo dan bersifat sementara untuk menarik pelanggan atau menambah penetrasi pelanggan.
Selain itu diperlukan juga perubahan pada Keputusan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 19 Tahun 2005 pada Lampiran I. Perubahan yang utama adalah pada biaya pendudukan dan pemancaran frekuensi untuk teknologi CDMA disamakan. Baik yang menggunakan regulasi selular maupun untuk regulasi FWA, baik yang mobilitas terbatas, maupun yang menggunakan fixed terminal. Karena meskipun menggunakan fixed terminal, pada kenyataannya banyak dari pelanggan yang membawa kemana-mana fixed terminal tersebut. Jadi seperti tidak ada bedanya antara FWA yang mobilitas terbatas dengan yang FWA terminal tetap. Nilai besaran Indeks biaya pendudukan dan pemancaran frekuensi lebih besar dari yang Jaringan selular TDMA karena dengan menggunakan teknologi CDMA maka lebih efisien dari sisi penyebaran frekuensi.
Jadi tidak ada alasan lagi bagi pemerintah untuk tidak mengeluarkan peraturan terbaru untuk FWA yang setidaknya mampu membuat para penyedia jaringan selular tidak lagi iri. Peraturan yang mana membuat para penyedia jaringan baik selullar maupun FWA tidak saling merasa dianaktirikan. Dan juga membuat para penyedia jaringan selular seperti EXCELCOM dan TELKOMSEL yang tidak lagi ingin mengeluarkan produk FWA.
Mungkin yang paling mudah adalah dengan diterapkannya era konvergensi telekomunikasi. Dimana sudah tidak dibedakan lagi antara layanan FWA dan layanan mobile selular, sehingga semua pelanggan telekomunikasi akan memiliki numbering atau penomoran dengan jenis layanan yang sama. Jadi tidak diperlukan perbedaan layanan antara teknologi yang satu dengan yang lainnya. Alhasil akan menciptakan kompetisi telekomunikasi yang baik dan fair baik dari sisi penyedia jaringan maupun sampai ke sisi end-user atau pelanggan.
Bima Indra Gunawan
Mahasiswa Megister Manajemen Telekomunikasi
Universitas Indonesia
Baca lagi...
Curhat
Telekomunikasi
Kamis, Desember 18, 2008
WiMAX Yang Siap Menjegal 3G
3rd Generation Service atau yang lebih dikenal dengan layanan 3G adalah kelanjutan dari layanan telekomunikasi bergerak sebelumnya yaitu layanan 1G dan layanan 2G. Dimana pada generasi pertama ini digunakan teknologi analog seperti AMPS, TACS dan NMT .Selanjutnya generasi kedua yang ingin memanfaatkan pembagian spektrum frekuensi lahirlah teknologi GSM dan Digital-AMPS yang kemudian berubah menjadi teknologi CDMA yang berkembang pesat di Jepang, Korea dan Amerika.
Justru pada generasi kedualah perkembangan telekomunikasi bergerak semakin maju. Bahkan berdasarkan riset perusahaan asal asal Inggris yang bernama The Mobile World menunjukkan bahwa jumlah pengguna telekomunikasi bergerak mencapai 3,25 Miliar pelanggan. Sebuah angka yang menakjubkan untuk teknologi yang baru berusia tidak lebih dari 20 tahun.
Karena tidak puas dengan teknologi layanan 2G, maka hadirlah layanan 3G yang diklaim sebagai generasi terbaru telekomunikasi selular. Dibandingkan dengan generasi sebelumnya, 3G unggul dalam hal kecepatan transfer data bergerak. Karena peningkatan bandwitdh yang besar inilah yang diyakini akan muncul berbagai jenis layanan multimedia yang membutuhkan bandwitdh yang besar seperti video streaming, game online , lagu MP3, video conference , dan lain sebagainya. Potensi inilah yang terlihat cukup besar, terutama pada awal kehadiran 3G jumlah pelanggan 2G telah mencapai 1,5 Miliar pada tahun 2002 yang bisa mempresentasikan besarnya potensi pelanggan 3G di seluruh dunia. Bisa dipastikan, bahwa banyak pengamat telekomunikasi yang memprediksikan seluruh pelanggan layanan 2G akan pindah ke layanan 3G, berarti bisnis 3G menjadi sangat menjanjikan. Tapi apa yang terjadi sekarang ?
Masa Depan 3G
“Menggunakan video call menjadi tidak enak karena gambar yang patah-patah” kata seorang teman yang menggunakan salah satu fitur layanan 3G. “Selain kualitas kurang dan belum seluruh area bisa menggunakan 3G, harganya juga sangat mahal” komentar teman kuliah saya. Dan yang paling membuat saya geleng kepala adalah komentar beberapa teman “bagaimana sih mengaktifkan layanan 3G, kok susah banget!! tiap ganti handphone selalu saja butuh pengaturan yang diubah-ubah” Itulah komentar sempat saya baca dan mendengar dari orang lain mengenai kualitas 3G sebagai layanan generasi terbaru yang lebih dari tiga tahun melayani penduduk Indonesia. Apa memang tidak menunjang antara kualitas dan harga yang diberikan ? atau memang diperlukan layanan untuk generasi yang baru ini.
Bisa jadi komentar tersebut merupakan masa depan untuk investasi 3G. Sampai sekarang pun banyak para pengamat yang mengatakan bahwa investasi layanan 3G merupakan investasi yang gagal. Apalagi sebentar lagi akan ada investasi untuk layanan 4G atau layanan Generasi ke empat yang akan diwakili oleh WiMAX. Seberapa hebatkah layanan WiMAX ? Akankah kembali gagal ? Layanan 3G saja yang dahulu digadang-gadangkan sangat hebat ternyata banyak mendapatkan kendala.
Layanan WiMAX
WiMAX memang masih belum populer di Indonesia dibandingkan dengan Wi-Fi (Wireless Fidelity). Namun sebagai salah satu negara pemegang lisensi Wimax (Worldwide Interoperability Mobile Access), Indonesia memiliki wewenang menerapkan teknologi telekomunikasi ini pada operator-operator seluler yang memiliki kesiapan baik secara kesiapan secara infrastruktur maupun kesiapan operational-maintanance. Akses broadband nirkabel Wimax diharapkan mampu memberikan angin segar di tengah-tengah persaingan industri telekomunikasi dan kebutuhan pasar.
WiMax adalah alternatif teknologi yang sangat prospektif untuk menggelar BWA (Broadband Wireless Access ) atau yang lebih dikenal dengan koneksi internet dengan kapasitas yang besar. WiMax merupakan satu varian teknologi wireless yang memungkinkan transmisi pita lebar hingga 70 Mbps dengan jangkauan sekitar 50 kilometer. Teknologi ini merupakan pengembangan dari teknologi Wi-Fi (wireless fidelity) baik dalam kapasitas transmisi maupun daya jangkau.
Wi-Fi pada frekuensi 2.4 GHz telah dibebaskan penggunaannya. Seperti kita saksikan saat ini, penggunaan pemancar 2.4 GHz sudah marak di Indonesia terutama untuk keperluan Warung Internet (Warnet) dan Komunitas (RT/RW Net), juga perusahaan kecil & menengah, dan dunia pendidikan. Titik-titik hotspot di beberapa kota besar di Indonesia (di mall, ruang tunggu bandara, hotel, tempat makan, taman, masjid, dan kompleks perumahan) mulai menjamur dengan akses berbayar maupun tidak. Semua itu memanfaatkan teknologi Wi-Fi.
Teknologi WiMAX dapat meng-cover area sekitar 50 km dimana ratusan pengguna akan dishare sinyal dan kanal untuk transmisi data sampai 155 Mbps. Pada aplikasi mobile, user WiMAX layaknya menggunakan terminal WiFi seperti: notebook, PDA, dan smartphone. Pemanfaatan WiMAX sama dengan pemanfaatan WiFi. Sebuah terminal dapat mendeteksi jaringan WiMAX dan WiFi sehingga user akan semakin dimudahkan karena bisa memilih WiMAX broadband untuk jaringan WiMAX atau wireless hotspot untuk jaringan WiFi atau Wireless LAN.
WiFi – 3 G - WiMAX
WiFi merupakan jaringan komunikasi nirkabel melalui komputer LAN. Jangkauannya terbatas pada area tertentu sehingga disebut hotspot. Layanan yang diberikan bisa variatif, layaknya aplikasi LAN seperti: email, internet, intranet, messaging, music atau video streaming, dan layanan IP base lainnya. Apabila WiFi dikombinasikan implementasinya dengan WiMAX maka jelas akan mempercepat dan memperluas penggunaannya, lebih secure karena bisa menjadi QoS (Quality of Service), lebih reliable, dan kaya akan layanan baru. Sinergi antara WiMAX dengan seluler menggabungkan jaringan kabel dan wireless, layanan dan terminal. Secara umum, konsep konvergensi pada telekomunikasi mencakup 3 aspek, yaitu: device, service, dan jaringan.
Secara umum WiMAX diperkenalkan sebagai akses yang menawarkan solusi multi-access, sebagai contoh: WiMAX untuk melengkapi jaringan yang sudah eksis (2G/3G dan Wifi). Munculnya WiMAX otomatis akan menimbulkan persaingan dengan pengusung 3G. Layanan 3G merupakan layanan komunikasi bergerak yang menjanjikan peningkakan bandwith hingga 384 Kbps ketika diakses dalam keadaan bergerak dengan kecepatan rendah sementara untuk di kendaraan bergerak kecepatannya 128 Kbps dan sampai 2 Mbps dalam keadaan diam. Teknologi 3G berbasis GSM (WCDMA) dan CDMA (CDMA 2000). Dengan demikian keunggulan Wimax adalah dari kecepatannya dan layanan yang lebih menarik dibanding 3G. Namun, dari kemampuan mobilitynya 3G masih lebih unggul karena menggunakan node B yang tentu saja bisa mencakup yang lebih luas. Jika keunggulan mobilitas WiMax dan Wi-Fi bisa ditingkatkan lebih awal, maka mereka bisa menjadi pesaing tangguh bagi kelangsungan hidup 3G.
Regulasi dan Kesiapan Operator WiMAX
Bagi negara produsen teknologi, lahirnya produk-produk baru berarti memberikan harapan baru untuk meningkatkan kemakmuran. Bagaimana pengaruhnya pada Indonesia tercinta? Akankah tercipta lapangan kerja baru karena munculnya pabrik baru? ataukah akan muncul perusahaan asing baru dengan manajer asing baru?, atau sekedar importir baru yang mengimpor barang 100% jadi ? ataukah bahkan importir lama tetap berjaya tanpa ada tambahan lowongan kerja? Sehingga yang kaya semakin kaya, yang miskin semakin miskin dan pengangguran tetap tidak berubah.
Pemerintah melalui Depkominfo berharap operator WiMAX memakai perangkat lokal. Kandungan perangkat WiMAX lokal tampaknya menjadi menu wajib bagi operator bila ingin ikut menyelenggarakan jaringan nirkabel pita lebar tersebut ke dalam negeri. Bahkan Depkominfo memberi blok-blok frekuensi untuk alokasi WiMAX hanya kepada pemenang tender USO (Universal Service Obligation) , yaitu proyek untuk telepon pedesaan agar perkembangan telekomunikasi di negara ini menjadi merata di seluruh Indonesia.
Dengan adanya regulasi tersebut sudah banyak pula beberapa perusahaan nasional yang sudah melakukan kerjasama dengan perusahaan asing untuk menciptakan komponen untuk layanan WiMAX. Komponen WiMAX sendiri terdiri dari chipset, plain circuit board (PCB), Base Station serta perangkat Microcell dan Macrocell. Berarti semakin banyak ruang lingkup dari komponen WiMAX yang bisa dihasilkan di negeri sendiri. Berarti itu sangat bermanfaat untuk momentum lahirnya produk baru sebagai peluang membuka lapangan kerja baru, bagaimana memanfaatkan potensi pasar domestik yang besar ini sebagai bargaining-power untuk “memaksa” pabrikasi dalam negeri, dan seterusnya.
Investasi 3G memang baru saja dimulai, tapi akankah Wimax mendapatkan kebebasan untuk bersaing menawarkan layanannya. Seberapa banyak calon pelanggan yang kira-kira memerlukan koneksi Internet yang mobile? Bagaimana nasib operator 3G bila ditambah Wimax. berapa calon customer dibagi berapa operator?
Apapun yang akan terjadi, setidaknya Pemerintah sebagai regulator akan mendapat beban tugas baru yaitu menyusun regulasi terkait alokasi band frekuensi baru dan bagaimana menjamin kesehatan kompetisi usaha. Sepertinya masih banyak juga pekerjaan rumah yang harus diselesaikan oleh pemerintah untuk menciptakan regulasi yang kondusif.
Nasib WiMAX seperti 3G
Meskipun WiMAX belum luncur di Indonesia, tapi apakah WiMAX sendiri sudah siap untuk menggantikan layanan 3G atau malah saling bersinergi. Sekarang saja sudah muncul terminal-devices ( Handphone, PDA, Laptop) dengan banyak pilihan yang tersedia, demikian pula dengan infrastruktur jaringan yang support untuk teknologi WiFi maupun WiMAX sudah pula siap disediakan oleh banyak operator telekomunikasi.
Dengan kesiapan itu apakah layanan generasi 4 mampu menarik minat konsumen ? Atau malah bernasib sama seperti 3G ? Itulah yang menarik untuk diprediksikan. Sepertinya kita perlu menengok kembali kebelakang, ketika layanan 3G akan muncul, dan banyak prediksi yang memperkirakan bahwa layanan ini akan booming atau setidaknya menyamai rekor jumlah pelanggan 2G. Ketika penyelenggara layanan 2G siap untuk bermigrasi ke layanan 3G maka sudah banyak pelanggan yang siap bahkan rela membeli perangkat terminal seperti handphone untuk mengakses layanan 3G meskipun layanannya belum tersedia. Yang lebih menghebohkan pada tahun 2004 pelanggan 3G di Asia jumlahnya mencapai 10.5 juta pelanggan. Tapi apa yang terjadi sekarang ? Meskipun salah satu operator terbesar di Indonesia mengklaim memiliki pelanggan 3G sebanyak 4 juta pelanggan, tapi pendapatan dari layanan 3 G hanya mencapai sekitar kurang dari 10 %. Pendapatan yang lain lebih berasal dari voice dan sms.
Lalu buat apa penyelenggaraan 3G apabila penggunaanya dan pendapatannya tidak sesuai dengan biaya yang dikeluarkan untuk biaya investasi jaringan dan pembelian spektrum frekuensi yang biayanya mencapai ratusan miliar.
Sebenarnya apa yang menyebabkan pelanggan layanan 3G tidak begitu banyak ? Apakah karena harga akses jaringan 3G yang mahal atau karena masih kurang banyaknya konten yang tersedia. Harga untuk akses 3G memang tergolong mahal, kendati pada awal kehadirannya atau selama masa promosi memberikan tarif yang gratis tapi sekarang tarif yang ada cenderung sangat mahal apabila dibandingkan dengan kualitas yang ada. Selain itu bisa dilihat dari banyaknya konten yang ada, pastinya konten yang berasal dari luar sudah sangat banyak dan menunjang. Tapi dari sisi harga dan akses internet keluar negara yang memang jauh maka bisa dipastikan harganyapun sangat mahal.
Apa memang karena konten yang sedikit atau karena harga akses yang masih mahal?
Seharusnya operator WiMAX harus bisa belajar dari pengalaman penyelenggaraan layanan 3G. Meskipun layanan ini berbeda, tapi setidaknya hampir menyerupai untuk kapasitas dan kecepatan akses data. Layanan 3G memang memiliki kecepatan akses data yang sangat cepat tapi apa yang akan diakses dan mau kemana mengakses, masih menjadi pertanyaan besar di benak pelanggan. Di era informasi ini, di tengah masyarakat berbasis pengetahuan (knowledge based society) ini, ketersediaan informasi dan sumber pengetahuan semestinya merupakan kebutuhan primer yang mutlak harus ada. Semakin banyak tersedia server content domestik, semakin banyak pilihan sumber informasi, maka semakin besar kemungkinan orang meng-akses-nya, semakin tinggi trafik komunikasi, semakin banyak diperlukan saluran menuju server, sehingga semakin berkurang beban persaingan bisnis saluran di antara operator.
Setidaknya dengan konten yang memang berasal dari domestik maka bisa dipastikan bahwa konten yang diakses akan murah, belum lagi bila semakin banyak dan beragamnya ketersediaan konten yang mampu membuat persaingan antar konten semakin sengit dan tentunya menurunkan harga konten.
Memilih 3G atau WiMAX
Jaringan 3G saat ini merupakan jaringan telepon selular yang siap untuk melayani transfer data ( Data over Voice network ) dengan GPRS, EDGE atau HSDPA dan HSUPA-nya. Sedangkan WiMAX sebagai jaringan “selular PC” juga sudah siap untuk melayani percakapan ( Voice over IP/Data network ). Apapun jenis terminal di sisi pelanggan, apakah itu sebuah Laptop, PDA, atau pun Handphone, semuanya bisa dilengkapi dengan interface teknologi WiFi, WiMAX, modem HSDPA, atau sekedar modem CDMA/GSM biasa untuk bisa menelepon dan/atau mengakses internet. Ini berarti bahwa persaingan di dalam bisnis terminal-devices ini akan berlangsung biasa-biasa saja dan berkisar pada tiga jenis terminal yaitu Handphone, PDA, dan Laptop yang secara alamiah sudah terkelompok kelas harganya. Pertanyaannya: nyamankah mengakses Internet menggunakan sebuah handphone? Atau, nyamankah menelepon menggunakan sebuah laptop? Bagaimana pula bila melakukan keduanya menggunakan PDA? Tentunya selera dan daya beli pelanggan yang paling menentukan semaraknya bisnis terminal-devices ini.
Persaingan yang mungkin lebih seru adalah dalam bisnis sewa saluran atau infrastruktur jaringan. Untuk apa pelanggan menyewa saluran atau dalam kata lain, layanan apa yang diminta pelanggan? Voice atau Data? Menelepon atau akses Internet?
Jaringan 3G menawarkan layanan komunikasi voice yang sangat baik karena jaringan ini memang dirancang untuk melayani voice ( percakapan lewat telepon ) dengan sejarahnya yang lebih dari 100 tahun. Sedangkan untuk layanan data, kecepatan akses yang saat ini mampu disediakan adalah hingga cuma sekitar 6 Mbps. Sebaliknya, WiMAX mampu menyediakan saluran dengan kecepatan data hingga 40 Mbps dan layanan percakapan VoIP yang kualitasnya tidak akan menyamai percakapan melalui jaringan telepon, terutama pada kondisi trafik padat. Jaringan telepon sudah menjadi standarisasi kualitas percakapannya, sedangkan VoIP masih dalam studi dan uji kualitas dari berbagai pihak penelitian. Bila bandwidth terbatas dan trafik tinggi, maka suara yang dihasilkan oleh VoIP akan mengalami putus-putus. Kesimpulannya, 3G memang lebih baik untuk menelepon tapi kurang cepat dan nyaman untuk akses Internet, sedangkan WiMAX memang lebih baik untuk akses Internet, tapi bisa kurang baik untuk menelepon. Apabila kedua produk teknologi ini diterapkan di kawasan kota/metropolitan secara berdampingan, maka akan terjadi persaingan yang sangat seru dalam perebutan pelanggan karena keduanya menawarkan jasa layanan yang sama, yaitu voice dan data.
Saat ini konsumen memang menikmati layanan koneksi internet dengan kapasitas besar seperti WiFi yang berada di kantor, di kampus maupun pusat aktifitas seperti mall. Tapi apakah konsumen memang akan menggunakan koneksi internet dengan kapasitas besar yang benar-benar mobile? Setidaknya kita tidak perlu berada dilingkungan yang terdapat layanan WiFi untuk koneksi internet dengan kapasitas besar, cukup dirumah atau dijalan kita bisa melakukan koneksi internet dengan kapasitas besar asalkan tersedia layanan WiMAX. Yang perlu dikaji adalah jangan-jangan konsumen memang hanya butuh koneksi internet kapasitas besar pada waktu-waktu tertentu dan pada tempat-tempat tertentu saja. Mungkin saja konsumen belum membutuhkan internet dengan kapasitas besar disegala tempat. Sedangkan untuk koneksi internet dengan kapasitas kecil bisa menggunakan layanan 3G.
Sehingga semua itu kembali kepada konsumen selaku pengguna teknologi. Ada beberapa yang merasa enjoy untuk menggunakan 3G tapi ada pula yang merasa WiMAX lebih terasa manfaatnya untuk berbagai aktivitas. Sepertinya masih banyak yang harus dilakukan untuk menguji kelayakan investasi untuk WiMAX. Setidaknya agar investasi ini tidak menjadi sia-sia layaknya investasi pada geneasi sebelumnya.
Ikhtisar
1. Perlu Regulasi untuk mendukung kompetisi WiMAX yang kondusif
2. WiMAX bisa bernasib seperti 3G
3. Layanan 3G cocok untuk telepon sedangkan WiMAX lebih cocok koneksi internet
4. Butuh studi kelayakan investasi WiMAX
Bima Indra Gunawan
0706173490
Manajemen Telekomunikasi
Fakultas Teknik Elektro
Baca lagi...
Justru pada generasi kedualah perkembangan telekomunikasi bergerak semakin maju. Bahkan berdasarkan riset perusahaan asal asal Inggris yang bernama The Mobile World menunjukkan bahwa jumlah pengguna telekomunikasi bergerak mencapai 3,25 Miliar pelanggan. Sebuah angka yang menakjubkan untuk teknologi yang baru berusia tidak lebih dari 20 tahun.
Karena tidak puas dengan teknologi layanan 2G, maka hadirlah layanan 3G yang diklaim sebagai generasi terbaru telekomunikasi selular. Dibandingkan dengan generasi sebelumnya, 3G unggul dalam hal kecepatan transfer data bergerak. Karena peningkatan bandwitdh yang besar inilah yang diyakini akan muncul berbagai jenis layanan multimedia yang membutuhkan bandwitdh yang besar seperti video streaming, game online , lagu MP3, video conference , dan lain sebagainya. Potensi inilah yang terlihat cukup besar, terutama pada awal kehadiran 3G jumlah pelanggan 2G telah mencapai 1,5 Miliar pada tahun 2002 yang bisa mempresentasikan besarnya potensi pelanggan 3G di seluruh dunia. Bisa dipastikan, bahwa banyak pengamat telekomunikasi yang memprediksikan seluruh pelanggan layanan 2G akan pindah ke layanan 3G, berarti bisnis 3G menjadi sangat menjanjikan. Tapi apa yang terjadi sekarang ?
Masa Depan 3G
“Menggunakan video call menjadi tidak enak karena gambar yang patah-patah” kata seorang teman yang menggunakan salah satu fitur layanan 3G. “Selain kualitas kurang dan belum seluruh area bisa menggunakan 3G, harganya juga sangat mahal” komentar teman kuliah saya. Dan yang paling membuat saya geleng kepala adalah komentar beberapa teman “bagaimana sih mengaktifkan layanan 3G, kok susah banget!! tiap ganti handphone selalu saja butuh pengaturan yang diubah-ubah” Itulah komentar sempat saya baca dan mendengar dari orang lain mengenai kualitas 3G sebagai layanan generasi terbaru yang lebih dari tiga tahun melayani penduduk Indonesia. Apa memang tidak menunjang antara kualitas dan harga yang diberikan ? atau memang diperlukan layanan untuk generasi yang baru ini.
Bisa jadi komentar tersebut merupakan masa depan untuk investasi 3G. Sampai sekarang pun banyak para pengamat yang mengatakan bahwa investasi layanan 3G merupakan investasi yang gagal. Apalagi sebentar lagi akan ada investasi untuk layanan 4G atau layanan Generasi ke empat yang akan diwakili oleh WiMAX. Seberapa hebatkah layanan WiMAX ? Akankah kembali gagal ? Layanan 3G saja yang dahulu digadang-gadangkan sangat hebat ternyata banyak mendapatkan kendala.
Layanan WiMAX
WiMAX memang masih belum populer di Indonesia dibandingkan dengan Wi-Fi (Wireless Fidelity). Namun sebagai salah satu negara pemegang lisensi Wimax (Worldwide Interoperability Mobile Access), Indonesia memiliki wewenang menerapkan teknologi telekomunikasi ini pada operator-operator seluler yang memiliki kesiapan baik secara kesiapan secara infrastruktur maupun kesiapan operational-maintanance. Akses broadband nirkabel Wimax diharapkan mampu memberikan angin segar di tengah-tengah persaingan industri telekomunikasi dan kebutuhan pasar.
WiMax adalah alternatif teknologi yang sangat prospektif untuk menggelar BWA (Broadband Wireless Access ) atau yang lebih dikenal dengan koneksi internet dengan kapasitas yang besar. WiMax merupakan satu varian teknologi wireless yang memungkinkan transmisi pita lebar hingga 70 Mbps dengan jangkauan sekitar 50 kilometer. Teknologi ini merupakan pengembangan dari teknologi Wi-Fi (wireless fidelity) baik dalam kapasitas transmisi maupun daya jangkau.
Wi-Fi pada frekuensi 2.4 GHz telah dibebaskan penggunaannya. Seperti kita saksikan saat ini, penggunaan pemancar 2.4 GHz sudah marak di Indonesia terutama untuk keperluan Warung Internet (Warnet) dan Komunitas (RT/RW Net), juga perusahaan kecil & menengah, dan dunia pendidikan. Titik-titik hotspot di beberapa kota besar di Indonesia (di mall, ruang tunggu bandara, hotel, tempat makan, taman, masjid, dan kompleks perumahan) mulai menjamur dengan akses berbayar maupun tidak. Semua itu memanfaatkan teknologi Wi-Fi.
Teknologi WiMAX dapat meng-cover area sekitar 50 km dimana ratusan pengguna akan dishare sinyal dan kanal untuk transmisi data sampai 155 Mbps. Pada aplikasi mobile, user WiMAX layaknya menggunakan terminal WiFi seperti: notebook, PDA, dan smartphone. Pemanfaatan WiMAX sama dengan pemanfaatan WiFi. Sebuah terminal dapat mendeteksi jaringan WiMAX dan WiFi sehingga user akan semakin dimudahkan karena bisa memilih WiMAX broadband untuk jaringan WiMAX atau wireless hotspot untuk jaringan WiFi atau Wireless LAN.
WiFi – 3 G - WiMAX
WiFi merupakan jaringan komunikasi nirkabel melalui komputer LAN. Jangkauannya terbatas pada area tertentu sehingga disebut hotspot. Layanan yang diberikan bisa variatif, layaknya aplikasi LAN seperti: email, internet, intranet, messaging, music atau video streaming, dan layanan IP base lainnya. Apabila WiFi dikombinasikan implementasinya dengan WiMAX maka jelas akan mempercepat dan memperluas penggunaannya, lebih secure karena bisa menjadi QoS (Quality of Service), lebih reliable, dan kaya akan layanan baru. Sinergi antara WiMAX dengan seluler menggabungkan jaringan kabel dan wireless, layanan dan terminal. Secara umum, konsep konvergensi pada telekomunikasi mencakup 3 aspek, yaitu: device, service, dan jaringan.
Secara umum WiMAX diperkenalkan sebagai akses yang menawarkan solusi multi-access, sebagai contoh: WiMAX untuk melengkapi jaringan yang sudah eksis (2G/3G dan Wifi). Munculnya WiMAX otomatis akan menimbulkan persaingan dengan pengusung 3G. Layanan 3G merupakan layanan komunikasi bergerak yang menjanjikan peningkakan bandwith hingga 384 Kbps ketika diakses dalam keadaan bergerak dengan kecepatan rendah sementara untuk di kendaraan bergerak kecepatannya 128 Kbps dan sampai 2 Mbps dalam keadaan diam. Teknologi 3G berbasis GSM (WCDMA) dan CDMA (CDMA 2000). Dengan demikian keunggulan Wimax adalah dari kecepatannya dan layanan yang lebih menarik dibanding 3G. Namun, dari kemampuan mobilitynya 3G masih lebih unggul karena menggunakan node B yang tentu saja bisa mencakup yang lebih luas. Jika keunggulan mobilitas WiMax dan Wi-Fi bisa ditingkatkan lebih awal, maka mereka bisa menjadi pesaing tangguh bagi kelangsungan hidup 3G.
Regulasi dan Kesiapan Operator WiMAX
Bagi negara produsen teknologi, lahirnya produk-produk baru berarti memberikan harapan baru untuk meningkatkan kemakmuran. Bagaimana pengaruhnya pada Indonesia tercinta? Akankah tercipta lapangan kerja baru karena munculnya pabrik baru? ataukah akan muncul perusahaan asing baru dengan manajer asing baru?, atau sekedar importir baru yang mengimpor barang 100% jadi ? ataukah bahkan importir lama tetap berjaya tanpa ada tambahan lowongan kerja? Sehingga yang kaya semakin kaya, yang miskin semakin miskin dan pengangguran tetap tidak berubah.
Pemerintah melalui Depkominfo berharap operator WiMAX memakai perangkat lokal. Kandungan perangkat WiMAX lokal tampaknya menjadi menu wajib bagi operator bila ingin ikut menyelenggarakan jaringan nirkabel pita lebar tersebut ke dalam negeri. Bahkan Depkominfo memberi blok-blok frekuensi untuk alokasi WiMAX hanya kepada pemenang tender USO (Universal Service Obligation) , yaitu proyek untuk telepon pedesaan agar perkembangan telekomunikasi di negara ini menjadi merata di seluruh Indonesia.
Dengan adanya regulasi tersebut sudah banyak pula beberapa perusahaan nasional yang sudah melakukan kerjasama dengan perusahaan asing untuk menciptakan komponen untuk layanan WiMAX. Komponen WiMAX sendiri terdiri dari chipset, plain circuit board (PCB), Base Station serta perangkat Microcell dan Macrocell. Berarti semakin banyak ruang lingkup dari komponen WiMAX yang bisa dihasilkan di negeri sendiri. Berarti itu sangat bermanfaat untuk momentum lahirnya produk baru sebagai peluang membuka lapangan kerja baru, bagaimana memanfaatkan potensi pasar domestik yang besar ini sebagai bargaining-power untuk “memaksa” pabrikasi dalam negeri, dan seterusnya.
Investasi 3G memang baru saja dimulai, tapi akankah Wimax mendapatkan kebebasan untuk bersaing menawarkan layanannya. Seberapa banyak calon pelanggan yang kira-kira memerlukan koneksi Internet yang mobile? Bagaimana nasib operator 3G bila ditambah Wimax. berapa calon customer dibagi berapa operator?
Apapun yang akan terjadi, setidaknya Pemerintah sebagai regulator akan mendapat beban tugas baru yaitu menyusun regulasi terkait alokasi band frekuensi baru dan bagaimana menjamin kesehatan kompetisi usaha. Sepertinya masih banyak juga pekerjaan rumah yang harus diselesaikan oleh pemerintah untuk menciptakan regulasi yang kondusif.
Nasib WiMAX seperti 3G
Meskipun WiMAX belum luncur di Indonesia, tapi apakah WiMAX sendiri sudah siap untuk menggantikan layanan 3G atau malah saling bersinergi. Sekarang saja sudah muncul terminal-devices ( Handphone, PDA, Laptop) dengan banyak pilihan yang tersedia, demikian pula dengan infrastruktur jaringan yang support untuk teknologi WiFi maupun WiMAX sudah pula siap disediakan oleh banyak operator telekomunikasi.
Dengan kesiapan itu apakah layanan generasi 4 mampu menarik minat konsumen ? Atau malah bernasib sama seperti 3G ? Itulah yang menarik untuk diprediksikan. Sepertinya kita perlu menengok kembali kebelakang, ketika layanan 3G akan muncul, dan banyak prediksi yang memperkirakan bahwa layanan ini akan booming atau setidaknya menyamai rekor jumlah pelanggan 2G. Ketika penyelenggara layanan 2G siap untuk bermigrasi ke layanan 3G maka sudah banyak pelanggan yang siap bahkan rela membeli perangkat terminal seperti handphone untuk mengakses layanan 3G meskipun layanannya belum tersedia. Yang lebih menghebohkan pada tahun 2004 pelanggan 3G di Asia jumlahnya mencapai 10.5 juta pelanggan. Tapi apa yang terjadi sekarang ? Meskipun salah satu operator terbesar di Indonesia mengklaim memiliki pelanggan 3G sebanyak 4 juta pelanggan, tapi pendapatan dari layanan 3 G hanya mencapai sekitar kurang dari 10 %. Pendapatan yang lain lebih berasal dari voice dan sms.
Lalu buat apa penyelenggaraan 3G apabila penggunaanya dan pendapatannya tidak sesuai dengan biaya yang dikeluarkan untuk biaya investasi jaringan dan pembelian spektrum frekuensi yang biayanya mencapai ratusan miliar.
Sebenarnya apa yang menyebabkan pelanggan layanan 3G tidak begitu banyak ? Apakah karena harga akses jaringan 3G yang mahal atau karena masih kurang banyaknya konten yang tersedia. Harga untuk akses 3G memang tergolong mahal, kendati pada awal kehadirannya atau selama masa promosi memberikan tarif yang gratis tapi sekarang tarif yang ada cenderung sangat mahal apabila dibandingkan dengan kualitas yang ada. Selain itu bisa dilihat dari banyaknya konten yang ada, pastinya konten yang berasal dari luar sudah sangat banyak dan menunjang. Tapi dari sisi harga dan akses internet keluar negara yang memang jauh maka bisa dipastikan harganyapun sangat mahal.
Apa memang karena konten yang sedikit atau karena harga akses yang masih mahal?
Seharusnya operator WiMAX harus bisa belajar dari pengalaman penyelenggaraan layanan 3G. Meskipun layanan ini berbeda, tapi setidaknya hampir menyerupai untuk kapasitas dan kecepatan akses data. Layanan 3G memang memiliki kecepatan akses data yang sangat cepat tapi apa yang akan diakses dan mau kemana mengakses, masih menjadi pertanyaan besar di benak pelanggan. Di era informasi ini, di tengah masyarakat berbasis pengetahuan (knowledge based society) ini, ketersediaan informasi dan sumber pengetahuan semestinya merupakan kebutuhan primer yang mutlak harus ada. Semakin banyak tersedia server content domestik, semakin banyak pilihan sumber informasi, maka semakin besar kemungkinan orang meng-akses-nya, semakin tinggi trafik komunikasi, semakin banyak diperlukan saluran menuju server, sehingga semakin berkurang beban persaingan bisnis saluran di antara operator.
Setidaknya dengan konten yang memang berasal dari domestik maka bisa dipastikan bahwa konten yang diakses akan murah, belum lagi bila semakin banyak dan beragamnya ketersediaan konten yang mampu membuat persaingan antar konten semakin sengit dan tentunya menurunkan harga konten.
Memilih 3G atau WiMAX
Jaringan 3G saat ini merupakan jaringan telepon selular yang siap untuk melayani transfer data ( Data over Voice network ) dengan GPRS, EDGE atau HSDPA dan HSUPA-nya. Sedangkan WiMAX sebagai jaringan “selular PC” juga sudah siap untuk melayani percakapan ( Voice over IP/Data network ). Apapun jenis terminal di sisi pelanggan, apakah itu sebuah Laptop, PDA, atau pun Handphone, semuanya bisa dilengkapi dengan interface teknologi WiFi, WiMAX, modem HSDPA, atau sekedar modem CDMA/GSM biasa untuk bisa menelepon dan/atau mengakses internet. Ini berarti bahwa persaingan di dalam bisnis terminal-devices ini akan berlangsung biasa-biasa saja dan berkisar pada tiga jenis terminal yaitu Handphone, PDA, dan Laptop yang secara alamiah sudah terkelompok kelas harganya. Pertanyaannya: nyamankah mengakses Internet menggunakan sebuah handphone? Atau, nyamankah menelepon menggunakan sebuah laptop? Bagaimana pula bila melakukan keduanya menggunakan PDA? Tentunya selera dan daya beli pelanggan yang paling menentukan semaraknya bisnis terminal-devices ini.
Persaingan yang mungkin lebih seru adalah dalam bisnis sewa saluran atau infrastruktur jaringan. Untuk apa pelanggan menyewa saluran atau dalam kata lain, layanan apa yang diminta pelanggan? Voice atau Data? Menelepon atau akses Internet?
Jaringan 3G menawarkan layanan komunikasi voice yang sangat baik karena jaringan ini memang dirancang untuk melayani voice ( percakapan lewat telepon ) dengan sejarahnya yang lebih dari 100 tahun. Sedangkan untuk layanan data, kecepatan akses yang saat ini mampu disediakan adalah hingga cuma sekitar 6 Mbps. Sebaliknya, WiMAX mampu menyediakan saluran dengan kecepatan data hingga 40 Mbps dan layanan percakapan VoIP yang kualitasnya tidak akan menyamai percakapan melalui jaringan telepon, terutama pada kondisi trafik padat. Jaringan telepon sudah menjadi standarisasi kualitas percakapannya, sedangkan VoIP masih dalam studi dan uji kualitas dari berbagai pihak penelitian. Bila bandwidth terbatas dan trafik tinggi, maka suara yang dihasilkan oleh VoIP akan mengalami putus-putus. Kesimpulannya, 3G memang lebih baik untuk menelepon tapi kurang cepat dan nyaman untuk akses Internet, sedangkan WiMAX memang lebih baik untuk akses Internet, tapi bisa kurang baik untuk menelepon. Apabila kedua produk teknologi ini diterapkan di kawasan kota/metropolitan secara berdampingan, maka akan terjadi persaingan yang sangat seru dalam perebutan pelanggan karena keduanya menawarkan jasa layanan yang sama, yaitu voice dan data.
Saat ini konsumen memang menikmati layanan koneksi internet dengan kapasitas besar seperti WiFi yang berada di kantor, di kampus maupun pusat aktifitas seperti mall. Tapi apakah konsumen memang akan menggunakan koneksi internet dengan kapasitas besar yang benar-benar mobile? Setidaknya kita tidak perlu berada dilingkungan yang terdapat layanan WiFi untuk koneksi internet dengan kapasitas besar, cukup dirumah atau dijalan kita bisa melakukan koneksi internet dengan kapasitas besar asalkan tersedia layanan WiMAX. Yang perlu dikaji adalah jangan-jangan konsumen memang hanya butuh koneksi internet kapasitas besar pada waktu-waktu tertentu dan pada tempat-tempat tertentu saja. Mungkin saja konsumen belum membutuhkan internet dengan kapasitas besar disegala tempat. Sedangkan untuk koneksi internet dengan kapasitas kecil bisa menggunakan layanan 3G.
Sehingga semua itu kembali kepada konsumen selaku pengguna teknologi. Ada beberapa yang merasa enjoy untuk menggunakan 3G tapi ada pula yang merasa WiMAX lebih terasa manfaatnya untuk berbagai aktivitas. Sepertinya masih banyak yang harus dilakukan untuk menguji kelayakan investasi untuk WiMAX. Setidaknya agar investasi ini tidak menjadi sia-sia layaknya investasi pada geneasi sebelumnya.
Ikhtisar
1. Perlu Regulasi untuk mendukung kompetisi WiMAX yang kondusif
2. WiMAX bisa bernasib seperti 3G
3. Layanan 3G cocok untuk telepon sedangkan WiMAX lebih cocok koneksi internet
4. Butuh studi kelayakan investasi WiMAX
Bima Indra Gunawan
0706173490
Manajemen Telekomunikasi
Fakultas Teknik Elektro
Baca lagi...
Curhat
Telekomunikasi
Rabu, Desember 17, 2008
Sesuatu Yang Baru
Kenapa sih harus baru ? kenapa gak pake yang lama ?
Kenapa juga harus Jadul (Jaman Dahulu) ? Kan sekarang udah ada yang baru ?
Kenapa harus berubah ? Bagaimana kalo tidak usah dirubah ?
Hal yang baru itu adalah sesuatu yang menarik. Yah, kalo kita punya motor baru pasti senang, kalo kita belajar ilmu baru pasti ingin sekali mengopreknya. dan tentu apabila kita memiliki buku baru atau novel baru pasti kita ingin membacanya. Stop sampai disitu... jangan dilebar luaskan ke hal yang lain...(termasuk ke musuh baru,pacar baru dan istri baru)
Ada cerita yang dikutip dari Aa Gym. Seorang istri membuat gado-gado spesial untuk suaminya, Begitu ada masakan enak yang baru maka suami berkata "wah, gado-gado ya mah, hmm... Papa suka nih gado-gado, apalagi spesial. Papah jadi semangat makan.Lalu keesokan harinya si mamah kembali membuat gado-gado. Dan respon suaminya"gado-gado spesial lagi ya, wih... papah masih laper nih nyium baunya. Kemudian esok lusanya lagi-lagi si mamah membuat gado-gado.Lalu respon dari suaminya"gado-gado lagi ya mah? oh yaudah.". Kemudian selama seminggu si mamah masih juga membuat gado-gado spesialnya,akhirnya si suami itu berkata "kenapa gado-gado melulu sih mah ?"
Itulah dia kalo gak ada pembaruan, baik dari diri kita maupun hal lainnya. Baru itu merupakan bagian dari kreativitas, bagian dari innovasi dan bagian dari nilai tambah. Semuanya akan bernilai kalo selalu ada perubahan menuju pembaruan.
Tapi baru itu bisa menjadi malapetaka apabila tidak dikelola dengan baik. Kenapa? Karena dengan baru bisa membuat kita menjadi terjebak akan hal yang sebelumnya baik menjadi tidak baik. Buat apa perubahan seandainya menjadi sia-sia dan malah merugikan kita.
Seperti cerita berikut. Ada seorang yang ahli dalam memasukkan jarum ke benang jahit dari jarak 5 meter.Bayangkan jarak 5 meter, kita saja yang dari deket mata terkadang masih gak bisa masukin (apalagi kalo matanya minus atau plus). Tapi ini benar-benar handal, dia mampu melempar dari jarak lima meter dan masuklah jarum itu ke dalam benang. Kemudian hal ini terdengar oleh Seorang Raja yang ingin menyaksikan kehebatannya. Dipanggillah seorang itu menuju istana dan mempraktekannya kehebatan dia. Setelah selesai maka Raja memberi beberapa dirham sebagai hadiah, tapi apa yang terjadi sebelum keluar istana, ketika dia dicambuk oleh beberapa pengawal istana. Kemudian datanglah raja dan menjelaskan kenapa dia diberi cambukan. Itu karena ilmu dan bakatnya yang dia miliki tidak ada gunanya, tidak ada manfaatnya. Jadi buat apa dipelajari dan buat apa juga dikagumi.
Jadi berubahlah untuk kepentingan yang lebih banyak dan untuk manfaat yang lebih banyak.
Baca lagi...
Kenapa juga harus Jadul (Jaman Dahulu) ? Kan sekarang udah ada yang baru ?
Kenapa harus berubah ? Bagaimana kalo tidak usah dirubah ?
Hal yang baru itu adalah sesuatu yang menarik. Yah, kalo kita punya motor baru pasti senang, kalo kita belajar ilmu baru pasti ingin sekali mengopreknya. dan tentu apabila kita memiliki buku baru atau novel baru pasti kita ingin membacanya. Stop sampai disitu... jangan dilebar luaskan ke hal yang lain...(termasuk ke musuh baru,pacar baru dan istri baru)
Ada cerita yang dikutip dari Aa Gym. Seorang istri membuat gado-gado spesial untuk suaminya, Begitu ada masakan enak yang baru maka suami berkata "wah, gado-gado ya mah, hmm... Papa suka nih gado-gado, apalagi spesial. Papah jadi semangat makan.Lalu keesokan harinya si mamah kembali membuat gado-gado. Dan respon suaminya"gado-gado spesial lagi ya, wih... papah masih laper nih nyium baunya. Kemudian esok lusanya lagi-lagi si mamah membuat gado-gado.Lalu respon dari suaminya"gado-gado lagi ya mah? oh yaudah.". Kemudian selama seminggu si mamah masih juga membuat gado-gado spesialnya,akhirnya si suami itu berkata "kenapa gado-gado melulu sih mah ?"
Itulah dia kalo gak ada pembaruan, baik dari diri kita maupun hal lainnya. Baru itu merupakan bagian dari kreativitas, bagian dari innovasi dan bagian dari nilai tambah. Semuanya akan bernilai kalo selalu ada perubahan menuju pembaruan.
Tapi baru itu bisa menjadi malapetaka apabila tidak dikelola dengan baik. Kenapa? Karena dengan baru bisa membuat kita menjadi terjebak akan hal yang sebelumnya baik menjadi tidak baik. Buat apa perubahan seandainya menjadi sia-sia dan malah merugikan kita.
Seperti cerita berikut. Ada seorang yang ahli dalam memasukkan jarum ke benang jahit dari jarak 5 meter.Bayangkan jarak 5 meter, kita saja yang dari deket mata terkadang masih gak bisa masukin (apalagi kalo matanya minus atau plus). Tapi ini benar-benar handal, dia mampu melempar dari jarak lima meter dan masuklah jarum itu ke dalam benang. Kemudian hal ini terdengar oleh Seorang Raja yang ingin menyaksikan kehebatannya. Dipanggillah seorang itu menuju istana dan mempraktekannya kehebatan dia. Setelah selesai maka Raja memberi beberapa dirham sebagai hadiah, tapi apa yang terjadi sebelum keluar istana, ketika dia dicambuk oleh beberapa pengawal istana. Kemudian datanglah raja dan menjelaskan kenapa dia diberi cambukan. Itu karena ilmu dan bakatnya yang dia miliki tidak ada gunanya, tidak ada manfaatnya. Jadi buat apa dipelajari dan buat apa juga dikagumi.
Jadi berubahlah untuk kepentingan yang lebih banyak dan untuk manfaat yang lebih banyak.
Baca lagi...
Curhat
Tausiah
Selasa, Desember 16, 2008
Pilihan Kuliah (bag 2)
Jam sudah menunjukkan pukul 00:25, dan mata ini sudah mulai tidak tahan karena rasa ngantuk yang sangat. Sambil menonton televisi dikamar ini, sambil melihat handphone menunggu sms dan sambil merem melek :)
Alarm udah bunyi dan kulihat sudah jam 05:30 , wah belum shalat subuh.Buru-buru shalat sambil berharap tidak ada yang masuk ke kamar( takut ketauan baru shalat subuh ). Beru pengen tidur lagi, tiba-tiba melihat handphone sudah ada SMS masuk. Dibaca deh, "selamat ya Bima" itu aja isinya dan saya pun tidak mengenal siapa pengirimnya. Biar aja deh, mau tidur lagi, pusing nih kurang tidur. Oh iya, lupa kalo hari pengumuman UMPTN!!! langsung bangun dan berusaha mencari koran langganan hari ini....
Pasti belum dateng nih, harus beli koran dulu deh. Akhirnya pergi kedepan gang dan dapet juga koran pengumuman UMPTN. Coba ambil formulir pendaftaran dan berusaha melihat dengan huruf yang kecil-kecil......
Pengisian formulir UMPTN tinggal menghitung hari lagi, tapi aku sebagai siswa kelas III SMA masih belum bisa menentukan pilihan mana yang tepat untuk saya. Dimulai dari keinginan Orang Tua yang ingin anaknya jadi dokter, kemudian hari kecil yang ternyata juga ingin jadi dokter.
Meskipun beberapa alumni SMA ini masuk dan mempromosikan tempat kuliahnya, tapi ternyata belum ada yang sesuai dengan minat dan bakat saya. Teknik TGP yang sempat menarik minat tapi minat akan pelajaran kimia gak terlalu bagus, lalu Teknik Elektro yang saya sendiri takut kesetrum dan terakhir kedokteran, padahal saya itu susah banget ngafalin bahasa latin. Gimana mau jadi dokter ...?
Suasana di Bandung begitu dingin, sampai-sampai saya gak kuat untuk mengambil wudhu shubuh. Gak disangka kalo pada akhirnya saya sampai juga di Bandung. Ya banyak orang menyebutnya Paris Van Java, kota mode di pulau Jawa. Tapi kenapa cewe-cewe nya gak seperti yang dibilang temen-temen ya..? Ups... lupa hari ini harus sarapan, maklum udah gak ada yang masakin, sekarang semuanya harus cari sendiri, mulai dari makan sampai tidur sendiri. Tapi gak papa kok masih di asrama yang masih banyak temen juga.
Beginilah kota Bandung, kota dengan ketinggian daratan mencapai 300 m diatas permukaan laut tapi masih banyak juga banjir yang terjadi dimana-mana. Termasuk daerah tempat saya sekarang ini.
Akhirnya pilihan jatuh ke Fisika UI, yup Fakultas MIPA Jurusan FISIKA, wow keren banget. Emang sih gue demen fisika, tapi gak demen-demen amat. Berarti pilihan pertama tetap jatuh ke Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, di Bandung donk...? Bandung memang cita-cita saya untuk mandiri, gak mungkin bisa mandiri kalo cuma mendekam di Jakarta doank, paling ngga depok lah, sambil ngekost.
Ketika dikelas, saya melihat beberapa teman sedang mengisi formulir pendaftaran STTTELKOM. Sekolah apa tuh ya..? apa untuk jadi pegawai Telkom? Coba tanya sana sini akhir dapet kesimpulan kalo itu cuma ada fakultas teknik, dan letaknya di Bandung. Selepas pulang sekolah saya coba ajak Bapak saya untuk mencari formulir STTTelkom, dapet juga di Bank Mandiri, tapi pengembalian formulir paling telat hari ini. Waw, harus buru-buru deh.
Sekarang sudah jelas, kalo ikut UMPTN untuk fakultas kedokteran Unpad dan kedua untuk Fisika UI. Sedangkan untuk swasta nya di STTTelkom,meskipun agak-agak mepet masih sempetlah mengembalikan formulirnya. Sedangkan lainnya adalah STAN, lumayan sekolah gratis yang dibayarin oleh negara. Tapi kebanyakan temen sudah pasti diterima disalah satu perguruan tinggi swasta, sedangkan saya belum ?
Hidung ini masih meler keluar ingus... sambil bersin-bersin saya paksa saja belajar dulu.Padahal malam minggu dan jam sudah pukul 01:20 WIB, tapi masih tetep belajar. Besok adalah ujian masuk STTTelkom, sedangkan dua hari setelah besok UMPTN. Anggep aja kalo besok itu sebagai tryout menjelang UMPTN.
Ingusnya makin parah, dan semakin menjadi-jadi! Bahkan pengawas ujian sepertinya mencurigai saya. Saya sendiri juga bingung, kok lama banget ya waktu ngerjain soal Fisika dan Matematika ini. Pengen buru-buru aja nih, ingus udah meler banget lagi. Toh cuma latihan, kalo lulus alhamdulillah, kalo gak lulus yang emang gak niat.
Ujian UMPTN berlangsung lancar, sakitnya udah hilang dan saya mampu mengerjakan soal dengan baik. Setelah dua hari ujian, langsung aja maen PS, ya main PS karena sebelum UMPTN gak pernah kenal yang namanya maen PS. Alhasil, ujian STAN pun dijamin gak lolos.
Setelah dipastikan lulus STTTelkom, hati ini sedikit lega. Maklum sampai saat ini belum satupun saya terdaftar diperguruan tinggi mana pun. Jadinya lega deh. Padahal semepet gak bisa juga ngecek hasil kelulusan dari internet( abis gaptek banget sih). Begitu lihat hasil di STAN, ternyata gak dapet, tuh benerkan dugaan saya pasti gak dapet. Berarti gagal sudah saya jadi calon PNS dengan masuk STAN.
Meskipun hurufnya kecil-kecil tapi alhamdulillah,akhirnya nama saya muncul. Bangga juga. Oh iya yang bikin saya lupa adalah mengecek kalo saya ini masuk jurusan mana? begitu dilihat gagal deh jadi dokter. Berarti pilihan sekarang tinggal dua, masuk UI dengan teknik Fisika UI atau ke Bandung masuk STTTelkom. Harapan jadi dokter sudah hilang tapi harapan untuk sekolah di Bandung dan belajar mandiri masih ada.
Begitulah hidup, siapa yang menyangka saya akan menjadi seorang engineer atau lebih tepatnya dalam bahasa Indonesia Teknisi atau jaman dulu bilang insinyur (Ir). Semua adalah rahasia Allah dan kita sebagai umatNya cuma bisa berusaha. Bagiku "Saya percaya dengan Nasib, tapi saya gak akan menyerah kepada Nasib"
Baca lagi...
Alarm udah bunyi dan kulihat sudah jam 05:30 , wah belum shalat subuh.Buru-buru shalat sambil berharap tidak ada yang masuk ke kamar( takut ketauan baru shalat subuh ). Beru pengen tidur lagi, tiba-tiba melihat handphone sudah ada SMS masuk. Dibaca deh, "selamat ya Bima" itu aja isinya dan saya pun tidak mengenal siapa pengirimnya. Biar aja deh, mau tidur lagi, pusing nih kurang tidur. Oh iya, lupa kalo hari pengumuman UMPTN!!! langsung bangun dan berusaha mencari koran langganan hari ini....
Pasti belum dateng nih, harus beli koran dulu deh. Akhirnya pergi kedepan gang dan dapet juga koran pengumuman UMPTN. Coba ambil formulir pendaftaran dan berusaha melihat dengan huruf yang kecil-kecil......
Pengisian formulir UMPTN tinggal menghitung hari lagi, tapi aku sebagai siswa kelas III SMA masih belum bisa menentukan pilihan mana yang tepat untuk saya. Dimulai dari keinginan Orang Tua yang ingin anaknya jadi dokter, kemudian hari kecil yang ternyata juga ingin jadi dokter.
Meskipun beberapa alumni SMA ini masuk dan mempromosikan tempat kuliahnya, tapi ternyata belum ada yang sesuai dengan minat dan bakat saya. Teknik TGP yang sempat menarik minat tapi minat akan pelajaran kimia gak terlalu bagus, lalu Teknik Elektro yang saya sendiri takut kesetrum dan terakhir kedokteran, padahal saya itu susah banget ngafalin bahasa latin. Gimana mau jadi dokter ...?
Suasana di Bandung begitu dingin, sampai-sampai saya gak kuat untuk mengambil wudhu shubuh. Gak disangka kalo pada akhirnya saya sampai juga di Bandung. Ya banyak orang menyebutnya Paris Van Java, kota mode di pulau Jawa. Tapi kenapa cewe-cewe nya gak seperti yang dibilang temen-temen ya..? Ups... lupa hari ini harus sarapan, maklum udah gak ada yang masakin, sekarang semuanya harus cari sendiri, mulai dari makan sampai tidur sendiri. Tapi gak papa kok masih di asrama yang masih banyak temen juga.
Beginilah kota Bandung, kota dengan ketinggian daratan mencapai 300 m diatas permukaan laut tapi masih banyak juga banjir yang terjadi dimana-mana. Termasuk daerah tempat saya sekarang ini.
Akhirnya pilihan jatuh ke Fisika UI, yup Fakultas MIPA Jurusan FISIKA, wow keren banget. Emang sih gue demen fisika, tapi gak demen-demen amat. Berarti pilihan pertama tetap jatuh ke Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, di Bandung donk...? Bandung memang cita-cita saya untuk mandiri, gak mungkin bisa mandiri kalo cuma mendekam di Jakarta doank, paling ngga depok lah, sambil ngekost.
Ketika dikelas, saya melihat beberapa teman sedang mengisi formulir pendaftaran STTTELKOM. Sekolah apa tuh ya..? apa untuk jadi pegawai Telkom? Coba tanya sana sini akhir dapet kesimpulan kalo itu cuma ada fakultas teknik, dan letaknya di Bandung. Selepas pulang sekolah saya coba ajak Bapak saya untuk mencari formulir STTTelkom, dapet juga di Bank Mandiri, tapi pengembalian formulir paling telat hari ini. Waw, harus buru-buru deh.
Sekarang sudah jelas, kalo ikut UMPTN untuk fakultas kedokteran Unpad dan kedua untuk Fisika UI. Sedangkan untuk swasta nya di STTTelkom,meskipun agak-agak mepet masih sempetlah mengembalikan formulirnya. Sedangkan lainnya adalah STAN, lumayan sekolah gratis yang dibayarin oleh negara. Tapi kebanyakan temen sudah pasti diterima disalah satu perguruan tinggi swasta, sedangkan saya belum ?
Hidung ini masih meler keluar ingus... sambil bersin-bersin saya paksa saja belajar dulu.Padahal malam minggu dan jam sudah pukul 01:20 WIB, tapi masih tetep belajar. Besok adalah ujian masuk STTTelkom, sedangkan dua hari setelah besok UMPTN. Anggep aja kalo besok itu sebagai tryout menjelang UMPTN.
Ingusnya makin parah, dan semakin menjadi-jadi! Bahkan pengawas ujian sepertinya mencurigai saya. Saya sendiri juga bingung, kok lama banget ya waktu ngerjain soal Fisika dan Matematika ini. Pengen buru-buru aja nih, ingus udah meler banget lagi. Toh cuma latihan, kalo lulus alhamdulillah, kalo gak lulus yang emang gak niat.
Ujian UMPTN berlangsung lancar, sakitnya udah hilang dan saya mampu mengerjakan soal dengan baik. Setelah dua hari ujian, langsung aja maen PS, ya main PS karena sebelum UMPTN gak pernah kenal yang namanya maen PS. Alhasil, ujian STAN pun dijamin gak lolos.
Setelah dipastikan lulus STTTelkom, hati ini sedikit lega. Maklum sampai saat ini belum satupun saya terdaftar diperguruan tinggi mana pun. Jadinya lega deh. Padahal semepet gak bisa juga ngecek hasil kelulusan dari internet( abis gaptek banget sih). Begitu lihat hasil di STAN, ternyata gak dapet, tuh benerkan dugaan saya pasti gak dapet. Berarti gagal sudah saya jadi calon PNS dengan masuk STAN.
Meskipun hurufnya kecil-kecil tapi alhamdulillah,akhirnya nama saya muncul. Bangga juga. Oh iya yang bikin saya lupa adalah mengecek kalo saya ini masuk jurusan mana? begitu dilihat gagal deh jadi dokter. Berarti pilihan sekarang tinggal dua, masuk UI dengan teknik Fisika UI atau ke Bandung masuk STTTelkom. Harapan jadi dokter sudah hilang tapi harapan untuk sekolah di Bandung dan belajar mandiri masih ada.
Begitulah hidup, siapa yang menyangka saya akan menjadi seorang engineer atau lebih tepatnya dalam bahasa Indonesia Teknisi atau jaman dulu bilang insinyur (Ir). Semua adalah rahasia Allah dan kita sebagai umatNya cuma bisa berusaha. Bagiku "Saya percaya dengan Nasib, tapi saya gak akan menyerah kepada Nasib"
Baca lagi...
Curhat
cerita
Jumat, November 21, 2008
Masih banyak amalan lain!!!
Mumpung masih fresh, ada beberapa cerita menarik yang dikutip dari khutbah Jumat.
Mungkin lebih tepat judulnya ke Syukur kepada Khalik. Rasa syukur bukan hanya dilakukan dengan berdoa, dengan rendah hati ataupun dengan mengeluarkan air mata. Tapi rasa syukur menurut saya bisa juga dengan melakukan perbuatan baik atau amal baik yang pasti kita semua jarang ada yang menduganya.
Ceritanya begini, ada seorang WTS Bani Israil yang sedang dalam keadaan haus. Dikarenakan didaerahnya hanya ada satu sumur dan tidak ada sungai, maka apabila ingin minum haruslah turun ke sumur dan mengambil sendiri airnya. (Jangan pikir ada katrol / timba ya kaya di Indonesia ). Ketika dia sedang kehausan, tiba-tiba ada seekor kucing yang juga sedang kehausan, ya kehausan karena tidak ada air. Melihat ada seekor kucing yang kehausan maka wanita itu merasa iba terhadap kucing yang sedang haus itu. Maka masuklah wanita itu ke dalam sumur yang cukup dalam itu untuk mengambil air dan dibawanya air itu menggunakan sepatunya.
Ditegukkannya air itu kepada kucing yang haus tadi,
kemudian dia melihat kucing tadi masih haus, diambilnya air lagi sampai kucing itu pergi dan merasa sudah tidak haus lagi. Dia rela memberikan air dari sumur padahal ia sendiri sangat kehausan.
Setelah itu pergilah wanita itu dari tempat tadi, tapi apa yang tejadi ?? ia meninggal di perjalan. Tapi apa kata Rasul ? ia adalah ahli syurga.
Coba bayangkan, seorang WTS saja bisa masuk syurga karena memberi air seekor kucing? Hmm... berarti masih banyak amalan-amalan atau kebaikan lain yang bisa kita raih.
Ada cerita lagi
Seorang pemuda yang ingin tobat sedang berdiskusi dengan seorang Kyai.
Pembunuh"Pak Kyai, saya sudah membunuh 99 orang . Apa saya bisa tobat dan masuk syurga ?"
jawab Kyai "Rasanya tidak bisa, anda sudah sangat kejam. Manamungkin dosa anda dimaafkan."
Akhirnya dibunuh saja Kyiai itu sehingga genaplah menjadi seratus orang yang dibunuhnya. Kemudian dia bertemu lagi dengan Kyai lain dan bertanya lagi, " Pak Kyai, apa bisa saya tobat padahal saya sudah membunuh 99 orang ditambah 1 orang kyai? "
Kyai tadi menjawab"bisa!!, asalkan kamu pergi dari kampung ini. dan tinggalkan daerah yang sudah membawa kamu kedalam kejahatan. Carilah guru dikampung seberang yang mampu mendidik dirimu untuk tobat!!!"
Maka bergegaslah pemuda tadi untuk hijrah ke kampung seberang dengan membawa peralatan seadanya.Tapi apa yang terjadi, ketika dalam perjalanan seseorang membunuhnya, maka matilah ia.
Kemudian Raqib dan Atid berbeda pendapat atas amalan si pemuda tadi. Raqib bilang pemuda ini sudah tobat dan layak masuk syurga. Tapi berbeda dengan Atid yang sudah mencatat pembunuhan sebanyak 100 orang. Meskipun baru niat, tapi Raqib yakin kalo pemuda itu sungguh-sungguh tobat dan kembali kepada Rabb. Lalu bagaimana ??
Dipilihlah jarak yang paling dekat antara pemuda dan kedua desa. Apabila lebih dekat ke Desa asal maka masuklah pemuda itu ke neraka. Tapi apabila lebih dekar ke Desa yang ingin ia tobat maka syurga menanti. Dihitung dan ternyata jarak nya hanya tinggal sejengkal dari Desa yang akan dituju.
Ternyata hanya dengan niat yang ikhlas dan benar-benar tulus saja mampu menambah amal kebaikan kita.
Allahualam'
nb: mohon maaf apabila ada yang salah. Dan mohon koreksinya.
Baca lagi...
Mungkin lebih tepat judulnya ke Syukur kepada Khalik. Rasa syukur bukan hanya dilakukan dengan berdoa, dengan rendah hati ataupun dengan mengeluarkan air mata. Tapi rasa syukur menurut saya bisa juga dengan melakukan perbuatan baik atau amal baik yang pasti kita semua jarang ada yang menduganya.
Ceritanya begini, ada seorang WTS Bani Israil yang sedang dalam keadaan haus. Dikarenakan didaerahnya hanya ada satu sumur dan tidak ada sungai, maka apabila ingin minum haruslah turun ke sumur dan mengambil sendiri airnya. (Jangan pikir ada katrol / timba ya kaya di Indonesia ). Ketika dia sedang kehausan, tiba-tiba ada seekor kucing yang juga sedang kehausan, ya kehausan karena tidak ada air. Melihat ada seekor kucing yang kehausan maka wanita itu merasa iba terhadap kucing yang sedang haus itu. Maka masuklah wanita itu ke dalam sumur yang cukup dalam itu untuk mengambil air dan dibawanya air itu menggunakan sepatunya.
Ditegukkannya air itu kepada kucing yang haus tadi,
kemudian dia melihat kucing tadi masih haus, diambilnya air lagi sampai kucing itu pergi dan merasa sudah tidak haus lagi. Dia rela memberikan air dari sumur padahal ia sendiri sangat kehausan.
Setelah itu pergilah wanita itu dari tempat tadi, tapi apa yang tejadi ?? ia meninggal di perjalan. Tapi apa kata Rasul ? ia adalah ahli syurga.
Coba bayangkan, seorang WTS saja bisa masuk syurga karena memberi air seekor kucing? Hmm... berarti masih banyak amalan-amalan atau kebaikan lain yang bisa kita raih.
Ada cerita lagi
Seorang pemuda yang ingin tobat sedang berdiskusi dengan seorang Kyai.
Pembunuh"Pak Kyai, saya sudah membunuh 99 orang . Apa saya bisa tobat dan masuk syurga ?"
jawab Kyai "Rasanya tidak bisa, anda sudah sangat kejam. Manamungkin dosa anda dimaafkan."
Akhirnya dibunuh saja Kyiai itu sehingga genaplah menjadi seratus orang yang dibunuhnya. Kemudian dia bertemu lagi dengan Kyai lain dan bertanya lagi, " Pak Kyai, apa bisa saya tobat padahal saya sudah membunuh 99 orang ditambah 1 orang kyai? "
Kyai tadi menjawab"bisa!!, asalkan kamu pergi dari kampung ini. dan tinggalkan daerah yang sudah membawa kamu kedalam kejahatan. Carilah guru dikampung seberang yang mampu mendidik dirimu untuk tobat!!!"
Maka bergegaslah pemuda tadi untuk hijrah ke kampung seberang dengan membawa peralatan seadanya.Tapi apa yang terjadi, ketika dalam perjalanan seseorang membunuhnya, maka matilah ia.
Kemudian Raqib dan Atid berbeda pendapat atas amalan si pemuda tadi. Raqib bilang pemuda ini sudah tobat dan layak masuk syurga. Tapi berbeda dengan Atid yang sudah mencatat pembunuhan sebanyak 100 orang. Meskipun baru niat, tapi Raqib yakin kalo pemuda itu sungguh-sungguh tobat dan kembali kepada Rabb. Lalu bagaimana ??
Dipilihlah jarak yang paling dekat antara pemuda dan kedua desa. Apabila lebih dekat ke Desa asal maka masuklah pemuda itu ke neraka. Tapi apabila lebih dekar ke Desa yang ingin ia tobat maka syurga menanti. Dihitung dan ternyata jarak nya hanya tinggal sejengkal dari Desa yang akan dituju.
Ternyata hanya dengan niat yang ikhlas dan benar-benar tulus saja mampu menambah amal kebaikan kita.
Allahualam'
nb: mohon maaf apabila ada yang salah. Dan mohon koreksinya.
Baca lagi...
Curhat
Tausiah
Jumat, November 14, 2008
Bingung Pilih Operator Mana? Ya Pikir-Pikir dulu lah
Kenapa pikir-pikir dulu ? Mungkin ini menanggapi salah satu iklan operator telekomunikasi di Indonesia yang dengan lantang mengatakan “Pake XL gak perlu mikir, udah pasti murah“.Sepertinya iklan itu mampu menambah jumlah pelanggan operator tersebut dengan brand bahwa menggunakan produknya tidak perlu mikir lagi sudah pasti murah, orang utan aja memilihnya. Masa kalah sama orang utan yang gak perlu mikir.
Meskipun anda tidak mengerti dunia telekomunikasi, ada baiknya anda mengenal sedikit tentang telekomunikasi. Kenapa ? Karena dengan mengenal dunia telekomunikasi setidaknya anda bisa memilih operator mana yang cocok untuk kebutuhan, cocok dengan lingkungan anda, cocok untuk manfaat anda, dan yang paling penting cocok untuk keuangan anda.
Telekomunikasi yang ada sekarang ini dibagi menjadi dua, yaitu yang wireline dan wireless, atau di Indonesia biasa disebut dengan telekomunikasi kabel dan telekomunikasi nirkabel. Untuk telekomunikasi kabel seperti tembaga atau yang sekarang sedang trend dengan kapasitasnya yang sangat besar yaitu kabel optik, sedangkan untuk telekomunikasi nirkabel yang biasa dijumpai adalah selular, Wi-FI, WiMAX dan lain-lain.
Dalam regulasi telekomunikasi selular di Indonesia sendiri dibagi menjadi dua, yaitu mobile selular dan Fixed Wireless Access atau yang biasa disingkat FWA. Untuk yang mobile selular seperti yang ada sekarang kebanyakan menggunakan teknologi GSM seperti operator Telkomsel, Excelcomindo, Indosat dan untuk FWA menggunakan teknologi CDMA. Tapi bukan berarti kedua regulasi tersebut tidak bisa bertukaran teknologi, seperti Mobile8 dengan teknologi CDMA mengusung produk FREN yang mampu bergerak tanpa batas atau seperti mobile selular.
Sekilas mengenai Sistem Telekomunikasi Selular
Teknologi GSM dan CDMA pun sebenarnya sama-sama menganut sistem telekomunikasi selular, dimana setiap area ditangani oleh stasiun pemancar yang luas area layanannya berbentuk cell. Jadi fungsi utama dari stasiun pemancar atau yang biasa dikenal dengan BTS (Base Station System) adalah untuk menangani para pengguna handphone yang berada diwilayah tersebut.
Gambar 1. Bentuk Area Layanan oleh BTS
Secara ideal atau teoritis, bentuk sell dari layanan area BTS menyerupai bentuk heksagonal. Sehingga, apabila handphone anda masuk dalam area layanan opeartor tertentu, maka bisa diperkirakan bahwa handphone anda sedang ditangani oleh BTS operator tersebut yang paling terdekat. Itu seandainya kita berbicara secara teoritis yang menganggap segala sesuatu hasilnya ideal dan sesuai yang diinginkan.
Lalu bagaimana dengan prakteknya sendiri, mungkin dari kita banyak yang tidak menyangka bahwa cell atau layanan area yang diinginkan itu berbentuk macam-macam. Ada yang berbentuk bulat, lonjong atau pun ada juga yang berbentuk panjang seperti pisang. Itu semua tergantung dari kebutuhan dan kondisi dilapangan itu sendiri.
Gambar 2. Kondisi Area Layanan sebenarnya
Bisa dilihat pada gambar 2 diatas, yang menunjukkan kondisi area layanan suatu BTS yang sesungguhnya. Ada area yang dinamakan dengan blank spot dan ada area yang dinamakan overlapping.
Untuk daerah yang mengalami blank spot maka tidak akan mendapat sinyal dari BTS, alhasil kita sering tiba-tiba mengalami call drop atau sambungan terputus ketika sedang menelpon sambil bergerak, entah menggunakan kendaraan ataupun jalan kaki. Sedangkan untuk area yang overlapping malah bisa disebut area yang bagus, karena saling mengisi antar area, bisa ke ikut BTS X ataupun ikut BTS Y.
Hard Handoff dan Soft Handoff
Perpindahan suatu mobile station atau handphone dari suatu BTS ke BTS lain memerlukan suatu proses yang cukup rumit. Proses yang dinamakan Handoff itu adalah proses yang sangat utama dari kehandalan suatu sistem telekomunikasi selular. Apabila proses Handoff tidak berhasil dengan mulus, maka bisa dipastikan mobile stasion akan kehilangan sinyal dan berpotensi terjadinya call drop.
Dengan proses Handoff yang handal, maka bisa dipastikan bahwa kontinuitas suatu sistem telekomunikasi akan sangat baik apabila pelanggan dalam keadaan bergerak. Handoff sendiri dibagi menjadi dua yaitu hard handoff dan soft handoff.
Gambar 4. Cell di Sistem GSM dan CDMA
Gambar 4 memperlihatkan komposisi frekuensi yang digunakan oleh BTS masing-masing teknologi. Untuk GSM, biasanya frekuensi dibagi menjadi 7 bagian frekuensi yang berulang-ulang. Tujuannya agar kapasitas dari BTS tersebut menjadi lebih banyak. Berbeda dengan CDMA yang memang memiliki kapasitas bandwitdh yang sangat besar
Biasanya proses Hard Handoff terjadi di teknologi GSM sedangkan proses Soft Handoff terjadi di teknologi CDMA. Kenapa demikian ? Karena pada sistem selular GSM masing-masing sell yang bersebrangan memiliki frekuensi yang berbeda, sedangkan dalam CDMA tidak. Semua sell yang bersebrangan hampir semua memiliki spektrum frekuensi yang sama. Sehingga ketika terjadi proses handoff di teknologi GSM , suatu mobile station harus berpindah frekuensi dari frekuensi di BTS sebelumnya ke frekuensi yang baru di BTS yang baru. Berarti untuk GSM bisa mengalami proses Hard Handoff yang berpotensi call drop. Mungkin anda bisa menilai sendiri , lebih bagus mana GSM dengan CDMA ?
Roaming di selular
Meskipun regulasi mobile selular dan FWA berbeda, tapi keduanya mengadopsi teknologi sistem telekomunikasi selular. Yang mobile selular lebih bebas bergerak kemanapun sedangkan yang FWA bergerak terbatas. Kebebasan bergerak FWA dibatasi oleh kode area suatu daerah. Misalnya anda pengguna nomor FWA yang berkode area 021 yaitu Jakarta, maka nomor tersebut hanya bisa aktif didaerah Jakarta saja. Begitu masuk ke daerah lain dengan kode akses yang berbeda, sudah tentu nomor tersebut tidak akan terlayani oleh BTS daerah tersebut.
Itu berbeda dengan mobile selular yang akan aktif di daerah manapun, asalkan masih ter-cover atau terlayani oleh BTS operator tersebut. Meskipun begitu di mobile selular ada perbedaan biaya apabila mobile station menggunakan layanannya bukan didaerah asalnya. Mungkin kalo dahulu dikenal dengan nama layanan roaming yang sekarang sudah hampir tidak terdengar lagi istilah tersebut tapi tetap saja ada perbedaan biaya apabila melakukan panggilan yang berada bukan dari area asalnya. Hal ini juga yang membuat banyak masyarakat menjadi dibohongi dalam menggunakan layanan suatu operator, dibohongi sih tidak, tapi dalam suatu iklan pun memang terdapat syarat dan ketentuan berlaku. Jadi apabila membeli suatu kartu perdana baru, maka perhatikanlah syarat dan ketentuan yang berlaku. Biasanya pada syarat tersebut terdapat kalimat yang berisi bahwa tarif berlaku untuk daerah layanan asal sepeti untuk layanan Jabodetabek, atau Medan dan sekitarnya dan lain-lain.
Untuk yang mengalami masalah keuangan bisa beralih ke FWA. Tapi bagaimna dengan roaming untuk regulasi FWA ? Karena regulasi FWA memang tidak ada istilah roaming, maka sudah bisa dipastikan bahwa mobile station untuk FWA tidak akan mendapatkan layanan apabila terdapat di area yang bukan kode areanya. Inilah yang membuat biaya hak pengguna frekuensi FWA menjadi lebih murah dibandingkan mobile selular atau GSM. Justru yang menjadi masalah adalah ketika anda berada didaerah perbatasan antara kode area yang berbeda. Apakah layanan FWA tetap bisa digunakan ?
Regulasi layanan FWA mengadopsi dari Negara India dan merupakan perkembangan layanan telepon tetap menggunakan kabel. Sehingga apabila telepon tetap kabel tidak memiliki mobilitas atau hanya disatu tempat saja, maka pada layanan FWA pelanggannya bisa bergerak bebas kemana saja asal masih pada daerah yang memiliki kode area yang sama.
Untuk pengguna layanan FWA yang terdapat di dalam kota atau daerah yang bukan perbatasan mungkin tidak masalah, tapi untuk pelanggan yang menggunakan layanan FWA diperbatasan mungkin akan bingung? memilih nomor dengan kode area mana sebaiknya? ( Berbeda dengan telepon tetap kabel, suatu kode area dipilih berdasarkan tempat tinggal pemiliknya. Karena telepon tetap hanya bisa diam disuatu tempat. ) Sudah tentu pengguna layanan FWA pasti menginginkan mobile station nya dapat aktif bukan hanya disekitar rumahnya tapi juga disekitar tempat beraktifitas atau sedikit diluar perbatasan daerahnya.
Jangan heran apabila banyak masyarakat yang menggunakan layanan FWA kemudian protes karena mobile stationnya tidak bisa digunakan padahal pelanggan tersebut bukan berada didaerah layanan kode areanya . Sebenarnya bukan cuma pelanggan yang bingung dalam kasus layanan FWA. Operator penyedia layanan FWA pun masih ragu dalam mengambil keputusan agar pelanggan yang didaerah perbatasan tidak bingung menentukan kode area.
Jadi mau pilih mana ? Disamping keuangan anda yang tebatas , pikirkan juga kebutuhan anda yang sering pergi keluar kota.
Cell Breath pada BTS
Yang dimaksud dengan Cell Breath pada BTS adalah luas layanan dari suatu BTS yang berubah ubah layaknya paru-paru yang sedang bernafas. Mengapa hal itu terjadi ? Karena jumlah pelanggan yang terdapat di suatu area layanan BTS berubah-ubah. Untuk menjaga performansinya agar diatas treshold, maka daya yang dipancarkan juga berubah-ubah, oleh karena itu luas area yang dilayani BTS menjadi berubah-ubah.
Biasanya karena sifat dari cell breathing ini bisa dihadapi dengan overlap coverage area antar BTS, sehingga apabila luas area layanan BTS mengecil, masih bisa ditangani oleh BTS tetangganya atau seberangnya. Tentunya hal ini dapat menghindari terjadinya blank spot apabila dalam suatu BTS kelebihan jumlah mobile station.
Gambar 5. Cell Breathing BTS
Bagi operator penyedia layanan mobile selullar, hal ini tidak terlalu menjadi masalah. Yang sangat menjadikan masalah adalah bagi penyedia layanan FWA. Apabila mobile station berada pada daerah perbatasan kode area, maka sangat sekali bergantung pada kemampuan BTS dengan kode areanya. Tapi apabila BTS dengan kode areanya tidak mampu menangani mobile station tersebut (mengalami cell breathing), maka ada kemungkinan mobile station itu mendapat sinyal dari BTS yang berbeda kode areanya. Selanjutnya apa yang tejadi ? Mobile station tidak mampu lagi untuk melakukan panggilan dan dipanggil, karena mobile station tersebut berada bukan di daerah kode areanya.
Bisa dibayangkan apabila hal ini terjadi berulang-ulang terus, tentunya bukan hanya merugikan pelanggan tapi juga merugikan operator FWA.
Gambar 6. Mobile Station di perbatasan kode area layanan
Sesuai dengan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 35 Tahun 2004 Tentang Penyelenggara Jaringan Tetap Lokal Tanpa Kabel Dengan Mobilitas Terbatas. Yang dimaksud dengan mobilitas terbatas adalah mobilitas jaringan akses pelanggan tetap lokal tanpa kabel yang dibatasi pada satu daerah tertentu. Yang mana penyelenggara jaringan tetap lokal tanpa kabel namun tidak terbatas pada penggunaan teknologi wireless CDMA (Code Division Multiple Access).
Jadi pada peraturan tersebut tertulis jelas bahwa pelanggan tetap lokal tanpa kabel yang dibatasi pada satu daerah tersebut. Regulasi ini yang membuat para operator FWA bingung menyikapi pelanggan yang tinggal di daerah perbatasan. Bahkan beberapa operator sempat mencoba menangani masalah ini dengan optimalisasi pada antena BTSnya, namun tetap saja teori dan praktek sangat sulit untuk diimplementasikan secara ideal.
Solusi
Beberapa operator FWA memperkenalkan solusinya dengan memberikan feature roaming untuk pengguna FWA. Memanfaatkan celah pada KM Nomor 35 Tahun 2004 dengan cara mengganti atau mendapatkan nomor telepon yang baru dengan kode area tempat pelanggan berada. Bagi pengguna FWA menjadi lebih mudah untuk melakukan perjalanan jauh dan berbeda kode area, begitupula apabila terjadi cell breathing di daerah perbatasan.
Sudah selesai solusinya ? Ternyata belum, seperti kasus yang dijelaskan sebelumnya, bahwa apabila mobile station mendapatkan sinyal dari BTS yang berbeda kode area, maka akan memperoleh feature roaming. Mengakibatkan nomor telepon mobile station tersebut menjadi berubah sesuai dengan kode area BTS yang melayaninya. Alhasil, mobile station tersebut berubah-ubah nomornya sesuai dengan kondisi sel BTS. Jadi wajar saja apabila rekan anda yang anda hubungi protes dengan berubah-ubah nomor telepon anda.
Solusi lain bisa dengan membuat beberapa BTS yang berada di perbatasan mampu menangani dua kode area yang berbatasan. Tapi begitu ide tersebut di prakterkkan oleh salah satu operator FWA, pihak regulator langsung menyemprit operator tersebut karena merasa masih ada mobile station yang mampu aktif di bukan kode areanya. Semakin pusing saja operator FWA.
Bagaimana ? apa sudah mengenal sedikit telekomunikasi ? Setidaknya kita bisa memilih produk mana yang cocok buat kita.
Anda tinggal diperbatasan? sering keluar kota? Pikir-pikir dulu pake FWA.
Ingin Hemat ? jarang berpergian ke luar kota ? Pikir-pikir dulu pake GSM
Bima Indra Gunawan
0706173490
Mahasiswa Manajement Telekomunikasi
Universitas Indonesia
Baca lagi...
Meskipun anda tidak mengerti dunia telekomunikasi, ada baiknya anda mengenal sedikit tentang telekomunikasi. Kenapa ? Karena dengan mengenal dunia telekomunikasi setidaknya anda bisa memilih operator mana yang cocok untuk kebutuhan, cocok dengan lingkungan anda, cocok untuk manfaat anda, dan yang paling penting cocok untuk keuangan anda.
Telekomunikasi yang ada sekarang ini dibagi menjadi dua, yaitu yang wireline dan wireless, atau di Indonesia biasa disebut dengan telekomunikasi kabel dan telekomunikasi nirkabel. Untuk telekomunikasi kabel seperti tembaga atau yang sekarang sedang trend dengan kapasitasnya yang sangat besar yaitu kabel optik, sedangkan untuk telekomunikasi nirkabel yang biasa dijumpai adalah selular, Wi-FI, WiMAX dan lain-lain.
Dalam regulasi telekomunikasi selular di Indonesia sendiri dibagi menjadi dua, yaitu mobile selular dan Fixed Wireless Access atau yang biasa disingkat FWA. Untuk yang mobile selular seperti yang ada sekarang kebanyakan menggunakan teknologi GSM seperti operator Telkomsel, Excelcomindo, Indosat dan untuk FWA menggunakan teknologi CDMA. Tapi bukan berarti kedua regulasi tersebut tidak bisa bertukaran teknologi, seperti Mobile8 dengan teknologi CDMA mengusung produk FREN yang mampu bergerak tanpa batas atau seperti mobile selular.
Sekilas mengenai Sistem Telekomunikasi Selular
Teknologi GSM dan CDMA pun sebenarnya sama-sama menganut sistem telekomunikasi selular, dimana setiap area ditangani oleh stasiun pemancar yang luas area layanannya berbentuk cell. Jadi fungsi utama dari stasiun pemancar atau yang biasa dikenal dengan BTS (Base Station System) adalah untuk menangani para pengguna handphone yang berada diwilayah tersebut.
Gambar 1. Bentuk Area Layanan oleh BTS
Secara ideal atau teoritis, bentuk sell dari layanan area BTS menyerupai bentuk heksagonal. Sehingga, apabila handphone anda masuk dalam area layanan opeartor tertentu, maka bisa diperkirakan bahwa handphone anda sedang ditangani oleh BTS operator tersebut yang paling terdekat. Itu seandainya kita berbicara secara teoritis yang menganggap segala sesuatu hasilnya ideal dan sesuai yang diinginkan.
Lalu bagaimana dengan prakteknya sendiri, mungkin dari kita banyak yang tidak menyangka bahwa cell atau layanan area yang diinginkan itu berbentuk macam-macam. Ada yang berbentuk bulat, lonjong atau pun ada juga yang berbentuk panjang seperti pisang. Itu semua tergantung dari kebutuhan dan kondisi dilapangan itu sendiri.
Gambar 2. Kondisi Area Layanan sebenarnya
Bisa dilihat pada gambar 2 diatas, yang menunjukkan kondisi area layanan suatu BTS yang sesungguhnya. Ada area yang dinamakan dengan blank spot dan ada area yang dinamakan overlapping.
Untuk daerah yang mengalami blank spot maka tidak akan mendapat sinyal dari BTS, alhasil kita sering tiba-tiba mengalami call drop atau sambungan terputus ketika sedang menelpon sambil bergerak, entah menggunakan kendaraan ataupun jalan kaki. Sedangkan untuk area yang overlapping malah bisa disebut area yang bagus, karena saling mengisi antar area, bisa ke ikut BTS X ataupun ikut BTS Y.
Hard Handoff dan Soft Handoff
Perpindahan suatu mobile station atau handphone dari suatu BTS ke BTS lain memerlukan suatu proses yang cukup rumit. Proses yang dinamakan Handoff itu adalah proses yang sangat utama dari kehandalan suatu sistem telekomunikasi selular. Apabila proses Handoff tidak berhasil dengan mulus, maka bisa dipastikan mobile stasion akan kehilangan sinyal dan berpotensi terjadinya call drop.
Dengan proses Handoff yang handal, maka bisa dipastikan bahwa kontinuitas suatu sistem telekomunikasi akan sangat baik apabila pelanggan dalam keadaan bergerak. Handoff sendiri dibagi menjadi dua yaitu hard handoff dan soft handoff.
Gambar 4. Cell di Sistem GSM dan CDMA
Gambar 4 memperlihatkan komposisi frekuensi yang digunakan oleh BTS masing-masing teknologi. Untuk GSM, biasanya frekuensi dibagi menjadi 7 bagian frekuensi yang berulang-ulang. Tujuannya agar kapasitas dari BTS tersebut menjadi lebih banyak. Berbeda dengan CDMA yang memang memiliki kapasitas bandwitdh yang sangat besar
Biasanya proses Hard Handoff terjadi di teknologi GSM sedangkan proses Soft Handoff terjadi di teknologi CDMA. Kenapa demikian ? Karena pada sistem selular GSM masing-masing sell yang bersebrangan memiliki frekuensi yang berbeda, sedangkan dalam CDMA tidak. Semua sell yang bersebrangan hampir semua memiliki spektrum frekuensi yang sama. Sehingga ketika terjadi proses handoff di teknologi GSM , suatu mobile station harus berpindah frekuensi dari frekuensi di BTS sebelumnya ke frekuensi yang baru di BTS yang baru. Berarti untuk GSM bisa mengalami proses Hard Handoff yang berpotensi call drop. Mungkin anda bisa menilai sendiri , lebih bagus mana GSM dengan CDMA ?
Roaming di selular
Meskipun regulasi mobile selular dan FWA berbeda, tapi keduanya mengadopsi teknologi sistem telekomunikasi selular. Yang mobile selular lebih bebas bergerak kemanapun sedangkan yang FWA bergerak terbatas. Kebebasan bergerak FWA dibatasi oleh kode area suatu daerah. Misalnya anda pengguna nomor FWA yang berkode area 021 yaitu Jakarta, maka nomor tersebut hanya bisa aktif didaerah Jakarta saja. Begitu masuk ke daerah lain dengan kode akses yang berbeda, sudah tentu nomor tersebut tidak akan terlayani oleh BTS daerah tersebut.
Itu berbeda dengan mobile selular yang akan aktif di daerah manapun, asalkan masih ter-cover atau terlayani oleh BTS operator tersebut. Meskipun begitu di mobile selular ada perbedaan biaya apabila mobile station menggunakan layanannya bukan didaerah asalnya. Mungkin kalo dahulu dikenal dengan nama layanan roaming yang sekarang sudah hampir tidak terdengar lagi istilah tersebut tapi tetap saja ada perbedaan biaya apabila melakukan panggilan yang berada bukan dari area asalnya. Hal ini juga yang membuat banyak masyarakat menjadi dibohongi dalam menggunakan layanan suatu operator, dibohongi sih tidak, tapi dalam suatu iklan pun memang terdapat syarat dan ketentuan berlaku. Jadi apabila membeli suatu kartu perdana baru, maka perhatikanlah syarat dan ketentuan yang berlaku. Biasanya pada syarat tersebut terdapat kalimat yang berisi bahwa tarif berlaku untuk daerah layanan asal sepeti untuk layanan Jabodetabek, atau Medan dan sekitarnya dan lain-lain.
Untuk yang mengalami masalah keuangan bisa beralih ke FWA. Tapi bagaimna dengan roaming untuk regulasi FWA ? Karena regulasi FWA memang tidak ada istilah roaming, maka sudah bisa dipastikan bahwa mobile station untuk FWA tidak akan mendapatkan layanan apabila terdapat di area yang bukan kode areanya. Inilah yang membuat biaya hak pengguna frekuensi FWA menjadi lebih murah dibandingkan mobile selular atau GSM. Justru yang menjadi masalah adalah ketika anda berada didaerah perbatasan antara kode area yang berbeda. Apakah layanan FWA tetap bisa digunakan ?
Regulasi layanan FWA mengadopsi dari Negara India dan merupakan perkembangan layanan telepon tetap menggunakan kabel. Sehingga apabila telepon tetap kabel tidak memiliki mobilitas atau hanya disatu tempat saja, maka pada layanan FWA pelanggannya bisa bergerak bebas kemana saja asal masih pada daerah yang memiliki kode area yang sama.
Untuk pengguna layanan FWA yang terdapat di dalam kota atau daerah yang bukan perbatasan mungkin tidak masalah, tapi untuk pelanggan yang menggunakan layanan FWA diperbatasan mungkin akan bingung? memilih nomor dengan kode area mana sebaiknya? ( Berbeda dengan telepon tetap kabel, suatu kode area dipilih berdasarkan tempat tinggal pemiliknya. Karena telepon tetap hanya bisa diam disuatu tempat. ) Sudah tentu pengguna layanan FWA pasti menginginkan mobile station nya dapat aktif bukan hanya disekitar rumahnya tapi juga disekitar tempat beraktifitas atau sedikit diluar perbatasan daerahnya.
Jangan heran apabila banyak masyarakat yang menggunakan layanan FWA kemudian protes karena mobile stationnya tidak bisa digunakan padahal pelanggan tersebut bukan berada didaerah layanan kode areanya . Sebenarnya bukan cuma pelanggan yang bingung dalam kasus layanan FWA. Operator penyedia layanan FWA pun masih ragu dalam mengambil keputusan agar pelanggan yang didaerah perbatasan tidak bingung menentukan kode area.
Jadi mau pilih mana ? Disamping keuangan anda yang tebatas , pikirkan juga kebutuhan anda yang sering pergi keluar kota.
Cell Breath pada BTS
Yang dimaksud dengan Cell Breath pada BTS adalah luas layanan dari suatu BTS yang berubah ubah layaknya paru-paru yang sedang bernafas. Mengapa hal itu terjadi ? Karena jumlah pelanggan yang terdapat di suatu area layanan BTS berubah-ubah. Untuk menjaga performansinya agar diatas treshold, maka daya yang dipancarkan juga berubah-ubah, oleh karena itu luas area yang dilayani BTS menjadi berubah-ubah.
Biasanya karena sifat dari cell breathing ini bisa dihadapi dengan overlap coverage area antar BTS, sehingga apabila luas area layanan BTS mengecil, masih bisa ditangani oleh BTS tetangganya atau seberangnya. Tentunya hal ini dapat menghindari terjadinya blank spot apabila dalam suatu BTS kelebihan jumlah mobile station.
Gambar 5. Cell Breathing BTS
Bagi operator penyedia layanan mobile selullar, hal ini tidak terlalu menjadi masalah. Yang sangat menjadikan masalah adalah bagi penyedia layanan FWA. Apabila mobile station berada pada daerah perbatasan kode area, maka sangat sekali bergantung pada kemampuan BTS dengan kode areanya. Tapi apabila BTS dengan kode areanya tidak mampu menangani mobile station tersebut (mengalami cell breathing), maka ada kemungkinan mobile station itu mendapat sinyal dari BTS yang berbeda kode areanya. Selanjutnya apa yang tejadi ? Mobile station tidak mampu lagi untuk melakukan panggilan dan dipanggil, karena mobile station tersebut berada bukan di daerah kode areanya.
Bisa dibayangkan apabila hal ini terjadi berulang-ulang terus, tentunya bukan hanya merugikan pelanggan tapi juga merugikan operator FWA.
Gambar 6. Mobile Station di perbatasan kode area layanan
Sesuai dengan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 35 Tahun 2004 Tentang Penyelenggara Jaringan Tetap Lokal Tanpa Kabel Dengan Mobilitas Terbatas. Yang dimaksud dengan mobilitas terbatas adalah mobilitas jaringan akses pelanggan tetap lokal tanpa kabel yang dibatasi pada satu daerah tertentu. Yang mana penyelenggara jaringan tetap lokal tanpa kabel namun tidak terbatas pada penggunaan teknologi wireless CDMA (Code Division Multiple Access).
Jadi pada peraturan tersebut tertulis jelas bahwa pelanggan tetap lokal tanpa kabel yang dibatasi pada satu daerah tersebut. Regulasi ini yang membuat para operator FWA bingung menyikapi pelanggan yang tinggal di daerah perbatasan. Bahkan beberapa operator sempat mencoba menangani masalah ini dengan optimalisasi pada antena BTSnya, namun tetap saja teori dan praktek sangat sulit untuk diimplementasikan secara ideal.
Solusi
Beberapa operator FWA memperkenalkan solusinya dengan memberikan feature roaming untuk pengguna FWA. Memanfaatkan celah pada KM Nomor 35 Tahun 2004 dengan cara mengganti atau mendapatkan nomor telepon yang baru dengan kode area tempat pelanggan berada. Bagi pengguna FWA menjadi lebih mudah untuk melakukan perjalanan jauh dan berbeda kode area, begitupula apabila terjadi cell breathing di daerah perbatasan.
Sudah selesai solusinya ? Ternyata belum, seperti kasus yang dijelaskan sebelumnya, bahwa apabila mobile station mendapatkan sinyal dari BTS yang berbeda kode area, maka akan memperoleh feature roaming. Mengakibatkan nomor telepon mobile station tersebut menjadi berubah sesuai dengan kode area BTS yang melayaninya. Alhasil, mobile station tersebut berubah-ubah nomornya sesuai dengan kondisi sel BTS. Jadi wajar saja apabila rekan anda yang anda hubungi protes dengan berubah-ubah nomor telepon anda.
Solusi lain bisa dengan membuat beberapa BTS yang berada di perbatasan mampu menangani dua kode area yang berbatasan. Tapi begitu ide tersebut di prakterkkan oleh salah satu operator FWA, pihak regulator langsung menyemprit operator tersebut karena merasa masih ada mobile station yang mampu aktif di bukan kode areanya. Semakin pusing saja operator FWA.
Bagaimana ? apa sudah mengenal sedikit telekomunikasi ? Setidaknya kita bisa memilih produk mana yang cocok buat kita.
Anda tinggal diperbatasan? sering keluar kota? Pikir-pikir dulu pake FWA.
Ingin Hemat ? jarang berpergian ke luar kota ? Pikir-pikir dulu pake GSM
Bima Indra Gunawan
0706173490
Mahasiswa Manajement Telekomunikasi
Universitas Indonesia
Baca lagi...
Curhat
Telekomunikasi
Teori Matematika Sedekah Ustad Yusuf
Kemarin sempat membaca artikel Yusuf Mansyur v.s Satpam POM bensin. Wah, menarik banget dibaca jadi inget mengenai matematika sedekah yang diajarkan olah ustad Yusuf beberapa bulan yang lalu.
Tapi sebelum saya belajar dari beliau ditelevisi, sebenarnya saya sendiri sudah mengalaminya kejadian yang sangat-sangat istimewa dan membuktikan tentang teori sedekah Ustad Yusuf Mansyur. Tepatnya 2 tahun yang lalu ketika bulan puasa atau Ramadhan. Sebelum shalat Jum'at saya sempat mengecek isi dompet saya yang memang sudah weekend dan jatahnya juga udah hampir abis. ATM juga jauh dari tempat saya bekerja. Begitu dibuka hanya tersisa Rp 20.000,- dengan satu lembar. Hm.... kalo untuk makan atau buka puasa Rp 10.000,- maka untuk amal bisa Rp 10.000 , sedangkan bensin motor masih cukuplah untuk pulang. Paling hari Sabtu ngambil lagi ke ATM.
Kemudian,begitu masuk mesjid baru sadar kalo uang yang ada didompet cuma satu lembar yang tidak bisa dipecah lagi. Gimana ya? jadi inget kalo dulu SMA, kotak amalnya bisa ngambil kembalian. Ya sudah saya putuskan saja untuk memberikan sedekah seluruhnya. Kalo memang nanti harus buka puasa dikantor ya tinggal ta'jil sama nahan deh sampe rumah.
Bersyukur banget, sebelum magrib ada teman yang menawarkan untuk buka puasa bersama di Hotel Shangrila dalam acara vendor. Alhamdulillah, selain menunya enak dengan kualitas bintang 5, saya juga dapat shalat magrib tepat waktu (jarang loh ada acara buka yang Shalat magribnya tepat waktu).
Yang lebih bersyukur lagi adalah ketika ada pembagian door price yang menyebutkan bahwa saya mendapatkan doorprice untuk flashdisk (pada waktu itu harganya sekitar Rp200 ribuan). Tambah seneng deh hatiku...,
Ini berarti cocok banget dengan teori sedekah yang diajarkan oleh Ustad Yusuf, memberikan ilustrasi yang sangat mudah dan “gamblang”, bagaimana sebenarnya sistem sedekah ini bekerja. Ini sungguh luar biasa prima, maka ustad ini menunjukkan sekaligus mengingatkan ke setiap penonton TV, bahwa Allah sendiri telah menjanjikan, jika manusia mau bersedekah, maka Allah pasti akan menggantinya dengan jumlah minimal 10 (sepuluh) kali lipat. Dan, ini ada dasar hukumnya, yaitu tertulis di dalam Al-Qur’an Surat: 6, Ayat: 160, dimana Allah menjanjikan balasan 10 x lipat bagi mereka yang mau berbuat baik. Bahkan di dalam Al-Qur’an Surat: 2, Ayat: 261, Allah menjanjikan balasan sampai 700 x lipat.
Dia memberikan ilustrasinya sebagai berikut:
10 - 1 = 9 … ini ilmu matematika yang biasa kita terima di sekolah dulu.
Tetapi ilmu Matematika Sedekah adalah sebagai berikut:
10 - 1 = 19 … ini menggunakan dasar, bahwa Allah membalas 10 x lipat pemberian kita.
Jadi kalau dijumlah akan menunjukkan total akhir sbb:
10 - 1 = 9
+ 1 = 10 ... balasan Allah
------------------ +
19
Sehingga kalau dilanjutkan, maka akan ketemu ilustrasi seperti berikut ini:
10 - 2 = 28
10 - 3 = 37
10 - 4 = 46
10 - 5 = 55
10 - 6 = 64
10 - 7 = 73
10 - 8 = 82
10 - 9 = 91
10 - 10 = 100
Lihat deh akhirnya. Kita tinggal mengalikan dengan angka 10, berapa pun yang kita sedekah kan atau kita berikan dengan ikhlas kepada orang lain yang membutuhkan bantuan kita. Ingatlah, balasan 10 x lipat dari Allah itu adalah balasan minimal. Dan, kita pakai balasan dari Allah yang minimal saja sebagai acuan berhitung, yaitu 10 x lipat, tidak usah berhitung yang 700 x lipat…nanti terlalu wah… Oleh karena itu, saya merasa rugi besar jika saya hanya mengeluarkan sedekah dengan jumlah minimal. Semakin banyak bersedekah, maka pasti semakin banyak penggantiannya dari Allah SWT.
Tinggal kita yang mau membuka mata, bahwa pengembalian dari Allah itu bentuknya apa? Bukalah “mata hati” kita, selalu lah berpikir positif kepada Allah. Bukankah Allah berfirman, “Aku adalah sebagaimana yang diprasangkakan hamba-Ku kepada-Ku”. Oleh karena itu, selalu lah berprasangka baik kepada Allah, maka Allah akan dengan serta merta menunjukkan KeMaha Kebaikan-Nya kepada kita. Allah pasti membalas kebaikan kita dengan balasan yang PAS, yang setimpal dengan amal perbuatan kita.
ya Allah, Engkau memang Maha Pengasih dan Pemurah. Tapi mengapa hati ini masihlah terkadang beku akan keajaiban-keajaiban Mu.
Baca lagi...
Tapi sebelum saya belajar dari beliau ditelevisi, sebenarnya saya sendiri sudah mengalaminya kejadian yang sangat-sangat istimewa dan membuktikan tentang teori sedekah Ustad Yusuf Mansyur. Tepatnya 2 tahun yang lalu ketika bulan puasa atau Ramadhan. Sebelum shalat Jum'at saya sempat mengecek isi dompet saya yang memang sudah weekend dan jatahnya juga udah hampir abis. ATM juga jauh dari tempat saya bekerja. Begitu dibuka hanya tersisa Rp 20.000,- dengan satu lembar. Hm.... kalo untuk makan atau buka puasa Rp 10.000,- maka untuk amal bisa Rp 10.000 , sedangkan bensin motor masih cukuplah untuk pulang. Paling hari Sabtu ngambil lagi ke ATM.
Kemudian,begitu masuk mesjid baru sadar kalo uang yang ada didompet cuma satu lembar yang tidak bisa dipecah lagi. Gimana ya? jadi inget kalo dulu SMA, kotak amalnya bisa ngambil kembalian. Ya sudah saya putuskan saja untuk memberikan sedekah seluruhnya. Kalo memang nanti harus buka puasa dikantor ya tinggal ta'jil sama nahan deh sampe rumah.
Bersyukur banget, sebelum magrib ada teman yang menawarkan untuk buka puasa bersama di Hotel Shangrila dalam acara vendor. Alhamdulillah, selain menunya enak dengan kualitas bintang 5, saya juga dapat shalat magrib tepat waktu (jarang loh ada acara buka yang Shalat magribnya tepat waktu).
Yang lebih bersyukur lagi adalah ketika ada pembagian door price yang menyebutkan bahwa saya mendapatkan doorprice untuk flashdisk (pada waktu itu harganya sekitar Rp200 ribuan). Tambah seneng deh hatiku...,
Ini berarti cocok banget dengan teori sedekah yang diajarkan oleh Ustad Yusuf, memberikan ilustrasi yang sangat mudah dan “gamblang”, bagaimana sebenarnya sistem sedekah ini bekerja. Ini sungguh luar biasa prima, maka ustad ini menunjukkan sekaligus mengingatkan ke setiap penonton TV, bahwa Allah sendiri telah menjanjikan, jika manusia mau bersedekah, maka Allah pasti akan menggantinya dengan jumlah minimal 10 (sepuluh) kali lipat. Dan, ini ada dasar hukumnya, yaitu tertulis di dalam Al-Qur’an Surat: 6, Ayat: 160, dimana Allah menjanjikan balasan 10 x lipat bagi mereka yang mau berbuat baik. Bahkan di dalam Al-Qur’an Surat: 2, Ayat: 261, Allah menjanjikan balasan sampai 700 x lipat.
Dia memberikan ilustrasinya sebagai berikut:
10 - 1 = 9 … ini ilmu matematika yang biasa kita terima di sekolah dulu.
Tetapi ilmu Matematika Sedekah adalah sebagai berikut:
10 - 1 = 19 … ini menggunakan dasar, bahwa Allah membalas 10 x lipat pemberian kita.
Jadi kalau dijumlah akan menunjukkan total akhir sbb:
10 - 1 = 9
+ 1 = 10 ... balasan Allah
------------------ +
19
Sehingga kalau dilanjutkan, maka akan ketemu ilustrasi seperti berikut ini:
10 - 2 = 28
10 - 3 = 37
10 - 4 = 46
10 - 5 = 55
10 - 6 = 64
10 - 7 = 73
10 - 8 = 82
10 - 9 = 91
10 - 10 = 100
Lihat deh akhirnya. Kita tinggal mengalikan dengan angka 10, berapa pun yang kita sedekah kan atau kita berikan dengan ikhlas kepada orang lain yang membutuhkan bantuan kita. Ingatlah, balasan 10 x lipat dari Allah itu adalah balasan minimal. Dan, kita pakai balasan dari Allah yang minimal saja sebagai acuan berhitung, yaitu 10 x lipat, tidak usah berhitung yang 700 x lipat…nanti terlalu wah… Oleh karena itu, saya merasa rugi besar jika saya hanya mengeluarkan sedekah dengan jumlah minimal. Semakin banyak bersedekah, maka pasti semakin banyak penggantiannya dari Allah SWT.
Tinggal kita yang mau membuka mata, bahwa pengembalian dari Allah itu bentuknya apa? Bukalah “mata hati” kita, selalu lah berpikir positif kepada Allah. Bukankah Allah berfirman, “Aku adalah sebagaimana yang diprasangkakan hamba-Ku kepada-Ku”. Oleh karena itu, selalu lah berprasangka baik kepada Allah, maka Allah akan dengan serta merta menunjukkan KeMaha Kebaikan-Nya kepada kita. Allah pasti membalas kebaikan kita dengan balasan yang PAS, yang setimpal dengan amal perbuatan kita.
ya Allah, Engkau memang Maha Pengasih dan Pemurah. Tapi mengapa hati ini masihlah terkadang beku akan keajaiban-keajaiban Mu.
Baca lagi...
Krisis Ekonomi mulai berdampak ke Bisnis Telekomunikasi
Kalo pada tulisan sebelumnya, saya lebih banyak berpendapat bahwa krisis ekonomi global yang sekarang terjadi ini belum terlalu berpengaruh terhadap bisnis telekomunikasi. Mungkin contoh yang paling nyata terjadi di Indonesia, bahkan B-TEL yang merupakan salah satu anak perusahaan grup Bakrie, merupakan perusahaan telekomunikasi yang kuat dari sisi keuntungan dan modal. Tapi apa yang terjadi? Pasar saham membuktikan bahwa nilai saham BTEL sekarang menyentuh angka Rp 68,- , Angka yang fantastik bukan ? sepertinya orang bukan melihat dari keadaan perusahaannya, tapi lebih melihat sosok pemiliknya.
Seperti yang saya jelaskan sebelumnya, bahwa bisnis telekomunikasi tidak begitu berpengaruh apabila krisis ekonomi global hanya terjadi dua sampai tiga bulan saja. Tapi tentunya akan berbeda apabila krisis terjadi dalam beberapa bulan bahkan sampai hitungan tahun.
Di Indonesia, dampak yang paling dirasakan adalah dari sisi vendor atau subkontraktor. Kenapa ? banyak dari vendor telekomunikasi yang pembayarannya tidak lancar akibat operator yang kehabisan modal(investor pada lari...!!). Bahkan yang saya tahu beberapa subkontraktor malah sudah punya piutang kepada operator sebesar 2.5 M. Yup 2.5 Miliar untuk subkontraktor kecil, bisa jadi itu merupakan setengah dari modalnya atau bahkan seluruh modalnya habis untuk memodalkan suatu proyek di satu operator. Wah bisa-bisa semakin banyak nih subkontraktor yang tutup buku sebelum akhir tahun ini selesai.
Dampak di luar negeri juga sudah terlihat jelas, Dimulai dari pernyataan resmi dari British Telecom, sebuah perusahaan raksasa telekomunikasi yang akan mem-PHK-an karyawannnya sebanyak 10.000 orang pada bulan Maret tahun 2009 untuk mengurangi beban biaya yang begitu tinggi.
Sedangkan operator terkenal asal Inggris Vodafone juga akan mengumumkan untuk merumahkan karyawannya pada minggu depan (17 Nov 2009 )untuk mengurangi pembebanan biaya. Diperkirakan jumlah karyawan yang dikurangi sebesar 20% dari total yang ada diseluruh Eropa.Meskipun mengalami EBITDA yang naik 10% dengan pendapatan 11 miliar USD dan kenaikan penjualan sebesar 17% dengan pendapatan 31 miliar USD tapi perusahaan tidak yakin dengan kondisi sekarang yang akan membuat penjualan menurun.
Bahkan vendor sekelas NSN ( Nokia Siemens Network ) berencana untuk mengurangi armada nya pada akhir tahun ini. Kemungkinan sekitar 9000 karyawan akan diPHK agar perusahaan dapat menghasilkan pendapatan 2.5 miliar USD pada akhir tahun 2009. Laporan keuangan dari NSN sendiri mengalami kerugian pada quarter ketiga tahun ini sebesar 1.5 miliar USD, meskipun pendapatan mengalami kenaikan sebesar 5.4 USD.
Sangat menakjubkan bukan? Bagaimana kondisi di negara lain? mungkin bagi anda yang pekerjaannya sebagai engineer telco biasanya bekerja di negara luar dengan pendapatan yang wah, bisa memberikan sedikit komentar di negara tersebut ?
Semoga krisis ini segera berakhir atau malah beralih ke bisnis yang lebih islami.
Bima Indra Gunawan
Mahasiswa Manajement Telco
Universitas Indonesia
Baca lagi...
Seperti yang saya jelaskan sebelumnya, bahwa bisnis telekomunikasi tidak begitu berpengaruh apabila krisis ekonomi global hanya terjadi dua sampai tiga bulan saja. Tapi tentunya akan berbeda apabila krisis terjadi dalam beberapa bulan bahkan sampai hitungan tahun.
Di Indonesia, dampak yang paling dirasakan adalah dari sisi vendor atau subkontraktor. Kenapa ? banyak dari vendor telekomunikasi yang pembayarannya tidak lancar akibat operator yang kehabisan modal(investor pada lari...!!). Bahkan yang saya tahu beberapa subkontraktor malah sudah punya piutang kepada operator sebesar 2.5 M. Yup 2.5 Miliar untuk subkontraktor kecil, bisa jadi itu merupakan setengah dari modalnya atau bahkan seluruh modalnya habis untuk memodalkan suatu proyek di satu operator. Wah bisa-bisa semakin banyak nih subkontraktor yang tutup buku sebelum akhir tahun ini selesai.
Dampak di luar negeri juga sudah terlihat jelas, Dimulai dari pernyataan resmi dari British Telecom, sebuah perusahaan raksasa telekomunikasi yang akan mem-PHK-an karyawannnya sebanyak 10.000 orang pada bulan Maret tahun 2009 untuk mengurangi beban biaya yang begitu tinggi.
Sedangkan operator terkenal asal Inggris Vodafone juga akan mengumumkan untuk merumahkan karyawannya pada minggu depan (17 Nov 2009 )untuk mengurangi pembebanan biaya. Diperkirakan jumlah karyawan yang dikurangi sebesar 20% dari total yang ada diseluruh Eropa.Meskipun mengalami EBITDA yang naik 10% dengan pendapatan 11 miliar USD dan kenaikan penjualan sebesar 17% dengan pendapatan 31 miliar USD tapi perusahaan tidak yakin dengan kondisi sekarang yang akan membuat penjualan menurun.
Bahkan vendor sekelas NSN ( Nokia Siemens Network ) berencana untuk mengurangi armada nya pada akhir tahun ini. Kemungkinan sekitar 9000 karyawan akan diPHK agar perusahaan dapat menghasilkan pendapatan 2.5 miliar USD pada akhir tahun 2009. Laporan keuangan dari NSN sendiri mengalami kerugian pada quarter ketiga tahun ini sebesar 1.5 miliar USD, meskipun pendapatan mengalami kenaikan sebesar 5.4 USD.
Sangat menakjubkan bukan? Bagaimana kondisi di negara lain? mungkin bagi anda yang pekerjaannya sebagai engineer telco biasanya bekerja di negara luar dengan pendapatan yang wah, bisa memberikan sedikit komentar di negara tersebut ?
Semoga krisis ini segera berakhir atau malah beralih ke bisnis yang lebih islami.
Bima Indra Gunawan
Mahasiswa Manajement Telco
Universitas Indonesia
Baca lagi...
Curhat
Telekomunikasi
Jumat, November 07, 2008
Awas jangan Makan sambil Nonton TV
Sebelum pulang kantor, nulis BLOG dulu ah....
Apa sih maksud judul diatas?
Tadi pagi ketika berangkat kantor sambil dengerin radio, ada sedikit obrolan menarik mengenai kuman. Yuup Kuman dan bakteri, kalo kuman sih pasti jahat, kalo bakteri belum tentu.
Ini yang pertama...
Kenapa jangan makan sambil nonton TV? ternyata dari beberapa sumber membuktikan bahwa bakteri berbahaya ( yang mengakibatkan influenza itu ada di remote TV ). Kenapa di remote? Tau sendiri lah, berapa orang sih yang megang remote TV. Kalo TV nya ada dikamer, berarti cuma kita sendiri ya paling-paling sama istri. Lah kalo TV nya ada di ruang keluarga, berarti semua anggota keluarga pasti megang tuh remote, belum lagi kalo ada tetangga yang ikutan masuk deh.
Sambil makan, ganti channel, menyuap, kuman masuk..... nah loh!! Sebaiknya kalo lagi makan, gak usah sok ganti-ganti channel. Biar aja orang lain yang mengganti.
Yang kedua, Mouse dan Keyboard. Ini juga sama, pasti banyak bakterinya. Mendingan, kalo makan ya udah konsentrasi makan.
Yang ketiga.. Jam tangan. Kalo emang udah niat makan, udah cuci tangan, sebaiknya jam tangan dilepas dulu. Biar kumannya gak ikut kemakan. Jam tangannya kan gak dicuci, pasti nya banyak kuman.
Yang Keempat.... ini yang penting cuci tangan lah, kalo gak cuci tangan ya percuma.
So, ada yang bisa nambahin....
Baca lagi...
Apa sih maksud judul diatas?
Tadi pagi ketika berangkat kantor sambil dengerin radio, ada sedikit obrolan menarik mengenai kuman. Yuup Kuman dan bakteri, kalo kuman sih pasti jahat, kalo bakteri belum tentu.
Ini yang pertama...
Kenapa jangan makan sambil nonton TV? ternyata dari beberapa sumber membuktikan bahwa bakteri berbahaya ( yang mengakibatkan influenza itu ada di remote TV ). Kenapa di remote? Tau sendiri lah, berapa orang sih yang megang remote TV. Kalo TV nya ada dikamer, berarti cuma kita sendiri ya paling-paling sama istri. Lah kalo TV nya ada di ruang keluarga, berarti semua anggota keluarga pasti megang tuh remote, belum lagi kalo ada tetangga yang ikutan masuk deh.
Sambil makan, ganti channel, menyuap, kuman masuk..... nah loh!! Sebaiknya kalo lagi makan, gak usah sok ganti-ganti channel. Biar aja orang lain yang mengganti.
Yang kedua, Mouse dan Keyboard. Ini juga sama, pasti banyak bakterinya. Mendingan, kalo makan ya udah konsentrasi makan.
Yang ketiga.. Jam tangan. Kalo emang udah niat makan, udah cuci tangan, sebaiknya jam tangan dilepas dulu. Biar kumannya gak ikut kemakan. Jam tangannya kan gak dicuci, pasti nya banyak kuman.
Yang Keempat.... ini yang penting cuci tangan lah, kalo gak cuci tangan ya percuma.
So, ada yang bisa nambahin....
Baca lagi...
Kamis, November 06, 2008
Males ah pake cincin kawin...
Kata-kata itu yang suka diprotes sama istri, kenapa juga males pake cincin, padahal kan udah nikah? Trus buat apa donk dulu beli cincin , tau gitu mending gak usah beli.
hehehe....
Cincin kawin bisa dilambangkan sebagai sucinya pernikahan, lambang dimana suami dan istri menyatukan cinta sucinya. Emang sih, harusnya suami sama istri pakai cincin itu sampai komitmen bersatunya telah luntur. Atau cincin juga bisa diibaratkan ikatan atau dipinang dalam Islam. Lalu gimana ya dengan sikap pria yang gak mau pake cincin ? tapi ada juga pria yang setia banget pake cincin (maaf ya Wisnhu)? Coba ah, kita bahas sedikit, apa sih alasan suami gak mau pake cincin.
1.Dilarang Agama
Wih, alasan yang dalem banget nih, karena kalo pake cincin emas itu gak boleh shalat loh. Dalam artian gak sah gitu shalatnya. Dari pada repot kalo mau shalat harus dilepas lagi, lama2 lupa taruh dimana.
2.Ilang
Namanya juga emas gituloh, ntar kalo ilang sayang banget. Kan cowo itu cenderung teledor (apa cuma gue doank ya). Kadang naro uang aja lupa dimana.
3.Perhiasan
Cincin identik dengan perhiasan, dan perhiasan identik dengan wanita. Kaya cewe aja nih yang suka pake perhiasaan. Gue kan cowo jadinya gak pake kaya gitu-gituan.
4.Takut Ketauan udah nikah
Nah, kalo ini yang gak baik, masa takut ketauan kalo udah nikah atau sudah punya ikatan. Berarti ikatannya dan cowo itu gak macho donk... kan penakut.
Tapi yang jelas, biarpun pria gak mau pake cincin. Bukan berarti ia seseorang yang tidak setia kepada pasangannya. Jangan berprasangka buruk terhadap pria atau suami yang tidak mau pake cincin, tanya dulu baik-baik ya. Untuk para suami, nih gue kasih tips buat ngomong ke istri.
Tambahin donk kalo ada alasan lain.....
Terima Kasih
Baca lagi...
hehehe....
Cincin kawin bisa dilambangkan sebagai sucinya pernikahan, lambang dimana suami dan istri menyatukan cinta sucinya. Emang sih, harusnya suami sama istri pakai cincin itu sampai komitmen bersatunya telah luntur. Atau cincin juga bisa diibaratkan ikatan atau dipinang dalam Islam. Lalu gimana ya dengan sikap pria yang gak mau pake cincin ? tapi ada juga pria yang setia banget pake cincin (maaf ya Wisnhu)? Coba ah, kita bahas sedikit, apa sih alasan suami gak mau pake cincin.
1.Dilarang Agama
Wih, alasan yang dalem banget nih, karena kalo pake cincin emas itu gak boleh shalat loh. Dalam artian gak sah gitu shalatnya. Dari pada repot kalo mau shalat harus dilepas lagi, lama2 lupa taruh dimana.
2.Ilang
Namanya juga emas gituloh, ntar kalo ilang sayang banget. Kan cowo itu cenderung teledor (apa cuma gue doank ya). Kadang naro uang aja lupa dimana.
3.Perhiasan
Cincin identik dengan perhiasan, dan perhiasan identik dengan wanita. Kaya cewe aja nih yang suka pake perhiasaan. Gue kan cowo jadinya gak pake kaya gitu-gituan.
4.Takut Ketauan udah nikah
Nah, kalo ini yang gak baik, masa takut ketauan kalo udah nikah atau sudah punya ikatan. Berarti ikatannya dan cowo itu gak macho donk... kan penakut.
Tapi yang jelas, biarpun pria gak mau pake cincin. Bukan berarti ia seseorang yang tidak setia kepada pasangannya. Jangan berprasangka buruk terhadap pria atau suami yang tidak mau pake cincin, tanya dulu baik-baik ya. Untuk para suami, nih gue kasih tips buat ngomong ke istri.
Tambahin donk kalo ada alasan lain.....
Terima Kasih
Baca lagi...
Curhat
Tips
Rabu, November 05, 2008
Doa Untuk Ibu Hamil
Doa ini untuk istriku yang sedang hamil, tapi yang utama juga untuk diri ini yang mulai lalai beribadah.
Sempet nyari2 di BLOG orang lain, tapi ada juga dari milis tetangga. Maaf sebelumnya saya jiplak ya....
gak papa kan untuk kebahagiaan umat.
dari Septi Sukmanadji
1. Allahuma faz walazima dama fi batini wasyihi anta syafin la syifa'a ila syifa'uka syifa'un la yughadiru saqama.
2. Allahuma sawirhu fi batini suratan hasanatan wa tsabit qalbaha imanan bika wa birasulika.
3. Allahuma akruhu min batini waqta wiladati sahlan wa tasliman.
4. Allahuma jalhu sahihan kamilan wa'aqilan hadziqan `aliman `amilan.
5. Allahuma tawil `umrahu wa sahih jasadahu wa hasin kuluquhu wa afsih lisanahu wa ahsin suratahu liqira `atilhaditsi wal qur'ani bibarakati muhammadin saw
6. walhamdulillahi robil'alamin.
ARTINYA :
1. Ya Allah, jagalah anaku selama ada di dalam kandunganku dan sembuhkanlah dia, engkaulah adalah Dzat yg bisa menyembuhkan, tak ada obat kecuali obat-Mu yang tidak akan membawa penyakit.
2. Ya Allah, bentukkanlah dia dalam kandunganku dengan bentuk yang bagus dan tetapkanlah iman hatinya pd-Mu dan utusan-Mu.
3. Ya Allah, keluarkanlah dia dari kandunganku pada waktu aku melahirkannya dengan mudah dan selamat.
4. Ya Allah, jadikanlah dia orang yang sehat sempurna, punya akal cerdas, alim, mau mengamalkan ilmunya.
5. Ya Allah, berikanlah dia umur panjang, badan sehat dan budi pekerti yang baik, guna untuk membaca hadist dan Al-quran dengan mendapat berkahnya Nabi Muhammad saw.
6. Segala puji bagi Allah yang menguasai sekalian alam.
lalu dari BLOG http://alqoernia.blogspot.com/2007/11/doa-ibu-hamil.html
Saya dikasih doa-doa untuk ibu hamil dari Guru yang memimpin acara selamatan 7 bulan kehamilan saya, adapun doa-doanya sbb :
Untuk ibu yang sedang hamil, setiap malam dianjurkan untuk membaca :
1. Surat Yusuf
2. Surat Maryam
3. Surat Ar-Rahman
4. Surat Al-Insyirah (Alam Nasroh)
Doa minta anak yang soleh, setiap habis sholat membaca :
Robbi Habli Minassholihin
Doa saat melahirkan, dari pembukaan satu sampai bayi lahir kedunia, bacalah :
Ya Fattah Ya Rohman Ya Rohiim
Untuk bayi yang belum berumur 7 hari, bacakanlah :
Surat An-Nas 100x di ubun-ubun bayi
Semoga doa ini bermanfaat untuk yang membacanya, terutama untuk saya dan keluarga...
AMIN ya Allah Baca lagi...
Sempet nyari2 di BLOG orang lain, tapi ada juga dari milis tetangga. Maaf sebelumnya saya jiplak ya....
gak papa kan untuk kebahagiaan umat.
dari Septi Sukmanadji
1. Allahuma faz walazima dama fi batini wasyihi anta syafin la syifa'a ila syifa'uka syifa'un la yughadiru saqama.
2. Allahuma sawirhu fi batini suratan hasanatan wa tsabit qalbaha imanan bika wa birasulika.
3. Allahuma akruhu min batini waqta wiladati sahlan wa tasliman.
4. Allahuma jalhu sahihan kamilan wa'aqilan hadziqan `aliman `amilan.
5. Allahuma tawil `umrahu wa sahih jasadahu wa hasin kuluquhu wa afsih lisanahu wa ahsin suratahu liqira `atilhaditsi wal qur'ani bibarakati muhammadin saw
6. walhamdulillahi robil'alamin.
ARTINYA :
1. Ya Allah, jagalah anaku selama ada di dalam kandunganku dan sembuhkanlah dia, engkaulah adalah Dzat yg bisa menyembuhkan, tak ada obat kecuali obat-Mu yang tidak akan membawa penyakit.
2. Ya Allah, bentukkanlah dia dalam kandunganku dengan bentuk yang bagus dan tetapkanlah iman hatinya pd-Mu dan utusan-Mu.
3. Ya Allah, keluarkanlah dia dari kandunganku pada waktu aku melahirkannya dengan mudah dan selamat.
4. Ya Allah, jadikanlah dia orang yang sehat sempurna, punya akal cerdas, alim, mau mengamalkan ilmunya.
5. Ya Allah, berikanlah dia umur panjang, badan sehat dan budi pekerti yang baik, guna untuk membaca hadist dan Al-quran dengan mendapat berkahnya Nabi Muhammad saw.
6. Segala puji bagi Allah yang menguasai sekalian alam.
lalu dari BLOG http://alqoernia.blogspot.com/2007/11/doa-ibu-hamil.html
Saya dikasih doa-doa untuk ibu hamil dari Guru yang memimpin acara selamatan 7 bulan kehamilan saya, adapun doa-doanya sbb :
Untuk ibu yang sedang hamil, setiap malam dianjurkan untuk membaca :
1. Surat Yusuf
2. Surat Maryam
3. Surat Ar-Rahman
4. Surat Al-Insyirah (Alam Nasroh)
Doa minta anak yang soleh, setiap habis sholat membaca :
Robbi Habli Minassholihin
Doa saat melahirkan, dari pembukaan satu sampai bayi lahir kedunia, bacalah :
Ya Fattah Ya Rohman Ya Rohiim
Untuk bayi yang belum berumur 7 hari, bacakanlah :
Surat An-Nas 100x di ubun-ubun bayi
Semoga doa ini bermanfaat untuk yang membacanya, terutama untuk saya dan keluarga...
AMIN ya Allah Baca lagi...
Selasa, November 04, 2008
Terperdaya nikmat sehat dan waktu senggang
"Ada dua kenikmatan yang membuat banyak orang terpedaya yakni nikmat sehat dan waktu senggang (Artinya, saat-saat sehat dan waktu senggang / luang orang sering menggunakannya untuk melakukan perbuatan yang sia-sia dan terlarang)"(HR. Bukhari)
Setidaknya setelah membaca YM dari Irvan, hatiku menjadi teringat akan adikku yang sekarang ini sedang mencari pekerjaan.
Kita memang selalu terperdaya atas nikmat yang telah diberikan. Padahal suatu ujian atau cobaan dari Allah itu bukan hanya yang bersifat menderita, sakit atau bahkan sedih. Biasanya kalo kita mendapat ujian/cobaan yang berat-berat dan lebih kearah menderita maka hasilnya akan lulus. Mau ditau buktinya? Coba deh ketika kamu diputusin sama pacar, bagaimana reaksi kamu? Coba kalo kamu kehilangan pekerjaan, bagaimana dengan tingkat ibadah kamu? Lalu bagaimana ketika kamu sedang sakit, pasti yang dilakukan hanya bisa berdoa dan berdoa saja. Biasanya orang ketika mendapat cobaan/ ujian seperti itu akan dengan cepat mendekatkan diri kepada Allah. Memohon ampun atas apa yang sudah ia lakukan, memohon agar dibebaskan dari cobaan/ujian ini. Setidaknya ,kita berusaha mendekatkan diri kepada Allah. Berdoa agar diloloskan ujian/cobaan yang disedang dihadapi.
Tapi bagaimana dengan nikmat yang sehat? Kita juga sering mengabaikan kesehatan kita sendiri, padahal itu merupakan suatu nikmat yang akan kita rasakan ketika kita mendapat sakit. Ya... ketika sakit barulah kita merasakan bahwa sehat itu ternyata nikmat yang luar biasa.
Begitupula dengan waktu senggang yang tertera pada hadist diatas. Disadari atau tidak, kita ini sedang dipacu oleh waktu, dan terus berlari bersama usia yang sebentar lagi mencapai umur kita atau kematian yang kita sendiri saja tidak tahu kapan akan terjadi?
Kadang kita sendiri sampai bingung, mau ngapain ya sekarang? bingung juga nih menghabiskan waktu? atau kok waktunya lama banget ya, kaya gak jalan tuh jamnya?
Nanti setelah waktunya mepet atau mendekati, barulah kita menyadari ....oh iya, kenapa gak dari kemarin-kemarin ya aku melakukannya (hanya penyesalan yang terjadi).
Padahal masih banyak hal-hal positif yang masih bisa kita kerjakan, yang masih bisa bermanfaat, yang masih bisa memberikan pahala setidaknya untuk kita sendiri, yang masih bisa membantu terhadap sesama.
Padahal waktu terus berjalan dan berjalan terus tanpa pernah berhenti untuk menunggu kita yang sedang beristirahat. Beristirahat ? Yup, ketika kita istirahat pun waktu tidak pernah berhenti, pernah gak menghitung jam tidur kita? Seandainya dalam sehari kita tidur 8 jam. Berarti kita tidur 1/3 waktu dalam sehari (tidur 8 jam, waktu sehari 24 jam jadinya 8/24 = 1/3 hari.
Apabila usia kita hanya sampai 60 tahun, berarti kita mengalami tidur selama 20 tahun ( 60* 1/3 = 20 tahun). Dua puluh tahun cuma buat tidur, belum lagi ditambah dengan main-main,bengong, dll yang menghabiskan waktu tanpa ada manfaatnya??
Bisa dihitungkan waktu efektif kita hidup didunia ini?
Ayo, pergunakanlah waktu mu sebaik-baiknya....!!
NB: Untuk Adikku semoga engkau cepat menyadari semuanya, dan juga untuk diriku yang juga memang terkadang meremehkan waktu.
Baca lagi...
Setidaknya setelah membaca YM dari Irvan, hatiku menjadi teringat akan adikku yang sekarang ini sedang mencari pekerjaan.
Kita memang selalu terperdaya atas nikmat yang telah diberikan. Padahal suatu ujian atau cobaan dari Allah itu bukan hanya yang bersifat menderita, sakit atau bahkan sedih. Biasanya kalo kita mendapat ujian/cobaan yang berat-berat dan lebih kearah menderita maka hasilnya akan lulus. Mau ditau buktinya? Coba deh ketika kamu diputusin sama pacar, bagaimana reaksi kamu? Coba kalo kamu kehilangan pekerjaan, bagaimana dengan tingkat ibadah kamu? Lalu bagaimana ketika kamu sedang sakit, pasti yang dilakukan hanya bisa berdoa dan berdoa saja. Biasanya orang ketika mendapat cobaan/ ujian seperti itu akan dengan cepat mendekatkan diri kepada Allah. Memohon ampun atas apa yang sudah ia lakukan, memohon agar dibebaskan dari cobaan/ujian ini. Setidaknya ,kita berusaha mendekatkan diri kepada Allah. Berdoa agar diloloskan ujian/cobaan yang disedang dihadapi.
Tapi bagaimana dengan nikmat yang sehat? Kita juga sering mengabaikan kesehatan kita sendiri, padahal itu merupakan suatu nikmat yang akan kita rasakan ketika kita mendapat sakit. Ya... ketika sakit barulah kita merasakan bahwa sehat itu ternyata nikmat yang luar biasa.
Begitupula dengan waktu senggang yang tertera pada hadist diatas. Disadari atau tidak, kita ini sedang dipacu oleh waktu, dan terus berlari bersama usia yang sebentar lagi mencapai umur kita atau kematian yang kita sendiri saja tidak tahu kapan akan terjadi?
Kadang kita sendiri sampai bingung, mau ngapain ya sekarang? bingung juga nih menghabiskan waktu? atau kok waktunya lama banget ya, kaya gak jalan tuh jamnya?
Nanti setelah waktunya mepet atau mendekati, barulah kita menyadari ....oh iya, kenapa gak dari kemarin-kemarin ya aku melakukannya (hanya penyesalan yang terjadi).
Padahal masih banyak hal-hal positif yang masih bisa kita kerjakan, yang masih bisa bermanfaat, yang masih bisa memberikan pahala setidaknya untuk kita sendiri, yang masih bisa membantu terhadap sesama.
Padahal waktu terus berjalan dan berjalan terus tanpa pernah berhenti untuk menunggu kita yang sedang beristirahat. Beristirahat ? Yup, ketika kita istirahat pun waktu tidak pernah berhenti, pernah gak menghitung jam tidur kita? Seandainya dalam sehari kita tidur 8 jam. Berarti kita tidur 1/3 waktu dalam sehari (tidur 8 jam, waktu sehari 24 jam jadinya 8/24 = 1/3 hari.
Apabila usia kita hanya sampai 60 tahun, berarti kita mengalami tidur selama 20 tahun ( 60* 1/3 = 20 tahun). Dua puluh tahun cuma buat tidur, belum lagi ditambah dengan main-main,bengong, dll yang menghabiskan waktu tanpa ada manfaatnya??
Bisa dihitungkan waktu efektif kita hidup didunia ini?
Ayo, pergunakanlah waktu mu sebaik-baiknya....!!
NB: Untuk Adikku semoga engkau cepat menyadari semuanya, dan juga untuk diriku yang juga memang terkadang meremehkan waktu.
Baca lagi...
Curhat
Tausiah
USO Yang Terancam Krisis Ekonomi Global
Tugas Kuliah Sistem Telekomunikasi Wireless
Muhammad Asvial
Krisis Ekonomi Global
Saat ini perhatian masyarakat diseluruh dunia pada umumnya dan Indonesia pada khususnya sedang tersedot ke arah krisis keuangan di Amerika Serikat yang menurut prediksi merembet menjadi krisis keuangan global. Tentunya dampak dari krisis ini pasti akan merembet ke bisnis telekomunikasi, bahkan tidak jarang pula naik turunnya Index Harga Saham Gabungan (IHSG) sangat dipengaruhi oleh fluktuasi saham-saham sejumlah perusahaan telekomunikasi selain tentu saja sejumlah saham dari sektor pertabangan, perkebunan dan properti. Apalagi saat ini perusahaan - perusahaan telekomunikasi di Indonesia banyak yang sebagian sahamnya dimiliki oleh investor asing. Lalu bagaimana nasibnya ketika dibisnis ini sedang gencar-gencarnya perang tarif antar produk operator telekomunikasi.
Bila dilihat dari jumlah pelanggannya justru menunjukkan pertumbuhan yang signifikan. Karena tidak terlihat adanya penurunan permintaan dari pelanggan telekomunikasi. Bisa dibilang industi telekomunikasi masih bisa bertahan dan pengembangan usahanya relatif lebih cepat. Berbagai promosi yang ditawarkan kepada pelanggan masih sangat terjangkau oleh masyarakat. Alhasil, dengan tingkat daya beli masyarakat yang masih tinggi, tentu revenue dari operator tidak akan menurun. Tapi apakah semua operator telekomunikasi masih bisa bertahan dan cukup kuat menghadapinya ?
Kekuatan Operator Telekomunikasi
Ada cara untuk melihat kekuatan operator telekomunikasi, yaitu dengan melihat EBITDA perusahaan tersebut. EBITDA adalah earning before interest,taxes, depreciation and amortization, yaitu pendapatan sebelum dipotong bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi. EBITDA bisa dihitung dengan mengurangi pendapatan usaha (operationg revenue) dengan beban usaha (operationg expenxes). Hasilnya,laba usaha (operating income) yang secara umum bisa disamakan dengan EBITDA ini. Beban usaha terdiri dari biaya SDM, marketing, biaya perawatn dan operasi serta bisaya umum dan administrasi. Hasil akhir EBITDA adalah laba bersih yang menunjukkan keuntungan besih hasil usaha selama setahun.
Makin besar EBITDA berarti penjualan produk operator tersebut laku, produknya diminati masyarakat amak masyarakat membayar lebih banyak ke operator tersebut. Persoalannya, darimana operator membiayai produksinya ? Tentu saja dari biaya operasi mereka maupaun biaya modal mereka yang berarti bisa berasal dari pemegang saham atauapun dari perbankkan.
Banyak juga pendapat dari para pengamat Telekomunikasi yang menyatakan meski efek domino krisis finansial Amerika Serikat akan mempengaruhi sektor perekonomian di Indonesia akan tetapi hal tersebut belum berlaku cukup serius bagi sektor telekomunikasi. Itu terbukti dari kekuatan para operator telekomunikasi yang semakin berani menawarkan tarif-tarif murah untuk menjaring pelanggan . Bagaimanapun juga, porsi kue bisnis dari telekomunikasi di Indonesia masih sangat besar dan sangatlah wajar jika masih banyak investor asing yang sangat berminat untuk mencicipi kue tersebut.
Teledensitas Rendah
Kenapa kue tersebut masih cukup banyak ? Karena perbandingan antara jumlah pengguna telekomunikasi dengan jumlah penduduk Indonesia masih sangat jauh. Masih banyak penduduk yang belum bisa menikmati fasilitas telekomunikasi. Bisa dibilang juga kalo pertumbuhan telekomunikasi secara langsung muapun tidak langsung akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Bagaimana mungkin pertumbuhan ekonomi kita maju dan berkembang , fasilitas telekomunikasi saja masih belum menyentuh daerah-daerah terpencil di negara ini. Oleh karena itu isu yang paling hangat dalam beberapa tahun terakhir ini adalah mengenai sebaran fasilitas telekomunikasi di Indonesia, dimana untuk meningkatkan teledensitas tekomunikasi di Indonesia dan juga mengatasi ketertinggalan di wilayah-wilayah Indonesia. Karena di Indoneisa sendiri isu mengenai teledensitas, yaitu rasio jumlah pengguna telepon tetap berbanding 100 jumlah penduduk. Menurut data dari International Telecommunication Union (ITU), diantara beberapa negara ASEAN pada tahun 2003, teledensitas di Negara ini hanya mencapai posisi ketujuh. Berikut tabel teledensitas dari beberapa negara di ASEAN .
NEGARA Teledensitas
Singapura 47.14 %
Brunei 25.86 %
Malaysia 18.16 %
Thailand 10.55 %
Vietnam 5.41 %
Filipina 4 %
Indonesia 3.59 %
Kamboja 0.25 %
Laos 0.96 %
Myanmar 0.72 %
Tabel 1. Teledensitas di ASEAN tahun 2003 (sumber ITU)
Teledensitas itu sendiri sering dikaitkan dengan pertumbuhan ekonomi di negara tersebut. Dengan peningkatan teledensitas telekomunikasi sebesar 1 % maka akan mendorong pertumbuhan ekonomi 3 % ( survey dari ITU ). Maka sangatlah wajar kalo negara ini masih belum menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang besar, karena teledensitas negara ini pun masih jauh dari negara-negara maju yang sudah mencapai hampir 50 % teledensitas telekomunikasi.
Pembukaan Kembali Tender USO
Untuk itu pemerintah membuka kembali tender untuk pengadaan infrastuktur sarana telepon pedesaan berbasis Universal Service Obligation (USO) yang sempat tertunda pelaksanaanya akibat perkara hukum.
Sesungguhnya realisasi USO sudah sempat berjalan di tahun 2008 ini, namun ditengah-tengah prosesnya tiba-tiba pihak panitia USO menyatakan tak ada pemenang tender. Karena itu berakibat diangkatnya kasus ini ke pengadilan. Pada awalnya, Departemen Komunikasi dan Informasi ( Depkominfo ) dinyatakan bersalah oleh pengadilan karena menghentikan tender USO secara sepihak. PT.ACeS ( Asia Cellular Satellite Indonesia ) selaku salah satu pengikut tender yang masih bertahan melaporkan masalahnya ke pihak pengadilan. Kemudian pihak Depkominfo melakukan banding setelah mengundang beberapa pihak untuk menyuarakan opini independenya terhadap kasus ini. Ada beberapa universitas termuka di negeri ini yang menyatakan opini realistis mereka tentang kasus USO. Diantaranya adalah Universitas Indonesia, Universitas Padjadjaran dan Universitas Airlangga. Mereka memberikan pendapatnya bahwa Depkominfo memang dalam posisi yang benar. Setelah itu maka hasil naik banding yang dinyatakan dimenangi oleh pihak Depkominfo. Pihak ACeS pun akhirnya tidak melakukan kasasi terhadap putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, dan menerima putusan banding.
Setelah adanya hasil dari pengadilan, maka pemerintah langsung mengadakan tender ulang yang pendaftarannya berlangsung seminggu yang lalu. Bahkan PT.ACeS pun ikut mendaftar untuk mengikuti tender ulang USO. Tapi ada satu hal yang membedakan antara penyelenggaraan tender USO tahun ini dengan tahun lalu. Dimana pada tender USO sebelumnya, peserta tender berasal dari penyelenggara jaringan dan penyelenggara jasa telekomunikasi, sedangkan pada tahun ini hanya berasal dari penyelenggara jaringan telekomunikasi saja.
Disamping itu pemerintah juga menginginkan agar pelaksanaan proyek oleh pemenang bisa berjalan lancar dan sesuai waktu yang diinginkan. Sehingga hanya perusahaan yang berpengalaman saja yang bisa ikut. Tapi yang paling mengejutkan adalah pemerintah juga membatasi perusahaan yang ikut tender mempunyai kepemilikan saham asing diluar portfolio dibatasi kurang atau sama dengan 49 persen. Kita lihat saja nanti siapa pemenangnya.
Kenapa USO gagal tahun lalu?
USO merupakan program pemerintah dalam memberikan fasilitas telekomunikasi bagi 38 ribu desa terpencil yang dibagi dalam 11 blok dari seluruh Indonesia. Proses tender yang bernilai sekitar 1,162 triliun ini sebenarnya telah dilakukan pada akhir 2007 yang lalu. Namun karena alasan tidak ada peserta yang memenuhi persyaratan teknis, maka pemerintah memutuskan tidak ada pemenang dan berjanji akan melakukan tender ulang. Keputusan itulah yang sempat diprotes oleh salah satu peserta tender yang masih bertahan yaitu PT.ACeS dan sempat memperkarakan di pengadilan. Bahkan Menkomifo menegaskan bahwa layanan USO menggunakan teknologi yang modern dan lengkap.
Peserta tender USO pada tahun lalu mencapai 24 perusahaan telekomunikasi kelas atas maupun kelas menengah. Namun dalam perjalanannya beberapa perusahaan kelas atas malah mengundurkan diri terlebih dahulu . Seperti PT. Bakrie Telecom yang mengundurkan diri dengan alasan ingin berkonsentrasi setelah mendapatkan lisensi SLI, diikuti oleh PT. Indosat yang beralasan karena khawatir tidak bisa memenuhi kewajiban pembangunan infrasturktur jaringan layanan USO tersebut . Setelah itu diikuti oleh PT. Excelcomindo , PT. Aplikasinusa Lintasartha dan lain-lain. Dengan pengunduran diri dari para perusahaan telekomunikasi papan atas berarti bisa menunjukkan bahwa minat para peserta tender USO sangatlah kurang dan juga menunjukkan ketidakseriusan mereka dalam mengikuti tender.
Pengaruh Krisis Ekonomi terhadap Penyelenggaraaan USO
Lalu bagaimana dengan pengaruh krisis ekonomi global terhadap penyelenggaraan tender USO ? Dari pengalaman pada krisis tahun 1998 dimana industri telekomunikasi merupakan salah satu sektor yang terimbas cukup telak seperti terhentinya pola kerjasama operasional (KSO) pembangunan telekomunikasi. Apabila dilihat dari tujuannya KSO tentu memiliki maksud yang sama dengan USO.
Tentunya kita tidak ingin kenangan tragis menimpa USO juga seperti yang menimpa KSO. Tapi ketika sejumlah sektor lainnya masih belum pulih, sektor telekomunikasi malah masih bertahan hidup dan cepat mengembangkan usahanya lagi. Apalagi sekarang kondisi nya tidak berada dalam bisnis monopoli, dalam artian secara dasarnya bisnis telekomunikasi lebih bisa bertahan dengan adanya persaingan kompetisi antara perusahaan telekomunikasi. Hanya saja, kalau krisis ini terjadi berkepanjangan seperti pada tahun 1998 , bagaimana nasib perusahaan telekomunikasi ? Mungkin bagi perusahaan telekomunikasi belum terlalu terasa apabila krisis terjadi hanya sekitar empat sampai enam bulan. Lalu bagaimana dengan USO ? sudah jelas proyek pengerjaan USO akan berlangsung dalam jangka waktu yang cukup lama, maka ada kemungkinan pengerjaan USO yang akan semakin tertunda apabila krisis global berlangsung secara terus menerus.
Penggunaan Produksi dalam Negeri
Pada bisnis telekomunikasi sendiri , investor asing hampir menguasai sebagian bisnis telekomunikasi di Indonesia. Bisa dilihat pada tabel dibawah dimana para perusahaan telekomunikasi setidaknya sebagian sahamnya dikuasai oleh negara asing.
Perusahaan Investor Asing
XL 99,80
Natrindo (NTS) 95
Sampoerna (STI) 75
Hutchison CPT 60
Indosat 40
Telkomsel 35
Tabel 2. Jumlah dalam persen kepemilikan investor asing
terhadap operator di Indonesia
Berarti kita harus kembangkan penelitian dan produksi dalam negeri yang nantinya bisa digunakan untuk perkembangan telekomunikasi dinegara ini. Pentingnya menggunakan produk dalam negeri tidak semata-mata berupa himbauan akan tetapi harus merupakan implementasi yang harus dilaksanakan , kalau perlu diterbitkan peraturan pemerintah akan penggunaan hal tersebut.
Demikian pula pada proyek penyediaan akses telekomunikasi ( USO ) ke pedesaan seluruh Indonesia , bisa jadi diwajibkan memiliki perangkat yang tingkat komponen dalam negerinya sudah dibatasi secara minimal dengan angka prosentasi tertentu. Sehingga apabila nanti ditengah jalan, dan krisis ekonomi global belum selesai maka pembelian dari produksi luar negeri bisa dikurangi dan memperbanyak membeli dari produksi dalam negeri. Meskipun kehadiran investor asing sangat dibutuhkan akan tetapi kita berharap pemerintah berupaya melindungi industri dalam negeri dalam batasan-batasan tertentu secara fair.
Semoga saja krisis global yang terjadi sekarang ini tidak berlangsung cukup lama, sehingga proyek USO masih bisa diandalkan untuk penyediaan layanan telekomunikasi di pelosok-pelosok . Dan kita bisa mengatasi ketertinggalan beberapa daerah terpencil di negara yang tercinta ini.
Bima Indra Gunawan
Mahasiswa Manajemen Telekomunikasi
Teknik Elektro
Universitas Indonesia
Baca lagi...
Muhammad Asvial
Krisis Ekonomi Global
Saat ini perhatian masyarakat diseluruh dunia pada umumnya dan Indonesia pada khususnya sedang tersedot ke arah krisis keuangan di Amerika Serikat yang menurut prediksi merembet menjadi krisis keuangan global. Tentunya dampak dari krisis ini pasti akan merembet ke bisnis telekomunikasi, bahkan tidak jarang pula naik turunnya Index Harga Saham Gabungan (IHSG) sangat dipengaruhi oleh fluktuasi saham-saham sejumlah perusahaan telekomunikasi selain tentu saja sejumlah saham dari sektor pertabangan, perkebunan dan properti. Apalagi saat ini perusahaan - perusahaan telekomunikasi di Indonesia banyak yang sebagian sahamnya dimiliki oleh investor asing. Lalu bagaimana nasibnya ketika dibisnis ini sedang gencar-gencarnya perang tarif antar produk operator telekomunikasi.
Bila dilihat dari jumlah pelanggannya justru menunjukkan pertumbuhan yang signifikan. Karena tidak terlihat adanya penurunan permintaan dari pelanggan telekomunikasi. Bisa dibilang industi telekomunikasi masih bisa bertahan dan pengembangan usahanya relatif lebih cepat. Berbagai promosi yang ditawarkan kepada pelanggan masih sangat terjangkau oleh masyarakat. Alhasil, dengan tingkat daya beli masyarakat yang masih tinggi, tentu revenue dari operator tidak akan menurun. Tapi apakah semua operator telekomunikasi masih bisa bertahan dan cukup kuat menghadapinya ?
Kekuatan Operator Telekomunikasi
Ada cara untuk melihat kekuatan operator telekomunikasi, yaitu dengan melihat EBITDA perusahaan tersebut. EBITDA adalah earning before interest,taxes, depreciation and amortization, yaitu pendapatan sebelum dipotong bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi. EBITDA bisa dihitung dengan mengurangi pendapatan usaha (operationg revenue) dengan beban usaha (operationg expenxes). Hasilnya,laba usaha (operating income) yang secara umum bisa disamakan dengan EBITDA ini. Beban usaha terdiri dari biaya SDM, marketing, biaya perawatn dan operasi serta bisaya umum dan administrasi. Hasil akhir EBITDA adalah laba bersih yang menunjukkan keuntungan besih hasil usaha selama setahun.
Makin besar EBITDA berarti penjualan produk operator tersebut laku, produknya diminati masyarakat amak masyarakat membayar lebih banyak ke operator tersebut. Persoalannya, darimana operator membiayai produksinya ? Tentu saja dari biaya operasi mereka maupaun biaya modal mereka yang berarti bisa berasal dari pemegang saham atauapun dari perbankkan.
Banyak juga pendapat dari para pengamat Telekomunikasi yang menyatakan meski efek domino krisis finansial Amerika Serikat akan mempengaruhi sektor perekonomian di Indonesia akan tetapi hal tersebut belum berlaku cukup serius bagi sektor telekomunikasi. Itu terbukti dari kekuatan para operator telekomunikasi yang semakin berani menawarkan tarif-tarif murah untuk menjaring pelanggan . Bagaimanapun juga, porsi kue bisnis dari telekomunikasi di Indonesia masih sangat besar dan sangatlah wajar jika masih banyak investor asing yang sangat berminat untuk mencicipi kue tersebut.
Teledensitas Rendah
Kenapa kue tersebut masih cukup banyak ? Karena perbandingan antara jumlah pengguna telekomunikasi dengan jumlah penduduk Indonesia masih sangat jauh. Masih banyak penduduk yang belum bisa menikmati fasilitas telekomunikasi. Bisa dibilang juga kalo pertumbuhan telekomunikasi secara langsung muapun tidak langsung akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Bagaimana mungkin pertumbuhan ekonomi kita maju dan berkembang , fasilitas telekomunikasi saja masih belum menyentuh daerah-daerah terpencil di negara ini. Oleh karena itu isu yang paling hangat dalam beberapa tahun terakhir ini adalah mengenai sebaran fasilitas telekomunikasi di Indonesia, dimana untuk meningkatkan teledensitas tekomunikasi di Indonesia dan juga mengatasi ketertinggalan di wilayah-wilayah Indonesia. Karena di Indoneisa sendiri isu mengenai teledensitas, yaitu rasio jumlah pengguna telepon tetap berbanding 100 jumlah penduduk. Menurut data dari International Telecommunication Union (ITU), diantara beberapa negara ASEAN pada tahun 2003, teledensitas di Negara ini hanya mencapai posisi ketujuh. Berikut tabel teledensitas dari beberapa negara di ASEAN .
NEGARA Teledensitas
Singapura 47.14 %
Brunei 25.86 %
Malaysia 18.16 %
Thailand 10.55 %
Vietnam 5.41 %
Filipina 4 %
Indonesia 3.59 %
Kamboja 0.25 %
Laos 0.96 %
Myanmar 0.72 %
Tabel 1. Teledensitas di ASEAN tahun 2003 (sumber ITU)
Teledensitas itu sendiri sering dikaitkan dengan pertumbuhan ekonomi di negara tersebut. Dengan peningkatan teledensitas telekomunikasi sebesar 1 % maka akan mendorong pertumbuhan ekonomi 3 % ( survey dari ITU ). Maka sangatlah wajar kalo negara ini masih belum menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang besar, karena teledensitas negara ini pun masih jauh dari negara-negara maju yang sudah mencapai hampir 50 % teledensitas telekomunikasi.
Pembukaan Kembali Tender USO
Untuk itu pemerintah membuka kembali tender untuk pengadaan infrastuktur sarana telepon pedesaan berbasis Universal Service Obligation (USO) yang sempat tertunda pelaksanaanya akibat perkara hukum.
Sesungguhnya realisasi USO sudah sempat berjalan di tahun 2008 ini, namun ditengah-tengah prosesnya tiba-tiba pihak panitia USO menyatakan tak ada pemenang tender. Karena itu berakibat diangkatnya kasus ini ke pengadilan. Pada awalnya, Departemen Komunikasi dan Informasi ( Depkominfo ) dinyatakan bersalah oleh pengadilan karena menghentikan tender USO secara sepihak. PT.ACeS ( Asia Cellular Satellite Indonesia ) selaku salah satu pengikut tender yang masih bertahan melaporkan masalahnya ke pihak pengadilan. Kemudian pihak Depkominfo melakukan banding setelah mengundang beberapa pihak untuk menyuarakan opini independenya terhadap kasus ini. Ada beberapa universitas termuka di negeri ini yang menyatakan opini realistis mereka tentang kasus USO. Diantaranya adalah Universitas Indonesia, Universitas Padjadjaran dan Universitas Airlangga. Mereka memberikan pendapatnya bahwa Depkominfo memang dalam posisi yang benar. Setelah itu maka hasil naik banding yang dinyatakan dimenangi oleh pihak Depkominfo. Pihak ACeS pun akhirnya tidak melakukan kasasi terhadap putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, dan menerima putusan banding.
Setelah adanya hasil dari pengadilan, maka pemerintah langsung mengadakan tender ulang yang pendaftarannya berlangsung seminggu yang lalu. Bahkan PT.ACeS pun ikut mendaftar untuk mengikuti tender ulang USO. Tapi ada satu hal yang membedakan antara penyelenggaraan tender USO tahun ini dengan tahun lalu. Dimana pada tender USO sebelumnya, peserta tender berasal dari penyelenggara jaringan dan penyelenggara jasa telekomunikasi, sedangkan pada tahun ini hanya berasal dari penyelenggara jaringan telekomunikasi saja.
Disamping itu pemerintah juga menginginkan agar pelaksanaan proyek oleh pemenang bisa berjalan lancar dan sesuai waktu yang diinginkan. Sehingga hanya perusahaan yang berpengalaman saja yang bisa ikut. Tapi yang paling mengejutkan adalah pemerintah juga membatasi perusahaan yang ikut tender mempunyai kepemilikan saham asing diluar portfolio dibatasi kurang atau sama dengan 49 persen. Kita lihat saja nanti siapa pemenangnya.
Kenapa USO gagal tahun lalu?
USO merupakan program pemerintah dalam memberikan fasilitas telekomunikasi bagi 38 ribu desa terpencil yang dibagi dalam 11 blok dari seluruh Indonesia. Proses tender yang bernilai sekitar 1,162 triliun ini sebenarnya telah dilakukan pada akhir 2007 yang lalu. Namun karena alasan tidak ada peserta yang memenuhi persyaratan teknis, maka pemerintah memutuskan tidak ada pemenang dan berjanji akan melakukan tender ulang. Keputusan itulah yang sempat diprotes oleh salah satu peserta tender yang masih bertahan yaitu PT.ACeS dan sempat memperkarakan di pengadilan. Bahkan Menkomifo menegaskan bahwa layanan USO menggunakan teknologi yang modern dan lengkap.
Peserta tender USO pada tahun lalu mencapai 24 perusahaan telekomunikasi kelas atas maupun kelas menengah. Namun dalam perjalanannya beberapa perusahaan kelas atas malah mengundurkan diri terlebih dahulu . Seperti PT. Bakrie Telecom yang mengundurkan diri dengan alasan ingin berkonsentrasi setelah mendapatkan lisensi SLI, diikuti oleh PT. Indosat yang beralasan karena khawatir tidak bisa memenuhi kewajiban pembangunan infrasturktur jaringan layanan USO tersebut . Setelah itu diikuti oleh PT. Excelcomindo , PT. Aplikasinusa Lintasartha dan lain-lain. Dengan pengunduran diri dari para perusahaan telekomunikasi papan atas berarti bisa menunjukkan bahwa minat para peserta tender USO sangatlah kurang dan juga menunjukkan ketidakseriusan mereka dalam mengikuti tender.
Pengaruh Krisis Ekonomi terhadap Penyelenggaraaan USO
Lalu bagaimana dengan pengaruh krisis ekonomi global terhadap penyelenggaraan tender USO ? Dari pengalaman pada krisis tahun 1998 dimana industri telekomunikasi merupakan salah satu sektor yang terimbas cukup telak seperti terhentinya pola kerjasama operasional (KSO) pembangunan telekomunikasi. Apabila dilihat dari tujuannya KSO tentu memiliki maksud yang sama dengan USO.
Tentunya kita tidak ingin kenangan tragis menimpa USO juga seperti yang menimpa KSO. Tapi ketika sejumlah sektor lainnya masih belum pulih, sektor telekomunikasi malah masih bertahan hidup dan cepat mengembangkan usahanya lagi. Apalagi sekarang kondisi nya tidak berada dalam bisnis monopoli, dalam artian secara dasarnya bisnis telekomunikasi lebih bisa bertahan dengan adanya persaingan kompetisi antara perusahaan telekomunikasi. Hanya saja, kalau krisis ini terjadi berkepanjangan seperti pada tahun 1998 , bagaimana nasib perusahaan telekomunikasi ? Mungkin bagi perusahaan telekomunikasi belum terlalu terasa apabila krisis terjadi hanya sekitar empat sampai enam bulan. Lalu bagaimana dengan USO ? sudah jelas proyek pengerjaan USO akan berlangsung dalam jangka waktu yang cukup lama, maka ada kemungkinan pengerjaan USO yang akan semakin tertunda apabila krisis global berlangsung secara terus menerus.
Penggunaan Produksi dalam Negeri
Pada bisnis telekomunikasi sendiri , investor asing hampir menguasai sebagian bisnis telekomunikasi di Indonesia. Bisa dilihat pada tabel dibawah dimana para perusahaan telekomunikasi setidaknya sebagian sahamnya dikuasai oleh negara asing.
Perusahaan Investor Asing
XL 99,80
Natrindo (NTS) 95
Sampoerna (STI) 75
Hutchison CPT 60
Indosat 40
Telkomsel 35
Tabel 2. Jumlah dalam persen kepemilikan investor asing
terhadap operator di Indonesia
Berarti kita harus kembangkan penelitian dan produksi dalam negeri yang nantinya bisa digunakan untuk perkembangan telekomunikasi dinegara ini. Pentingnya menggunakan produk dalam negeri tidak semata-mata berupa himbauan akan tetapi harus merupakan implementasi yang harus dilaksanakan , kalau perlu diterbitkan peraturan pemerintah akan penggunaan hal tersebut.
Demikian pula pada proyek penyediaan akses telekomunikasi ( USO ) ke pedesaan seluruh Indonesia , bisa jadi diwajibkan memiliki perangkat yang tingkat komponen dalam negerinya sudah dibatasi secara minimal dengan angka prosentasi tertentu. Sehingga apabila nanti ditengah jalan, dan krisis ekonomi global belum selesai maka pembelian dari produksi luar negeri bisa dikurangi dan memperbanyak membeli dari produksi dalam negeri. Meskipun kehadiran investor asing sangat dibutuhkan akan tetapi kita berharap pemerintah berupaya melindungi industri dalam negeri dalam batasan-batasan tertentu secara fair.
Semoga saja krisis global yang terjadi sekarang ini tidak berlangsung cukup lama, sehingga proyek USO masih bisa diandalkan untuk penyediaan layanan telekomunikasi di pelosok-pelosok . Dan kita bisa mengatasi ketertinggalan beberapa daerah terpencil di negara yang tercinta ini.
Bima Indra Gunawan
Mahasiswa Manajemen Telekomunikasi
Teknik Elektro
Universitas Indonesia
Baca lagi...
Curhat
Telekomunikasi
Langganan:
Postingan (Atom)